Chereads / Sebuah Rasa | Heart Series / Chapter 3 - Berharap itu hanya mimpi

Chapter 3 - Berharap itu hanya mimpi

"Terkadang, ekspetasi dan realita itu berbanding terbalik. Maka dari itu, jangan pernah menaruh ekspetasi tinggi pada apapun."

...

Sayup-sayup terdengar seseorang memanggilnya dengan nada khawatir. Perlahan, kelopak gadis itu mulai terbuka. Ia mengerjapkan matanya sejenak guna menyesuaikan matanya dengan cahaya yang ada.

Di depannya, ia mendapati seorang gadis yang mungkin seumuran dengannya menatapnya khawatir. Ella memandangi gadis itu dengan tatapan penuh selidik dan menilai.

"Syukurlah, nona tidak apa apa."

Dahi gadis itu mengernyit. "Kamu siapa?"

Raut gadis di depannya itu mendadak berubah. "No-na j-jangan bercanda," ungkapnya gugup.

Kerutan di dahi Ella semakin dalam. "Siapa kamu?"

Sontak, wajah gadis itu langsung berubah. Ia seratus persen terkejut. "No..na.. tidak ingat?" Tanyanya hati hati.

"Apanya yang tidak ingat? Aku ingat, kalau tadi aku mau berangkat sekolah, tapi tidak jadi. Terus aku lanjut tidur, dan ketika bangun aku melihatmu. Jadi, siapa kamu?"

Gadis itu kemudian menunduk. Ia merasa kepala nonanya ini mungkin telah membentur sesuatu sehingga daya ingatnya hilang dan malah melantur hal hal aneh yang tidak dimengertinya.

"Saya.. Sera, pelayan nona."

"Hah?! Sejak kapan aku punya pelayan?!" Ella tampak begitu terkejut, sampai sampai Sera pun perlahan memundurkan badannya. Enggan dekat dekat dengan nonanya yang mendadak aneh itu.

"Saya sudah menjadi pelayan nona ketika nona masih kecil." Jelasnya membuat Ella semakin terkejut.

Kemudian, Ella melihat keadaan kamarnya. Berbeda 180 derajat dengan kamar aslinya.

"Ini..kamar siapa?" Tanyanya begitu melihat desain desain kuno, namun artistik. Tapi, itu bukan tipenya sama sekali.

"Ini kamar, nona." Sedari tadi, meskipun Sera dilanda kebingungan, ia tetap menjawab pertanyaan nonanya. Ia sudah merencanakan dalam hati, untuk menyuruh memeriksa nonanya lagi.

"Mana ada!" Serunya tak percaya.

Diam diam, Sera menghela napas berat. Sudah cukup dengan kejadian yang menimpa nonanya akhir akhir ini. Kali ini, ia justru dihadapkan dengan sesuatu yang lebih parah setelah nonanya siuman.

'Tuhan, apa lagi ini' batinnya berteriak.

"Nona," panggil Sera.

Sontak, Ella yang tadinya masih berusaha mengelak dan memikirkan segala kemungkinan yang terjadi langsung menoleh. Ia menatap penasaran pada Sera.

"Ya?" Sahutnya.

"Lebih baik nona istirahat saja terlebih dahulu, nanti saya panggilkan tabib," kata Sera.

Sejenak Ella berpikir, "Benar juga."

"Baiklah, aku akan istirahat dulu...,"

"...barangkali pas bangun ternyata ini cuma mimpi."

Ella pun segera menyetujui perkataan Sera, ia langsung memposisikan badannya di posisi ternyaman. Lalu, ia menarik selimut tebalnya, dan langsung memejamkan matanya.

"Semoga aja ini cuma mimpi."