Cambuk itu semakin mengikat erat pria itu. Tentu saja semua itu atas kehendak Leyna sang pemiliknya.
"Aku tanya padamu sekali lagi, Apa niatmu sebenarnya?!!"
"Baik, aku akan katakan!! Lepaskan aku terlebih dahulu!!"
"Katakan terlebih dahulu maka aku akan melepaskanmu"
"Aku sempat berfikir kau gadis yang cerdik, namun ternyata pemikiranku itu salah!!"
"Apa kau berusaha untuk mengelabuiku dengan omong kosongmu itu"
"Kenapa kau tidak percaya pada dirimu sendiri. Kau punya kemampuan khusus tapi otakmu tidak berfungsi dengan baik"
"Br*ng**k.." ujar Leyna yang menarik cambuknya dengan kuat, berniat untuk membunuhnya.
Seketika muncul sebuah tanaman yang menjalar mengikat tubuh Leyna. Pria itu terbebas dari jeratan cambuk Leyna. Reyhan dan Amel yang melihatnya langsung menyerang pria itu dan membebaskan Leyna.
Saat Amel mencoba untuk menyerang pria itu, tiba-tiba sebuah tanaman menjalar mengikat kaki mereka hingga mereka tidak dapat begerak.
"Kau tak tahu cara berterimakasih gadis manis" ujar pria itu
Reyhan menebas tanaman yang mengikat Leyna, setelah membebaskan Leyna ia menyerang pria itu. Hal yang serupa terjadi padanya, namun Reyhan berhasil terbebas. Tanaman yang menjalar mengikat tubuhnya ia bakar dengan kekuatan api miliknya. Kemudian ia kembali menyerang pria itu.
"Hentikan..." teriak Leyna
Mereka berhenti seketika.
"Dia tidak berniat jahat pada kita" ujar Leyna
"Apa maksudnya, apa kau lupa tentang apa yang terjadi padamu barusan"
"Aku yang salah tidak dapat menilainya dengan benar. Dia sama seperti kita"
"Apa kau yakin bahwa dia bukanlah moster"
"Aku yakin"
"Sungguh mengagumkan... Kau ahirnya tahu akan hal itu" ujar pria itu sembari menghilangkan semua tanaman yang di munculkannya.
"Apa kau meragukanku yang memiliki kemampuan khusus telepati?!!" ujar Leyna yang menatap Reyhan.
Amel melangkahkan kakinya menuju Leyna.
"Apa benar dia telah menyelamatkanku?!!" tanya Amel
"Benar"
"Maaf atas ketidak tahuan saya!! terimakasih atas pertolongan anda tuan" ujar Amel yang kemudian membungkukkan tubuhnya untuk merendah.
Pria itu hanya tersenyum melihatnya, kemudian ia mendekat ke arah Amel.
"Kau tak perlu merendahkan dirimu kepada siapapun kecuali kepada ke dua orang tuamu"
Semua terdiam seketika.
"Perkenalkan namaku Atmo, mulai saat ini aku ikut bersama kalian" ujarnya yang kemudian bersandar di sebuah pohon rindang.
"Aku menolak" ujar Reyhan
"Kenapa? Apa kau ragu denganku? Bukankah tiga elemen inti lebih baik dari pada dua?!!" ujarnya sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Apa maksudmu?"
"Kau tanya lah pada pemimpinmu itu"
Seketika Reyhan mengarahkan pandangangannya ke Leyna, seolah-olah meminta penjelasan.
"Dia memiliki bagian dari kekuatan inti"
"Apa kau yakin Ley?!!"
"Aku yakin, kau bisa lihat tanda aura pada pungung tangan kanannya"
Reyhan kembali membalikkan pandangannya ke arah pria itu., ia melihat tanda aura inti berlambang daun di pungnggung tangan kanan pria itu.
"Apa kau masih tidak percaya tentang apa yang dikatakan pemimpinmu barusan" ujar pria itu sembari mendekat ke arah Reyhan.
"Aku tak akan pernah percaya padamu, walaupun kau bagian dari kami" ujar Reyhan
"Berhenti bertengkar, kita harus menyesaikan semua misi secepat mungkin, agar kita dapat terbebas" ujar Leyna yang mencoba menyulut perselisihan.
Mereka berempat memutuskan untuk melangkah bersama menyelesaikan semua misi. Langkah demi langkah telah mereka lalui. Hingga mereka tiba di sebuah tempat yang terlihat berbeda dari sebelumnya.
Nampak jelas sebuah lautan merah tepat di hadapan. Lautan merah darah, dimana airnya merupakan darah murni.
Saat mereka berada di sebuah tebing yang di bawahnya merupakan lautan merah, mereka terdiam sekita, memikirkan cara untuk menyebrang. Reyhan mencoba untuk melyangkan dirinya ke udara, namun tidak bisa. Tempat itu memiliki gravitasi yang besar, membuat mereka tidak bisa menggunakan ilmu peringan tubuh.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Reyhan
Seketika Atmo menggunakan kekuatannya, ia menumbukan tanaman dari satu tebing ke tebing yang di sebrang, membentuk sebuah jebatan.
"Apa kau gila, kau mau membunuh kami dengan jembatan yang kau buat itu?!!" ujar Reyhan
"Hey, kau fikir aku membuatkannya untukmu! Lihatlah, Aku menjadi yang pertama kali menyebrang" ujar Atmo yang menyebrang tebing itu dengan jembatan tanaman yang ia buat.
"Lihatlah... aku baik-baik saja" ujar Atmo yang telah berada di sebrang.
Amel memutuskan untuk menyebrang kali ini, ia percaya pada Atmo yang telah menyelamatkannya. Beberapa saat kemudian di susul oleh Leyna. Saat Amel telah berada di ujung dan hampir sampai, tiba-tiba muncul seekor ular raksasa dari lautan merah.
Amel berlari dan berhasil sampai tebing tepat waktu. Namun tidak dengan Leyna, ia tepat berada di tengah-tengah lautan merah. Ular itu menyemburkan racunnya, membuat jembatan tanaman itu mati dan hancur.
"Leyna...." teriak Reyhan yang melihat Leyna terjatuh ke lautan merah.
Seketika Reyhan melayangkan tubuhnya di udara, kali ini tubuhnya bisa melayang di udara. Ternyata ular itu yang menekan gaya gravitasi.
Reyhan yang penuh dengan amarah langsung menyerangnya. Seketika ular itu menyemburkan racun, karna ke gesitannya ia berhasil menghindarinya.
Atmo yang tak menyianyiakan waktu ia mengikat ular itu dengan tanaman menjalar yang ia ciptakan. Ia berhasil menjerat ular itu, namun tanaman yang ia ciptakan tidak bertahan lama, karna tubuh ular itu memiliki racun yang dapat membunuh mahluk hidup.
Seketika ular itu berbalik menyerang Atmo, namun Reyhan menyerangnya dengan kekuatan api miliknya. Ular itu menjadi semakin buas menyemburkan racun pada mereka.
Seketika Leyna muncul dari bawah, ia terbang dengan kedua sayap angel yang menempel di punggungnya. Leyna mengikat ular itu dengan cambuknya, namun ia terhempas karna ular yang cukup kuat.
Ular itu kembali menyemburkan racunnya menyerang mereka. Seketika Leyna mengikat mulut ular itu dengan cambuknya. Atmo yang melihat Leyna kewalahan, ia mengeluarkan tamanaman menjalar dari tangannya menuju cambuk Leyna hingga membentuk huruf Y. Atmo dan Leyna menarik kuat-kuat agar ular itu tak dapat menyemburkan racunnya.
Amel dan Reyhan yang tak menyia-nyiakan waktu langsung menyerang. Amel mengebor kepala otak itu hingga hancur, sedangkan Reyhan menebasnya hingga menjadi dua bagian.
Ular itu tewas dan tubuhnya terjatuk ke lautan merah. Seketika muncul sebuah kristal berwarna hitam pekat dari lautan merah hingga berada di atas kepala mereka berempat. Semua terdiam seketika, tidak ada satupun dari mereka yang langsung mengambil kristal itu.
"Siapa yang akan mengambilnya" tanya Atmo
"Bagaimana jika Amel saja yang mengambilnya" ujar Leyna
"Aku.."
Semua hanya menganggukan kepala seolah setuju akan keputusan itu. Amel melayangkan tubuhnya dan mengambil kristal itu, cahaya kristal itu masuk ke dalam tubuhnya. Menbuat levelnya naik satu tingkatan, seketika muncul sebuah tanda aura berbentuk api hitam pada leher kanannya.
🐾🐾🐾
Nama : Reyhan Andika Putra
Tanggal Lahir : 16 Januari
Zodiak : Capricorn
Usia : 16 tahun
Kekuatan : Bara api
Senjata : Pedang
Level : 3
Lambang Aura : Api
🐾🐾
Nama : Leyna Dwi Cahyani
Tanggal Lahir : 30 Agustus
Zodiak : Virgo
Usia : 16 tahun
Kekuatan : Telepati
Senjata : Cambuk
Level : 1
Lambang Aura : Sayap Angel
🐾🐾
Nama : Amelia Putri Lestari
Tanggal Lahir : 20 juli
Zodiak : Cancer
Usia : 15 tahun
Kekuatan : Rambut Bor
Senjata : ~
Level : 2
Lambang Aura : Api hitam
🐾🐾
Nama : Atmo Radinka
Tanggal Lahir. : 23 Maret
Zodiak : Aries
Usia : 18 tahun
Kekuatan : Tanaman
Senjata : ~
Level : 2
Lambang Aura : Daun