Devin mencengkram kuat bahu Cecil sembari memberikan senyuman menyeringai membuat Cecil merasa jika bulu kuduknya sudah berdiri.
Sebenarnya Devin memang memiliki wajah yang rupawan namun tetap saja jika ia akan melakukan sesuatu hal yang tidak tidak kepadanya malam ini. Dan sejak dulu Devin memang sudah menyukai Cecil, namun perasaannya tak pernah terbalas sampai sekarang.
"Cecilia, lo nyerah aja deh dan nggak usah main kucing-kucingan kaya gini, atau jangan-jangan apa yang kamu lakukan ini adalah sebuah pemanasan dulu sebelum kita melaju ke dalam permainan inti," ucap Devin tersenyum.
"Gila lo!"
Dengan sekuat tenaga Cecil melepaskan diri dari cengkraman Devin yang sudah berbicara melantur, dan secara perlahan Cecil memundurkan langkah kakinya menuju pintu, namun langkahnya ini diikuti oleh Devin.
"Lo, nggak usah macem-macem sama gue, gue bukan cewek murahan," tegas Cecil yang sudah berada di depan pintu. Dan mengetuk pintu tersebut dengan sekencang mungkin agar terdengar oleh orang-orang yang mungkin sedang melintas di depan kamarnya.
"Tolonggg …" teriak Cecil yang terus mengetuk dengan keras pintu tersebut. Sedangkan Devin hanya menertawakan usaha dari Cecil yang tak membuahkan hasil.
"Cil, cil. Lo nggak denger yah apa yang gue katakan tadi, kalau kamar yang gue pesan buat kita berdua ini jauh dari keramaian, percuma saja jika lo mengetuk dengan mengeluarkan tenaga sekalipun karena nggak bakal ada orang yang denger apalagi nolongin lo, haha," ucap Devin tertawa lebar sembari mendekatkan tubuhnya ke arah Cecil.
"Nggak! Gue nggak boleh nyerah gitu aja, gue nggak mau kalau hidup gue hancur gara-gara si bedebah ini! Lirih Cecil dalam hati.
Dengan posisi yang sudah mengambil ancang-ancang, ketika Devin sudah akan memeluknya, dengan sekuat tenaga Cecil langsung menendang ke arah area sensitif Devin dengan keras menggunakan kaki jenjangnya yang sudah memakai heels.
"Aargh …!Pria itu meringis kesakitan ketika alat masa depannya terkena tendangan yang begitu menyakitkan.
"Mampus lo," ucap Cecil. Namun gadis itu tak langsung puas walaupun pria bedebah itu sudah kesakitan.
Karena melihat Devin yang terus meringis kesakitan membuat Cecil kembali mencakar wajah dan leher Devin sampai membuat pria itu tak berdaya untuk melawan Cecil.
"Lo, pikir gue cewek apaan, hah. Seenaknya banget buat nyentuh gue! Sorry yah, orang yang berhak nyentuh gue yaitu suami gue kelak," teriak Cecil yang mencari cara untuk keluar dari kamar ini dengan cara mengetuk pintu dengan keras.
Walaupun masih merasakan sakit di alat masa depannya, namun tak menghentikan keinginan Devin untuk menikmati malam indah dengan orang yang begitu dicintainya sejak lama, Cecil. Tanpa Cecil sadari jika Devin sudah berdiri di belakangnya dan langsung memeluk tubuh Cecil dengan erat.
Gadis itu segera memberontak untuk melepaskan diri namun pelukan dari Devin begitu erat sehingga Cecil begitu kesakitan.
Secara perlahan, Devin memapah Cecil untuk menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang, dan dengan sekuat tenaga pula Cecil memberontak. Namun, tenaga seorang perempuan kalah telak oleh tenaga seorang pria, sehingga dengan mudah Devin menjatuhkan tubuh Cecil ke atas ranjang.
"Lo, udah nggak bisa ke mana-mana lagi, Cil. Gue nggak mau kasar sama lo, tapi karena lo sendiri yang memberontak sampe mencederai alat masa depan gue, jadi lo yang harus merasakan malam indah bersama gue . DAN GUE UDAH BAYAR LO MAHAL," tegas Devin yang akan membuka jas nya secara perlahan.
Cecil yang tak ingin hidupnya berakhir malam ini dengan pria bedebah sepertinya, mencoba beranjak bangun, walaupun kedua tangannya langsung dicengkram kuat olehnya.
"Lepasin gue, cepetan bedebah!" Teriak Cecil.
"Haha, buat apa gue lepasin cewek yang udah gue beli, lebih baik lo nurut aja apa perkataan gue, Cil. Gue nggak bakal nyakitin lo kok." Devin terus memajukan bibirnya untuk segera merasakan tagutan bibir panas dengan Cecil. Namun karena Cecil merasa jijik melihatnya dan terus berusaha menghindari serangan bibir dari Devin.
Cecil terus memberontak sehingga membuat Devin merasa kesal dan sudah habis kesabarannya dalam menghadapi tingkah Cecil.
"Plakkk …"
Satu tamparan keras tepat mengenai pipi Cecil yang begitu mulus, sehingga meninggalkan luka memerah di pipinya. Karena tamparan yang begitu keras sampai membuat aliran darahnya tak berjalan normal sehingga tubuh Cecil sudah merasa lemas, jatuh begitu saja ke atas ranjang.
"Gila, apa gue nampar dia sekeras itu sampe mukanya pucat," gumam Devin yang merasa sedikit bersalah karena telah menampar Cecil sampai gadis itu terkulai lemah.
Devin memperhatikan Cecil yang sedikit kurang berdaya. Bahkan ia pun merasa tak tega melihatnya.
"Tunggu dulu, dia nggak bisa ngelawan gue dalam keadaan kaya gini, jadi gue bisa menjalankan apa yang gue inginkan tadi haha," gumamnya sembari tertawa lebar dan langsung membuka jasnya, melemparnya secara asal.
Dengan keadaan sedikit sadar, Cecil terus berusaha untuk menyelamatkan diri, walaupun rasa panas dan nyeri masih terasa jelas di pipinya akibat tamparan tadi. Dan melihat jika pria itu sudah mulai membuka kancing kemejanya secara perlahan.
"Nggak! Gue nggak mau hidup gue berakhir sama si bedebah ini. Tuhan, aku memang bukan manusia yang taat, tapi aku mohon kali ini tolonglah aku, tolong selamatkan aku dan kirim seseorang untuk menyelamatkanku," lirih Cecil dalam hati yang sudah mengganti kata 'gue' menjadi 'aku' sesaat berdo'a kepada Tuhan.
Pria itu mendekatkan tubuhnya ke arah Cecil, walaupun kemeja yang ia kenakan masih melekat di tubuhnya, namun beberapa kancing kemejanya sudah terlepas, sehingga memamerkan sebagian tubuh bidangnya.
Dengan memegang pipinya ,Cecil terus memberontak agar Devin tak menyentuhnya.
"Jangan lo sentuh gue," teriak Cecil yang memberontak.
"Haha, gue heran sama lo, Cil. Udah dalam keadaan gini aja lo masih nolak." Devin sudah mendekatkan bibirnya ke arah bibir Cecil walaupun dengan sekuat tenaga Cecil mencoba untuk menendang kembali alat masa depan Devin, namun kedua tangannya sudah lebih dahulu dicengkram olehnya.
"Tolong ….!" Teriak Cecil sekuat tenaga.
"Gubrak …."
Benturan keras terdengar dengan jelas ketika seseorang membuka dengan paksa pintu kamar hotel Cecil yang terkunci. Sehingga menghentikan aksi yang akan dilakukan Devin kepada Cecil. Dada Cecil naik turun, dan nafasnya terengah-engah. Melihat dengan jelas seorang pria yang merasa kesakitan akibat mendorong paksa pintunya.
"Lepasin dia," ucap pria tersebut yang tak lain adalah Raksha menghentikan aksi Devin.
Laki-laki yang begitu tampan, gagah nan rupawan dalam pandangan Cecil.
Karena keadaan yang lengah, Cecil dengan berani kembali menendang area sensitif Devin dan langsung mendorong tubuh Devin ketika ia mulai kesakitan lagi.
"Siapa lo, hah." Devin menatap dengan jelas pria yang telah berani menghentikan aksinya itu kepada Cecil.
"Lo." Devin menunjuk wajah pria itu yang tak asing baginya.
"Lo, orang yang ada di kamar mandi tadi kan."
Raksha menyingkirkan telunjuk Devin di depan wajahnya.
Cecil yang terus merasa ketakutan mendekat dan mencari perlindungan ke belakang tubuh Raksha. Cecil meyakini jika Raksha adalah pria yang akan menolongnya dan kiriman dari Tuhan.
"Cecil," teriak Devin yang akan menarik pergelangan tangan Cecil, namun langsung dicekal oleh Raksha.
"Lepasin tangan gue," gertak Devin yang melepaskan tangannya dari cekalan Raksha.
"Gue nggak ada hubungan sama lo, jadi kembalikan Cecil gue, karena gue udah bayar mahal dia, supaya dia melayani gue malam ini."
"Dasar gila lo, gue udah bilang kalau cowok yang berhak gue layani nanti yaitu suami gue kelak, bukan lo!" Jawab Cecil ngegas yang terus memegangi ujung jas Raksha tanpa merasa canggung. Padahal Cecil sendiri tak mengenal Raksha sebelumnya.
Raksha mengedarkan matanya ke arah Cecil sebentar dan Cecil pun merasa malu karena terus memegangi jas nya. Secara perlahan Cecil melepaskan tangannya dari jas Raksha. Padahal bagi pria itu menatap Cecil sebentar karena merasa tertegun dengan ucapan yang dilontarkannya tadi.
"Apa kamu nggak bisa sopan sedikit dengan seorang perempuan," ucapan lembut dilontarkan oleh Raksha kepada Devin. Bahkan nada suara dari pria itu pun membuat Cecil mengarahkan kembali pandangannya ke arah Raksha.
To be continued…
Untuk spoiler & visual cast, lihat di highlight instagramku : @Aishimazaki30
SANKYUUU…