Kalau saja Kanaya tidak buru-buru untuk segera kembali bekerja, pasti ia akan membiarkan Gibran terkunci di dalam dengan waktu yang lama. Merasa sudah membuang waktu yang cukup lama, Kanaya memutuskaon untuk melepaskan laki-laki menjengkelkan tersebut dari dalam toko.
"Awas kamu!" Ancam Kanaya saat Gibran baru saja keluar.
Gibran menunjukkan wajah malas kepada Kanaya. Sebenarnya Gibran kesal telah dikerjai oleh perempuan cantik tersebut. Mungkin kalau bukan Kanaya yang mempermainkannya, pasti laki-laki itu langsung membalasnya, tetapi karena Kanaya yang melakukan hal itu, tentu Gibran tidak akan tega untuk balas dendam.
"Ayo kita ke kantor!" Ajak Gibran dengan nada jengkel.
"Aku kunci pintu dulu." Kanaya segera mengunci pintu fotocopy-nya dengan perasaan berat.
Gibran tahu Kanaya sedih, tetapi laki-laki itu selalu gengsi jika memperlihatkan rasa pedulinya.