Seketika Reyhan berdiri, ia mengulurkan tangannya berusaha meyakinkan ke dua temannya untuk tetap bertahan di dunia virtual ini. Kedua gadis itu menggenggam tangan Reyhan, lagi-lagi Reyhan menjadi penyemangat untuk mereka.
Langkah demi langkah mereka lewati, namun Reyhan merasa ada sesuatu yang aneh. Tiba-tiba Amel menghentikan langkah kakinya, Reyhan dan Leyna pun ikut menghentikan langkah.
"Ada apa?!" tanya Leyna yang saat itu ada di sampingnya.
Seketika tangan Amel mencekik Leyna.
"Aku ingin kau mati, atas perbuatanmu yang membawaku ke dunia ini" ujar Amel tanpa melepaskan cekikannya.
"Hentikan, kita adalah teman"
"Kau b*d*h... Apa otakmu telah di racuni olehnya"
Seketika Amel melempar tubuh Leyna.
"Apa maksudmu?!!" tanya Reyhan
"Aku ingin membunuhnya dan memiliki bagian dari inti kekuatan itu" ujar Amel yang kembali mendekati Leyna yang terbaring lemah.
"Jika kau ingin membunuhnya, hadapi aku terlebih dahulu" ujar Reyhan yang menghadang Amel
"Hentikan Rey!!! dia telah di pengaruhi oleh seseorang"
Reyhan menoleh ke arah Leyna, karna kelalainya itu ia terhempas oleh Amel dengan kekuatan rambut Amel. Entah kenapa tubuh Leyna terasa begitu lemah, bahkan untuk berdiripun sulit.
"Terimalah kematianmu ini" ujar Amel dengan rambut yang bergelombang siap untuk menyerangnya
Saat Amel mengarahkan rambutnya untuk membunuh Leyna, namun terhalang oleh Reyhan. Mata kiri Reyhan mengeluarkan darah, satu bola matanya telah hancur oleh kekuatan bor rambut milik Amel.
Seketika Leyna marah sejadinya, tanda aura yang ada di bahu kirinya menyala. Ia bangkit dengan amarah yang menggebu-gebu, tangannya seketika memegang erat sebuah cambuk. Ia menyerang Amel dan mengikatnya dengan cambuk itu, hingga Amel tak dapat bergerak sedikitpun. Matanya menyala terang, menatap Amel yang terikat lemah.
"Katakan padaku, siapa dirimu?!!" tanya Leyna
"Tentu saja aku adalah Amel"
Leyna memusatkan fikirannya agar ia dapat membaca apa yang ada di fikiran Amel. Saat ia mencoba untuk telepati, ia di serang oleh seseorang dari belakang hingga dirinya terhempas jatuh. Campuknya pun ikut terlepas dari tubuh Amel, terlihat Amel yang tak sadarkan diri. Benar saja, seseorang telah mempengaruhi gadis lemah itu.
Seketika seorang gadis seusianya tepat di hadapannya. Matanya berwarna merah menyala, membuat siapapun bisa di pengaruhinya hanya dengan satu tatapan. Namun tidak dengan Leyna, ia memiliki kemampuan telepati yang bisa menangkal sihir itu.
"Aku akan membunuhmu, dan mendapatkan bagian dari inti itu" ujar gadis yang memiliki nama Hena yang siap untuk membunuhnya menggunakan pedang.
Pedang itu ia angkat ke udara mencoba untuk menusuk Leyna yang terbaring lemah. Seketika pedang itu terhempas oleh pedang milik Reyhan. Leyna yang tidak menyianyiakan waktu langsung menyerang Hena, ia mengikatnya dengan cambuk yang ada di genggamannya dan melempar tubuh Hena.
Hena kembali bangkit, Leyna kembali menyerangnya, dan mengikatnya dengan cambuk miliknya. Tiba-tiba Hena melayangkan dirinya ke udara dengan tubuh yang terikat oleh cambuk Leyna. Seketika cambuk yang mengikatnya hancur berkeping-keping.
Reyhan yang melihat Leyna dalam bahaya ia kembali mengambil pedangnya. Ia lemparkan pedang itu menuju Hena. Hena yang tak mengetahuinya terbunuh oleh pedang yang menusuknya tepat di jantungnya. Tubuh hena tergelatak di tanah tanpa nyawa, Leyna mendekati tubuh hena dan mengambil salah satu bola mata hena.
Reyhan terlihat cukup lemah karna tenaganya terkuras cukup banyak. Leyna mendekati Reyhan dan menopangnya untuk berdiri, mata kirinya masih saja mengalir darah karna bola matanya yang telah hancur.
"Apa kau tidak takut padaku saat ini Ley?!!" ujar Reyhan yang memalingkan pandangannya
Leyna tersenyum melihatnya.
"Untuk apa aku takut padamu!! Bukankah selama kita terjebak disini, sudah familir dengan yang namanya moster yang mengerikan"
Reyhan melirik kearah Leyna, dan akhirnya mereka saling bertatapan. Leyna memegang wajah Reyhan, seketika wajahnya memerah. wajah Leyna semakin dekat dengan wajahnya, membuat detak jantungnya berdegup kencang.
Leyna memperhatikan mata kiri Reyhan, ia memasangkan bola mata moster tadi pada Reyhan. Seketika Reyhan merasakan sakit yang luar biasa, dengan refleknya Reyhan mendorong Leyna hingga tubuhnya terhempas.
Terlihat sebuah aura merah menyala pada tubuh Reyhan, terutama pada mata kirinya. Setelah beberapa saat menahan rasa sakit akibat penyatuan mata moster pada dirinya, seketika levelnya naik satu tingkatan. Kini Reyhan terlihat berbeda dari sebelumnya, mata kirinya tentu sama sama persis seperti moster tadi, ia juga memiliki tanda aura inti yang berbentuk api pada leher kirinya.
Reyhan melangkahkan kakinya mendekat ke arah Leyna yang saat itu sedang mengecek kondisi Amel yang sedari tadi tidak sadarkan diri.
"Bagaimana ke adannya?!!" tanya Reyhan
"Sepertinya kondisisinya cukup parah"
"Bagaimana jika aku yang mengobati temanmu itu" ujar seseorang yang bersumber dari belakang mereka.
Reyhan dan Leyna menengok ke belakang. Ternyata benar, ada seorang pria perawakan kurus tinggi. Reyhan mengarahkan pedangnya pada pria itu.
"Aku tidak akan percaya padamu"
Pria itu hanya tersenyum menatapnya. Leyna berusaha menenangkan Reyhan dan menghentikannya untuk berbuat gegabah. Ahirnya Reyhan menurunkan pedangnya.
"Kita coba untuk percaya padanya!!" ujar Leyna
"Apa kau yakin Ley, mungkin saja dia sejenis dengan moster yang tadi"
"Saat ini nyawa Amel lebih penting dari apapun"
Reyhan terdiam seketika, dan akhirnya ia mengikuti Leyna untuk percaya pada pria asing itu. Pria itu mendekat ke arah Amel yang terbaring tak sadarkan diri, ia membuat tubuh Amel melayang ke udara. Seketika tangannya mengambil senggenggam tanah dan melemparnya pada Amel, butiran tanah itu menyatu dan menjadi beberapa helai daun yang menempel pada tubuh Amel.
Daun daun itu memancarkan aura hijau terang yang menyala. Beberapa saat kemudian daun-daun itu membawa tubuh Amel kembali berbarbaring ke tanah dan seketika daun-daun itu menghilang dengan sendirinya. Amel membuka matanya secara perlahan.
"Bagaimana ke adaanmu saati ini?!!" tanya Leyna yang mendekat ke arah Amel
"Sedikit pusing"
Seketika Leyna berbalik ke arah pria asing itu, apa yang ada di benaknya ternyata benar. Pria itu memiliki tanda aura inti berlambang daun yang ada di punggung tangan kanannya. Leyna mendekat ke arah pria itu.
"Siapa kau sebenarnya?" tanya Leyna
"Aku sama seperti kalian"
"Apa buktinya, jika kau sebangsa dengan kami" ujar Leyna dengan tatapan curiga.
"Aku bisa saja membunuh kalian dan mengambil aura inti milikmu dan moster tadi yang kalian bunuh"
"Apa aku harus percaya dengan apa yang di ucapnya" batinnya
"Hey Nona... kewaspadaanmu membuatmu buta. Hingga kau tak dapat membedakan yang mana moster dan yang mana manusia"
"Apa alasanmu membantu kami menyelamatkan Amel?!!"
"Tentu saja niatku untuk menolong yang lemah"
"Katakan dengan sejujurnya apa niatmu itu!! Aku yakin kau memiliki niat yang lain" ujar Leyna yang seketika mengikat pria itu dengan cambuknya.
🐾🐾🐾
Nama : Reyhan Andika Putra
Tanggal Lahir : 16 Januari
Zodiak : Capricorn
Usia : 16 tahun
Kekuatan : Bara api
Senjata : Pedang
Level : 3
Lambang Aura : Api
🐾🐾
Nama : Leyna Dwi Cahyani
Tanggal Lahir : 30 Agustus
Zodiak : Virgo
Usia : 16 tahun
Kekuatan : Telepati
Senjata : Cambuk
Level : 1
Lambang Aura : Sayap Angel
🐾🐾
Nama : Amelia Putri Lestari
Tanggal Lahir : 20 juli
Zodiak : Cancer
Usia : 15 tahun
Kekuatan : Rambut Bor
Senjata : ~
Level : 1
Lambang Aura : ~