"Baik hyung...iya aku tahu. Aku sudah di jalan sekarang" pungkas Daniel segera mengakhiri panggilan dari sang kakak. Laki-laki itu melempar ponselnya asal, kemudian mengusak wajahnya kasar.
"Akkh" ia meringis saat tangannya mengenai bagian wajah yang terluka.
"Sial!" Umpatnya saat mengingat kejadian memalukan itu.
"Anda tidak berniat untuk kabur lagi bukan?" Tanya seorang laki-laki yang duduk di samping supir.
"Kau pikir aku mau digantung di Namsan tower, Beruang itu sudah mengancamku hari ini" jawabnya kesal.
"Cih...tidak ngaca, memang kau pikir dirimu bukan beruang?" Gumam laki-laki tersebut lirih.
"Apa kau bilang?"
"Tidak, saya tidak mengatakan apa-apa" jawabnya sembari membuka ponselnya.
"Kau pikir aku tuli?" Tanya Daniel kesal, sementara laki-laki tadi hanya tersenyum bodoh.
"Kau sudah memastikan tidak ada berita tentang kejadian itu bukan?" Tanya Daniel memastikan jika peristiwa memalukan itu tidak tersebar.
"Tenang saja, seperti biasa semua keburukkan anda sudah tersimpan rapi" Daniel kembali mengambil ponselnya dan terlihat sibuk mencari berita-berita hari ini, sekedar memastikan jika apa yang dikatakan orang tadi benar adanya.
Sedangkan laki-laki tadi hanya melirik Daniel dengan tatapan muak. Bagaimana tidak Daniel selalu saja membuat ulah dan dia lah yang harus siap dicermahai oleh ayah Daniel dan tentu ia harus siap menyelesaikan serta menutupi semua perbuatan anak bungsu keluarga Kim tersebut.
"Semoga dikehidupan selanjutnya kau menjadi lalat hingga aku bisa membunuhku dengan sekali pukul" laki-laki yang duduk di samping supir kembali bergumam.
Plak
Sebuah pukulan cukup keras mendarat tepat di kepala laki-laki tersebut, membuat si korban mengaduh kesakitan sembari memegangi kepalanya.
"Ada lalat di kepalamu" ucap Daniel santai, ia kembali sibuk dengan ponselnya dan menghiraukan rintihan kesakitan dari sang asisten yang merangkap sebagai sekertaris utamanya.
"Dan berhentilah berbicara formal padaku, itu mengelikan!" Ucap Daniel meninggikan suaranya.
"Saya hanya sedang bersikap sebagimana mestinya"
"Bersikap semestinya?"
"Sebagai seorang asisten terhadap atasannya"
"Kalau begitu berhentilah mengumpat dibelakanku!"
"Ah tidak! Kau bahkan melakukannya di hadapanku"
"Eei... anda pasti salah dengar saya--"
"Berhenti! Atau aku benar-benar menarik mulutmu sekarang" ancam Daniel, membuat sang asisten hanya bisa mengumpat dakam hati. Sementara sang supur terlihat biasa saja, mengingat sudah berkali-kali ia berada dalam situasi seperti ini.
Setelah membelah jalan kota yang cukup padat, akhirnya mereka sampai di gedung Royal K yang langsung di sambut oleh beberapa karyawan.
"Selamat datang tuan Daniel, anda sudah ditunggu oleh Presdir Kim dan tuan Dojun" sapa seorang pria dengan setelan jas yang terlihat cukup mahal.
Daniel hanya mengangguk dan mulai berjalan diikuti oleh asistennya dan beberapa karyawan. Baru saja memasuki lobi gedung, tanpa sengaja ia melihat orang yang sudah membuatnya kesal. Ia memicingkan matanya mencoba fokus dengan sosok tersebut. Tidak salah lagi, perempuan itu adalah orang yang sudah berani mempermalukannya di depan umum. Tangan Daniel mengepal erat dan rahanganya mengeras, ia bahkan menghiraukan orang-orang yang berada di belaKimnya.
"Kau akan habis ditanganku!" Tekad Daniel.
Seorang laki-laki berjalan dengan tergesa setelah mendapat panggilan dari atasannya. Tak butuh waktu lama, ia segera mengetuk pintu dan melenggang masuk ke ruang utama milik pimpinan perusahan properti tersebut. Setelah memberi salam ia nampak tenang berdiri di hadapan tuan Kim yang duduk di kursi kebanggaannya.
"Cari tahu tentang orang ini" perintah laki-laki paruh baya tersebut sembari menyerahkan sebuah map coklat. Laki-laki yang masih berdiri tersebut melirik sekilas map coklat tersebut.
"Baik tuan" jawab orang yang disuruh, lalu mengambil map tersebut.
"Bacalah dulu, setelah itu pastikan kau mendapatkan informasi apapun tentang orang ini. Jangan sampai ada satupun yang terlewat" Laki-laki tersebut hanya mengangguk patuh mendengar perintah atasannya itu.
"Sekarang aku percayakan tugas ini padamu" ucap tuan Kim tenang namun penuh penekanan.
"Baik tuan, maaf sudah mengecewakan anda sebelumnya" tuan Kim tersenyum.
"Itu bukan salahmu, bahkan mendiang ayahmu mengalami kesulitan untuk menemukannya"
"Sekali lagi saya minta maaf dan saya janji kali ini saya akan mendapatkan apa yang anda inginkan" tuan Kim hanya mengangguk, setelahnya laki-laki tadi bersiap untuk pergi. Namun baru beberapa langkah ia kembali berhenti dan berbalik menghadap atasannya.
"Maaf tuan, bukankah hari ini acaranya? Saya dengar tuan Daniel sedang menuju ke sini" Tanyanya sopan.
"Kau tahu Junsu, sudah saatnya anak itu belajar seperti kakaknya. Lagi pula sebentar lagi aku harus pensiun." Jawabnya dengan senyum yang terkembang. Ia menyandarkan punggungnya di kursi dan memejamkan matanya seolah tengah membayangkan apa yang akan terjadi.
"Kau juga tahu sendiri, bagaimana anak itu..."
"Masih ingat kejadian beberapa hari yang lalu?" Lanjut tuan Kim.
"Iya tuan" jawab Junsu.
"Aku masih tidak percaya, ia bisa dipermalukan seperti itu" laki-laki yang berstatus sebagai atasan Junsu itu terkekeh saat mengingat kejadian yang menimpa putra bungsunya.
Saat pertama kali mendapat laporan mengenai Daniel, tuan Kim menyangka jika putranya itu kembali berbuat ulah seperti kejadian sebelum-sebelumnya. Junsu segera diperintah untuk mencari tahu tentang kejadian tersebut dan betapa terkejutnya ia saat mengetahui kejadian memalukan sang putra tersebut. Alhasil bukannya menegur atau memarahi Daniel, ia dan putra sulungnya justru tertawa dan terhibur mendengar penuturan Junsu belum lagi saat mereka melihat keadaan Daniel, mereka tak bisa berhenti meledek anak dan adik mereka itu.
"Akhirnya ada seseorang yang bisa membuat Daniel tak berdaya benar-benar bertekuk lutut" imbuhnya dengan kekehan kecil. Tak bisa dipungkiri Junsu juga ikut tersenyum saat mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu.
Junsu adalah orang kepercayaan tuan Kim bisa juga dibilang seperti asisten keduanya. Junsu juga ditugaskan untuk mengawasi anak bungsunya dan melaporkan segala yang dilakukan oleh Daniel pada tuan Kim. Meskipun sudah ada Taewhan namun, ia belum percaya sepenuhnya pada asisten Daniel tersebut pasalnya ia justru sering dibodohi oleh Daniel dan untunglah berkat Junsu asisten Daniel tersebut bisa lebih ringan menjalankan tugasnya untuk mengawasi putra bungsu keluarga Kim tersebut.
Junsu sendiri merupakan anak dari mendiang asisten sekaligus sekertaris pribadi dari tuan Kim sebelumnya, sehingga tuan Kim sangat mengenal dan percaya pada Junsu. Junsu kembali membungkukkan badannya dan bersiap keluar ruangan tersebut. Sebelum sang atasan kembali berucap.
"Aku benar-benar percaya padamu Hwang Junsu-ssi" Junsu menolehkan kepalanya dan mengangguk setelahnya ia kembali berjalan.
Royal K, sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang properti. Perusahan yang dimiliki oleh keluarga Kim ini merupakan salah satu perusahan maju yang berkembang pesat di Asia. Tidak heran jika banyak orang yang rela bekerja keras untuk dapat masuk ke Perusahan tersebut. Fasilitas yang diberikan perusahan terhadap semua karyawannya pun sangat luar biasa. Siapapun yang bekerja di perusahaan itu seolah terjamin hidupnya, gaji yang diberikan tidak main-main bahkan untuk petugas kebersihan sekalipun.
"Kau ini, benar-benar menyusahkan!" Bentak Sina pada sahabatnya. Tangannya sibuk mencari benda yang dimaksud oleh sang sahabat.
"Maaf, tapi kau juga tidak mengingatkanku" jawab Mina yang dihiasi dengan cengiran di bibirnya.
"Nanti aku traktir, Ramyeon 2 porsi" rayu Mina agar sang sahabat mau mengantarkan berkas yang tertinggal di apartemennya.
"Tiga atau tidak sama sekali." Tawar Sina.
"Baiklah baiklah, apapun itu. Cepatlah atau aku bisa kena marah atasanku" Kata Mina diseberang telpon.
Sina mengambil barang yang dimaksud Mina dan segera berlari menuju halte terdekat.
Beberapa saat setelahnya, Sina sudah berdiri di depan meja resepsionis, ia tengah menunggu sahabatnya untuk mengambil dokumen yang sudah ia bawa. Sembari memainkan tas yang ia kenakan ia mengagumi bagaimana besar, luas dan megahnya tempat yang ia kunjungi itu.
"Ini kantor atau hotel ya?" Gumam Sina.
"Royal K, beruntungnya Mina bisa kerja disini" kata Sina lirih.
"Sina-yaa, Sina-yaa. Mana mana mana dokumennya cepat cepat" kata Mina yang tengah berlari menuju ke arah Sina.
"Aigoo, orang ini kapan dia bisa menjadi wanita yang anggun?" Tanya Sina yang melihat sahabatnya berlari walaupun tengah menggunakan high heels.
Mina lantas mengambil dokumen dari tangan Sina dan bergegas meninggalkan sahabatnya itu tanpa megucapkan apapun. Sina yang melihat tingkah Mina hanya bisa menggelengkan kepalanya heran.
Tanpa ia sadari seorang laki-laki tengah memperhatikannya dengan tatapan tajam. Matanya menyipit dan raut wajahnya terlihat sangat menyeramkan. Disampingnya tampak seorang laki-laki dengan pipi tembam yang ikut berhenti menunggu atasannya tersebut.
"Kau akan habis di tanganku!"
"Taewhan, apa perempuan itu bekerja disini?" Tanyanya dengan nada datar.
"Siapa?" Tanya Taewhan.
"Kalau aku tahu aku tidak akan bertanya padamu bodoh" jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari Sina.
"Maksudku, yang mana tuan Daniel?" Daniel menunjuk dengan dagunya.
"Entahlah, memangnya kenapa?" Tanya Taewhan kembali.
"Cari tahu tentang dia, apapun itu!" Perintah laki-laki berbahu lebar itu, kemudian melanjutkan langkahnya.
Taewhan hanya memperhatikannya perempuan yang ditunjuk oleh atasannya sekilas lalu bergegas menyusul sahabat sekaligus bos nya tersebut.
Para karyawan yang berpapasan dengan putra bungsu keluarga Kim terlihat membungkuk memberi salam. Daniel dan Taewhan saat ini tengah menuju ruang rapat direksi. Rapat hari ini digelar untuk mengumumkan penyerahan jabatan Presdir Royal K kepada anak sulung Presdir Kim, selain itu juga untuk mengenalkan anak bungsunya yang akan bekerja di Royal K mulai saat ini.
Rapat berjalan cukup lancar mengingat para dewan direksi telah setuju dengan pengangkatan Kim Dojun sebagai penganti dari ayahnya. Kim Dojun memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menjalin relasi dan memiliki banyak inovasi sehingga ia dinilai mampu memimpin perusahaan seperti ayahnya. Presdir Kim sendiri tidak akan lepas tangan untuk membantu mengurusi perusahaannya walaupun sudah tidak menjabat sebagai Presdir Royal K lagi.
Presdir Kim adalah orang yang sangat dikagumi oleh banyak koleganya bahkan oleh masyarakat umum. Pasalnya, ia merupakan sosok laki-laki pekerja keras yang sukses dalam hal bisnis maupun keluarganya. Ia memeiliki keluarga yang harmosnis selain itu ia jug sangat setia kepada istrinya, meskipun beberapa tahun terakhir sang istri harus sering bolak-balik ke rumah sakit. Bahkan belakangan ini istrinya sudah tinggal di salah satu rumah sakit yang cukup elit karena keadaannya yang semakin menurun.
Sementara itu, di salah satu ruangan di gedung itu...
"Yak...Yak...kalian harus dengar ada berita baru. Kalian tahu presdir kita yang baru bukan?" Kata seorang laki-laki manis bernama Eunjae yang baru memasuki ruangan tersebut dengan sedikit berlari.
"Tentu saja kami tahu, lagi pula Kim Dojun-ssi sudah lama bekerja di perusahaan ini." Jawab Sangyun tanpa mengalihkan pandangan dari layar komputernya.
"Maksudku, apa kalian pernah melihat adiknya? Ku dengar dia juga akan mulai bekerja di sini" Lanjut Eunjae sembari menarik kursinya mendekat ke arah Sangyun dan beberapa orang lainnya.
"Adik? Maksudmu Kim Daniel?" Tanya Donghyun membalikkan kursinya menghadap Eunjae.
"Iya, kira-kira bagaimana dia? desas desusnya dia punya temperamen yang buruk" Sambung Eunjae.
"Aku juga dengar seperti itu dia orang yang dingin dan sangat keras. Ku harap dia tidak ditempatkan di divisi kita" Kata Seonho ikut mendekat ke arah Donghyun.
"Huh...sangat berbeda dengan presdir Kim dan Dojun-ssi mereka sangat hangat juga ramah bahkan pada karyawan rendahan sekalipun" ucap Eunjae kini menelungkupkan kepala di mejanya.
"Tapi aku dengar dia cukup tampan, jadi wajarlah banyak perempuan yang terpikat olehnya" Celetuk Jiny dari meja seberang.
"Wah boleh juga itu sudah tampan mapan pula, bukan begitu Heejin?" timpal Wendy.
"Ambil saja, Junsu-ssi jauh lebih baik" ucap Heejin sembari memainkan pena di tangannya.
"Berhentilah mengejarnya, dia bahkan tidak pernah menganggapmu ada" Celetuk Seonho yang langsung diamini oleh Donghyun dan Eunjae.
"Kalian lihat saja nanti, pada akhirnya aku akan resmi menjadi nyonya Hwang" ucap Heejin congak.
"Teruslah bermimpi selagi itu masih gratis" sindir Wendy.
"Aku pernah secara tidak sengaja satu lift dengannya, dia memiliki badan yang bagus belum lagi bahunya yang lebar pasti sangat menyenangkan jika bisa bersandar di bahunya itu" ucap Wendy dengan senyum di bibir merahnya.
"Wah...pasti sangat menyenangkan jika bisa berkencan dengan orang ini" ucap Jiny sembari menunjukan majalah bergambar Kim Daniel.
"Yak! Berhentilah membicarakan calon suamiku" kata Ahreum, yang dihadiahkan oleh tatapan sinis dari rekan-rekan kerjanya.
"Pokoknya aku tidak mau kalau sampai orang seperti itu memimpin divisi kita, tak mauuu" keluh Eunjae sambil menghentak-hentakan kakinya.
Percakapan mereka terhenti ketika mendengar suara dehaman, sontak mereka berdiri dari tempat mereka. Ketua mereka sudah berdiri dihadapan mereka dengan seorang laki-laki bermata sipit yang berada di belakangnya. Jantung para karyawan di divisi tersebut seakan ingin meledak, terlalu takut jika apa yang mereka khawatirkan benar-benar terjadi.
"Perkenalkan ini manajer kita yang baru, dan mulai saat ini beliau akan memimpin divisi kita. Apa kalian paham?" Tanya seorang perempuan berusia empat puluh tahunan.
Mereka hanya mengangguk, dan belum ada yang berani duduk bahkan tidak ada yang berani menatap ke arah manajer mereka yang baru.
"Perkenalkan, saya adalah manajer baru di sini. Saya harap kita dapat bekerja sama dengan baik, saya Kim Daniel..."