Dentuman musik dan sorot lampu ikut meramaikan suasana Diamond bar, sebuah club malam yang cukup tersohor dikalangan orang-orang menengah ke atas. Tempat hiburan tersebut menyajikan berbagai fasilitas mewah dengan harga yang tak tanggung-tanggung.
Seorang laki-laki tengah menyesap minuman di sebuah area khusus kalangan tamu VIP. Ia masih menikmati minumannya sembari menatap orang-orang yang tengah meliukkan tubuh mereka mengikuti alunan musik. Ia bahkan tak menyadari ketika seseorang menghampirinya.
"Kau merindukanku?" Tanya laki-laki berbadan tinggi bak model sementara laki-laki yang ditanya hanya melirik sebentar dan kembali menatap kerumunan orang yang masih asik dengan kegiatan mereka.
"Apa ada berita gembira atau justru sebaliknya?" Lanjut laki-laki jangkung tersebut yang seketika sudah duduk di samping laki-laki yang ditanyai tersebut.
"Eiy...kau tak ingin menjawab pertanyaan sahabatmu ini? Padahal aku sudah bersusah payah datang ke sini" Lanjutnya. Sekali lagi laki-laki yang ditanyai hanya diam dan tak berminat menjawab.
"Yak! Kim Daniel! Kalau kau memanggilku hanya untuk diabaikan, lebih baik aku pergi. Masih banyak urusan yang harus aku lakukan!" Katanya menaikkan nada bicara. Sedangkan yang dibentak hanya mendicih dan kembali menikmati minumannya.
"Kau mengabaikanku lagi? Yak! Pemilik club ini sendiri sudah berbaik hati mendatangimu tapi kau hanya membuatku naik darah saja" lanjutnya lagi kali ini hendak meninggalkan laki-laki bernama Kim Daniel itu.
Ya, Hajoon adalah pemilik dari beberapa tempat hiburan yang cukup tersohor, salah satunya adalah Diamond bar ini. Dia juga merupakan sahabat dari Kim Daniel.
"Oke, oke aku akan berbicara padamu" jawab Daniel sembari melambaikan? sebelah tangannya menyuruh laki-laki pemilik Diamond bar tersebut untuk duduk kembali.
"Jadi, apa kali ini kau-"
"Aku rasa aku butuh hiburan baru" ujar Daniel kemudian menyesap minumannya.
"Kau yakin? Bagaimana dengan kekasihmu itu tuan Kim?" Tanya Hajoon. Dia tahu bahwa yang dimaksud 'baru' adalah perempuan penghibur.
"Sudah putus" jawabnya enteng. Sedangkan Hajoon hanya bisa tertawa.
"Benarkah? Aku sudah mendengar itu belasan kali sepertinya" Daniel tak menjawab.
"Apa dia kurang memuaskan? Itu sebabnya kau kembali mencari wanita lain?"
"Mulutmu! Kau pikir aku orang sepertimu yang hanya mementingkan nafsu saja. Kau tahu aku tidak akan pernah menyentuh dia, dia terlalu berharga untuk di perlakukan seperti itu" ucap Daniel ketus.
"Hei bung berkacalah, kau lupa? Kau juga meniduri banyak wanita penghibur"
"Setidaknya itu pekerjaan mereka, mereka juga mendapatkan imbalan. Bukankah itu sudah sewajarnya?"
"Ya...ya terserah padamu tuan" jawab Hajoon malas.
"Kau tau dia berbeda dari perempuan-perempun itu, dia istimewa. Kau tahu aku sangat menyukainya, kau juga tahukan apapun yang ia minta akan aku kabulkan. Itu semua aku lakukan karena aku tidak mau kehilangannya" Kata Daniel dengan senyum dipaksakan yang menghiasi bibirnya.
"Dia bermain di belakangmu lagi?" Tebak Hajoon, Daniel hanya mendengus sebagai jawaban.
"Aku heran padamu, sudah berulang kali dia mempermainkanmu tapi kau masih bisa memaafkannya. Sebenarnya apa yang ada di otakmu itu?"
Daniel mengedikan bahunya acuh, ia kembali menenggak habis minuman di gelasnya. Sementara Hajoon hanya bisa mengelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu.
"Aku sering berpikir apa kalian akan punya masa depan dengan hubungan kalian ini?" Ucap Hajoon membuat atensi Daniel tertuju padanya.
"Apa maksudmu?"
"Apa cinta benar-benar membuatmu buta seperti ini?" Daniel tak menjawab.
"Ya... Cinta memang membuat kita buta" jawab Hajoon sendiri yang kini justru terkekeh dengan apa yang baru saja ia ucapkan.
"Tidak seperti sebelumnya, dia terlihat sangat bahagia dengan laki-laki itu" Daniel kembali membuka suara. Sorot matanya berubah jadi sendu, sat mengingat kejadian beberapa saat yang lalu.
"Bukankah dia selalu terlihat bahagia dengan laki-laki manapun? Tentu dengan uang mereka"
"Entahlah, kali ini aku merasa sikapnya sangat berbeda. Asal kau tahu mereka sudah bermain di belaKimku selama lebih dari empat bulan" Hajoon tersedak minumannya sendiri.
"Daebak! Ini rekor terlama dia berselingkuh"
"Apa itu pantas mendapat pujian?" Tanya Daniel tak suka sementara Hajoon hanya terkekeh.
"Dan kau dengan bodohnya masih bersikap baik-baik saja?" Tanya Hajoon kembali.
"Entahlah, kali ini aku merasa sudah lelah"
Daniel memang dikenal senang bermain dengan wanita, namun siapa yang tahu jika sampai saat ini ia hanya menjalin hubungan serius dengan satu orang saja. Perempuan yang sangat ia sayangi, cinta pertamanya. Mereka sudah menjalin hubungan sejak usia mereka belasan tahun. Anggaplah Daniel sebagai budak cinta, ia selalu menuruti kemauan sang kekasih. Ia bahkan rela diduakan, berpura-pura tidak tahu dan tak pernah ambil pusing dengan hal tersebut, toh perempuan itu pasti kembali lagi padanya. Namun sepertinya kali ini ia harus menelan kenyataan pahit. Kekasih yang sangat ia puja sepertinya mempunyai tambatan hati yang baru.
"APA?! BERANI-BERANINYA, ORANG ITU SELINGKUH!" Teriak Sina.
Mina hanya sesenggukan dan kembali menenggak minumannya, rambut panjangnya sudah acak-acakan dan pakaian kantornya yang semula rapi kini sudah kusut. Sina yang sudah naik pitam menyeret sahabatnya untuk keluar dari tempat itu. Tidak lama mereka berjalan, Mina berhenti hingga membuat Sina juga ikut berhenti. Mata sembab Mina melebar saat ia melihat sosok yang menyebabkan ia dalam keadaan seperti itu. Sina hampir saja mengumpat namun saat wajah sang sahabat yang ia hanya bisa terdiam.
"It...itu dia, huwee... dia jahat, padahal aku sudah sayang padanya" Mina kembali merengek setelah tanpa sengaja melihat pacarnya keluar dari sebuah club malam dengan memeluk pinggang seorang wanita.
"Mana? Yang mana?" Tanya Sina penasaran, kemudian mengikuti arah pandangan Mina.
"Hiks...yang itu...hiks..yang bersama wanita...hiks" tunjuk Mina yang sekarang sudah berjongkok menyembunyikan wajahnya diantara lututnya.
"Kau tunggu di sini sebentar, aku akan memberi pelajaran orang itu" kata Sina melangkah pergi. Sedangkan Mina masih menyembunyikan wajahnya dan menanggis sesenggukan tanpa mempedulikan Sina.
"Dasar laki-laki brengsek! Awas aja kau, akan aku beri pelajaran!" Tekad Sina dengan semangat.
Sosok laki-laki yang ditunjuk Mina mulai melangkah menuju mobilnya tanpa melepaskan tangan dari pinggang wanita di sampingnya sesekali kecupan ringan mereka berikan satu sama lain. Bersamaan dengan itu, seorang laki-laki berbahu lebar tengah berjalan keluar club bersama seorang wanita yang terus saja bergelayutan padanya.
"Kali ini saja kita habiskan malam indah ini heum...bagaimana tampan?" Rengek wanita dengan pakaian minim itu pada Daniel.
Sementara Daniel hanya menunjukan smirk nya, dan melingkarkan tangannya di pinggang wanita itu sesekali tangannya turun ke bawah bermain dengan pantat sintal wanita tersebut.
Plaak
Buugh
Buugh
Belum juga sampai di mobilnya, kepala Daniel dihantam cukup keras oleh seseorang. Ia refleks membalikkan badannya, ketika sudah sempurna berhadapan dengan pelaku yg memukul kepalanya wajah tampanya kembali dihadiahi pukulan keras dengan sebuah tas yang membuat luka goresan di pipi mulusnya.
"APA-APAAN KAU INI? APA KAU SUDAH GILA?!" Teriak Daniel pada oknum yang telah membuat luka di wajahnya. Teriakan itu sukses membuat beberapa orang di sekitar mereka menoleh, termasuk Minhyuk dan pasangannya.
"Ada apa?" Tanya wanita yang ada dalam pelukan Minhyuk.
"Entahlah, tidak usah ikut campur. Lebih baik kita nikmati malam ini berdua" tawar Minhyuk yang langsung disetujui oleh wanita tersebut. Minhyuk dan pasangannya sudah duduk manis di dalam mobil dan perlahan melajukkan mobilnya meninggalkan pelataran club malam tersebut, meninggalkan keributan yang ada di sana.
"KAU YANG GILA! BISA-BISANYA KAU SELINGKUH DENGAN JALANG INI! DASAR BAJ-" Sina sudah mengangkat tangan hendak menampar pria dihadapannya. Namun, dengan sigap pria Kim itu menahan tangan kurus Sina.
"KAU INI SIAPA?! BERANI-BERANINYA MENGATURKU!" Ucap Daniel penuh emosi jangan lupakan tatapan tajamnya.
"CIH... DASAR TAK TAHU DIRI, BISA-BISANYA KAU MENCAMPAKKAN KEKASIHMU HANYA UNTUK JALANG INI!" Teriak Sina dengan tatapan tajam ke arah wanita yang masih setia disamping Daniel.
"APA MAKSUDM-- YAK!" Daniel otomatis melepas cengkramannya pada tangan Sina setelah perempuan itu mengigit tanganya.
Buugh Buugh Buugh
Lagi Sina memberikan hadiah pukulan dengan tasnya lagi-lagi tepat di wajah Daniel.
"YAAK! KAU BENAR-BENAR WANITA GILA! KAU TIDAK TAHU SIAPA YANG KAU HADAPI" Ucapan Daniel dengan penuh emosi, ia kembali mencengkram tangan Sina bahkan semakin erat untuk menyalurkan emosinya.
"Aku tidak peduli siapa dirimu. Dasar brengsek!" Sina kembali berontak, ia berusaha keras menarik tangannya dari cengkraman Daniel. Namun Daniel justru menarik Sina hingga kini mereka berhadapan dengan jarak yang sangat dekat. Sina sedikit terkejut, namun ia segera mengatur ekspresinya. Ia menatap Daniel dengan bengis begitu pula Daniel menatap mata Sina dengan penuh emosi.
"Setelah ini kau akan menerima akibatnya, karena berani berurusan denganku!" ucap Daniel penuh penekanan. Sina merasa sedikit merinding saat Daniel mengatakan hal itu tepat di depan wajahnya.
Sina yang merasa tangannya mulai memerah karena digenggam semakin erat kembali berusaha melepaskan tangannya namun percuma tenaganya kalah dengan laki-laki dihadapannya itu. Tak habis akal, Sina pun memberikan tendangan yang cukup keras ke area privat Daniel. Dan...
"AKKH...."
Adegan tersebut sukses membuat Daniel jatuh berlutut hingga kembali menarik cukup banyak perhatian pengunjung yang hendak masuk maupun keluar club tersebut. Hajoon yang mendapat laporan tentang keributan di depan clubnya lantas bergegas menuju tempat kejadian.
"Akan aku tunggu akibat yang aku perbuat karena memberi pelajaran pada laki-laki brengsek sepertimu" pungkas Sina kemudian melangkah pergi.
Sesaat setelah Sina pergi Hajoon keluar bersama beberapa orangnya. Ia langsung menghampiri Daniel yang merintih kesakitan.
"Yak! Apa yang kau lakukan, kenapa berlutut disini?" Tanya Hajoon panik.
Daniel hanya mengeram kesakitan, sang wanita yang tadi menyaksikan kejadian itu hanya bisa mengelus punggung Daniel berharap bisa memenangkannya.
Sementara ia juga masih terkejut dengan kejadian itu, belum lagi ia juga mendapat hadiah sebuah tamparan dari pelaku yang membuat pria Kim tersebut berlutut. Sedangkan Sina telah kabur dan menghampiri sahabatnya yang masih setia membenamkan wajah diantara lututnya.
"Ayo kita pulang" ucap Sina lembut sembari menarik tangan Mina. Mina mengankat wajahnya dan menatap Sina, kemudian ia mengangguk. Ia berdiri dan berjalan terlebih dahulu, sementara Sina nampak menolehkan kepalanya kembali untuk melihat keributan yang ia buat.
"Tidak akan aku biarkan orang itu menyakitimu" Sina menghembuskan nafasnya kasar dan mulai memapah Mina yang sudah berjalan sempoyongan terlebih dulu.
"Siapa yang berani melakukan ini padamu?" Tanya Hajoon. Dengan sebelah tangannya Daniel menunjuk ke arah Sina yang tengah memapah seseorang. Hajoon segera menatap mengikuti arah tangan Daniel, ia mengangkat sebelah tangannya sendiri untuk menghentikan orangnya yang hendak mengejar Sina dan kawannya.
"Bos?" Tanya orang-orang itu sementara Daniel masih berusaha menghilangkan rasa sakitnya.
"Biarkan saja" perintah Hajoon dengan nada datar. Matanya terus mengikuti pergerakan kedua perempuan itu, ia tak sadar jika Daniel sudah memanggilnya berulang kali. Senyum di bibir Hajoon mengembang semakin lebar.
"Aku akan membawamu kembali..."