Cecil sedang berjalan menuju hotel dengan penampilan yang begitu mempesona dan elegant. Penampilan dan wajah yang dapat memukau setiap orang yang melihatnya. Tak lupa rambut panjangnya yang sengaja digerai begitu saja sehingga menambah keanggunan seorang Cecillia Pranata.
Beberapa orang yang berada di dalam hotel ini pun begitu terkesima melihat pesona wajah dan keanggunan seorang model yang cukup terkenal di negeri ini, tak sedikit orang yang tidak mengenal sosok Cecil, seorang model papan atas dan banyak pria yang sangat ingin memperistrinya. Bahkan, karena pancaran pesonanya yang dapat memabukkan tak sedikit para pengusaha sukses yang ingin menjadikan Cecil sebagai wanita simpanannya. Walaupun mereka sudah beristri. Dan kedatangan perempuan itu bukan untuk menghadiri acara para pengusaha kaya ini, melainkan hanya untuk menjalankan pekerjaannya sebagai model yaitu pemotretan.
Ketika Cecil yang sedang berjalan menuju tempat pemotretan sesuai dengan arahan Jessie, beberapa pria yang sedang duduk yang tak lain adalah sekumpulan pria jomblo dan ada Raksha, pria dingin yang juga ada di sana. Ketika ketiga temannya yang nampak heboh melihat Cecil yang sedang berjalan melintas ke arahnya. Namun wajah biasa saja justru diperlihatkan oleh Raksha yang sibuk dengan ponselnya sendiri.
"Wah, bidadari dari kayangan yang mampu buat jantung gue nggak berhenti berdetak," ucap Fino yang masih memperhatikan Cecil sembari menyiratkan senyuman di wajah tampannya.
"Lo, bener Fin. Cecil itu emang cantik banget, pasti dambaan setiap cowok, termasuk gue sendiri," pungkas Adi yang ikut menimpali. Sedangkan wajahnya masih tetap mengarah kepada Cecil yang sedang berjalan dengan anggunnya.
Kedua sahabatnya kembali duduk. "Gimana, Sha. Lo lihat kan tadi?" Tanya Fino kepada Raksha yang sedang sibuk dengan ponselnya tanpa memperhatikan Cecil.
"Hah, siapa?" Raksha mendongakkan wajahnya dan tak mengerti dengan yang diucapkan oleh temannya itu.
"Ya Tuhan, jadi lo nggak lihat ketika ada bidadari jalan tadi, Sha."
"Gue nggak lihat, lagian bidadari mana yang jalan, lo semua pada gila yah," jawab Rakhsa.
"Ini nih yang buat lo terus jomblo sampe sekarang, nih gue bakal tunjukin sama lo, Sha. Bidadari yang gue dan Adi maksud." Fino segera membuka layar ponselnya untuk melihat foto-foto dari Cecil yang banyak terpajang di sosial media milik Cecil sendiri yang followersnya sudah jutaan.
"Nih, masa lo nggak kenal sih sama model yang satu ini yang cantiknya luar biasa, namanya CECILLIA PRANATA" ucap Fino yang menyerahkan ponselnya kepada Raksha, agar temannya itu tahu.
Karena desakan dari Fino, membuat Raksha mau tak mau mengarahkan matanya ke arah layar ponsel temannya itu, dan melihat beberapa foto-foto dari perempuan yang dibicarakan oleh kedua temannya tadi. Raksha tak menampik jika paras perempuan itu memang cantik, bahkan sangat cantik. Pantas saja jika kedua temannya begitu terpesona. Namun, ada satu hal yang tak disukai oleh Raksha mengenai perempuan yang dilihatnya ini yaitu pekerjaannya yang seorang model. Bagi Raksha sendiri, perempuan yang bekerja sebagai model adalah pekerjaan yang dianggap negative oleh sebagian orang termasuk oleh dirinya sendiri.
"Gimana? Cantik kan?" Tanya Fino menggoda.
Raksha segera mengembalikan ponsel kepada Fino. "Cantik memang, tapi gue nggak suka dengan pekerjaannya," ucap Raksha yang terlalu dingin. Membuat Fino dan Adi hanya dibuat heran dengan sikap dingin temannya ini yang tak pernah berubah.
Raksha beranjak bangun berdiri karena acara pertemuannya belum di mulai. Bahkan sang pemilik dari hotel ini pun belum terlihat batang hidungnya. "Gue ke kamar mandi dulu," ucap Rakhsa yang sudah melangkahkan kakinya untuk pergi.
***
Sesampainya di kamar mandi, Raksha segera merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, padahal dari tadi ia tak melakukan apapun hanya duduk dan berbincang dengan teman-temannya. Membicarakan hal yang tak penting menurutnya. Namun tiba-tiba seorang pria masuk ke dalam toilet, dan Raksha tak terlalu memperhatikannya.
Setelah selesai merapikan rambut dan penampilannya. Raksha akan segera kembali ke tempat pertemuannya itu. Namun tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti ketika mendengar seseorang yang sedang berbicara melalui ponsel menyebut nama Cecillia Pranata. Dalam ingatan Raksha jika perempuan itu adalah perempuan yang sejak tadi terus dibicarakan oleh teman-temannya. Seorang model yang cukup terkenal.
Sebenarnya Raksha tak ingin menguping karena itu merupakan sesuatu hal yang tak baik, namun hatinya menyuruh dirinya untuk terus mendengar ucapan dari pria yang masuk ke dalam toilet, karena sedikit mencurigakan menurutnya.
"Jadi perempuan itu sudah berada di dalam kamar. Ah, baiklah gue akan menjalankan tugas gue sekarang, Jess. Terima kasih banyak Jess berkat bantuan lo, akhirnya gue dapat melakukan malam panjang dengannya. Lo tenang aja, uang dalam jumlah yang amat banyak udah gue transfer ke rekening lo," ucap pria tersebut sembari tersenyum penuh kemenangan.
"Tapi apa Cecil nggak tahu dengan jebakan lo ini, Jess?" Tanya pria itu.
"Bagus banget rencana lo itu Jessie, lo melakukannya dengan cara yang begitu licin, gue begitu suka dengan cara lo ini. Baiklah, gue akan siap-siap sekarang, gue yakin kalau cewek itu nggak akan berani melawan gue."
Tak ada pembicaraan lagi antara pria itu dengan lawan bicaranya di telepon. Membuat Raksha dengan cepat bersikap normal kembali dan berpura-pura sedang menelpon seseorang, agar pria tersebut tak mencurigainya.
Tak lama pria itu pun keluar dari toilet dan segera pergi. Sedangkan Raksha masih mengingat ucapan tadi.
"Cecillia Pranata," gumam Raksha yang menyebut nama Cecil.
***
Cecil sedang berada di kamar tempat yang akan dilakukan pemotretannya malam ini. Beberapa kali Cecil menghembuskan napasnya pelan sembari menatap wajahnya di depan cermin. Penampilan dan wajahnya sudah sangat cantik. Namun, Cecil merasa heran bukankah Jessie yang meminta dirinya untuk datang, tapi perempuan itu tak terlihat dari tadi, bahkan beberapa kali Cecil menelponnya pun nomornya tak aktif. Ditambah Abil salah satu fotografernya yang selalu memotret dirinya pun tak memberitahunya sama sekali jika malam ini akan ada pemotretan. Jessie hanya mengatakan jika pemotretannya secara mendadak, hanya itu yang dikatakan oleh temannya.
Pikiran Cecil sudah ke mana-mana dan menganggap jika semua ini begitu janggal.
"Nggak! Gue nggak boleh berpikiran yang nggak-nggak, mungkin mereka lagi di jalan," ucap Cecil yang mencoba menenangkan diri.
"Tapi kenapa Jessie nggak nongol juga, bahkan nomornya pun nggak aktif." Itulah yang Cecil herankan.
Tak lama pintu kamar pun terbuka, dengan penuh kegirangan Cecil segera mengarahkan matanya ke sana, dan sudah yakin jika orang itu adalah Abil dan Jessie. Namun begitu terkejutnya dia ketika orang yang dilihatnya bukanlah Abil maupun Jessie. Melainkan seorang pria bertuxedo hitam yang sedang tersenyum parau kepadanya. Membuat perasaan Cecil sedikit deg-degan.
"Devin, lo ngapain di sini," ucap Cecil yang beranjak bangun dari tepi ranjang.
"Jadi lo yang bakal ngelayanin gue malam ini," ucap pria tersebut yang bernama Devin dan mendekat ke arah Cecil.
Wajah perempuan itu sudah terlihat pias. "Melayani apa? Sorry, sepertinya lo udah salah orang. Karena malam ini gue mau kerja," tegas Cecil.
"Iya, bekerja untuk ngelayani gue, Nona Cecil Pranata. Gue udah bayar lo mahal," ucap Devin yang terus mendekatkan tubuhnya ke arah Cecil.
Walaupun secara perlahan Cecil memundurkan langkah kakinya.
"Gue harus pergi." Cecil segera melangkah pergi. Namun Devin malah begitu saja mencekal pergelangan tangan Cecil sehingga membuat perempuan itu kesulitan bergerak.
"Lepasin gue!" Gertak Cecil dengan mata yang sudah dibulatkan.
"Nggak mungkin gue lepasin lo, Cil. Karena udah dari dulu gue menginginkan malam ini sama lo," ucap Devin yang langsung menyentuh wajah Cecil. Dengan cepat Cecil langsung menghempaskan tangan pria itu dari wajahnya karena sudah berani menyentuhnya.
Devin tersenyum melihat sikap Cecil kepadanya. "Tenanglah, Cil, jangan terlalu agresif. Gue tahu kok kalau malam ini lo akan memuaskan gue," ucapnya sembari diselingi tertawaan menyeringai.
Cecil benar-benar begitu ketakutan. "Dasar Gila! Lo pikir gue cewek apaan, hah. Kayaknya lo udah salah orang deh," kesal Cecil yang sudah tak bisa ditahan. Cecil mengeluarkan semua tenaganya untuk menyelamatkan diri, namun semakin ia berusaha semakin erat juga cengkraman dari Devin.
"Lo seorang model terkenal, Cecil Pranata. Pesona dan wajah lo …" Devin langsung menyentuh dagu Cecil tanpa seizinnya. "Siapa cowok yang bisa nahan dengan pesona lo itu," ucap Devin. "Gue akan menjadi cowok yang paling beruntung karena dapat dilayani sama lo malam ini, Cecil."
Cecil nampak jijik mendengar perkataan dari pria brengsek ini. Dengan cepat Cecil menghempaskan tangan Devin.
"Jangan pernah sentuh gue, dasar brengsek!" Cecil berusaha untuk pergi namun kembali Devin terus mencengkram pergelangan tangannya dengan kuat. Sehingga Cecil pun meringis kesakitan.
"Tolong …" Teriak Cecil meminta tolong.
"Haha, di sini sepi, Cil. Nggak ada orang yang mendengar suara teriakan lo itu."
"Apa kalian menjebaku, hah." Cecil mulai menyadari sekarang.
"Gue udah bayar lo mahal kepada Jessie, dan perempuan itulah yang sudah mempersiapkan segalanya agar lo melayani gue malam ini, jadi percuma saja lo berteriak sekencang pun karena nggak ada orang yang dapat menyelamatkan lo, Cil. Bahkan kamar yang gue pesan ini pun begitu jauh dengan kamar yang lainnya, haha."
Mata Cecil langsung membulat ketika mendengar nama Jessie-lah yang telah menjebak dirinya kepada pria bedebah ini. Temannya yang sudah tega kepadanya.
To be continued…
Untuk spoiler & visual cast, lihat di highlight instragramku : @Aishimazaki30
SANKYUUU…