Kanaya melambaikan tangan untuk menyambut kepergian Halimah dari rumahnya. Ia merasa senang, sang Bude sudah menjengguknya meski hanya dengan waktu singkat. Setelah kepergian Halimah, Kanaya mendudukan diri di kursi teras. Ia menatap halam rumahnya yang nampak berantakan. Halaman Kanaya terlihat banyak tanaman liar tumbuh.
"Benar-benar kurang terawat," gumam Kanaya dengan nada lelah.
Kanaya sebenarnya sudah pulang pagi setiap harinya. Namun, karena rasa lelah pulang dari kantor, sehingga membutnya tidak sempat membersihkan bagian rumahnya keseluruhan.
"Oh iya, ini tanggal berapa ya?" Perempuan itu mulai panik.
Kanaya segera berlari untuk mencari kalender di rumahnya. Ia segera melihat tanggal di kelender tersebut.
"Ya ampun, lusa tanggal 28 lagi. Bagaimana ini?" Ternyata Kanaya punya tangguhan di bulan 28. Ia punya kewajiban menyicil hutang ke pak Handoko.
"Uang aku kepakai lagi. Toko foto copy juga lagi tutup," ujar Kanaya semakin panik.