Chereads / The World Of Magic Online / Chapter 6 - Chapter 6 - Siasat Musuh

Chapter 6 - Chapter 6 - Siasat Musuh

Mereka berempat melanjutkan perjalanan, menjelajahi dunia virtual. Seketika Leyna berfikir sambil melakukan perjalanan.

"Saat ini, ke empat pecahan inti sudah berkumpul menjadi satu rekan. Apa mungkin semua yang memiliki tanda aura itu adalah manusia, atau bakhan seorang moster" batinnya.

Seketika langkah Amel terhenti, membuat semua temannya ikut menghentikan langkah mereka, namun tidak dengan Leyna yang hanya berfokus pada apa yang ia fikirkan. Reyhan memutuskan mengejar Leyna yang terus melangkah.

"Ley... berhenti Ley!!" teriak Reyhan berkali-kali

Ahirnya, suara Reyhan dapat membuyarkan lamunan Leyna.

"Ada apa?!" ujar Leyna yang kemudian membalikkan tubuhnya.

Tanpak terkejut ia melihat Reyhan yang agak jauh dari posisinya saat ini. Leyna melangkahkan kakinya menuju Reyhan.

"Dimana yang lain?" tanya Leyna sembari melangkahkan kakinya mendekati Reyhan.

"Sepertinya Amel merakan adanya bahaya?"

"Apa?" ujar Leyna yang terkejut dengan apa yang di katakan Reyhan, ia tidak menyadarinya bahwa ada bahaya yang mengintai, biasanya Leyna yang paling waspada di antara mereka semua temannya.

Leyna berlari kembali menuju tempat dimana temannya yang lain menghentikan langkah, kemudian di susul oleh Reyhan.

"Dimana mereka?" tanya Leyna yang mengedarkan pandangannya

"Aku rasa Atmo dan Amel menghentikan langkah di tempat ini" ujar Reyhan.

"Apa kau yakin Rey?" tanya Leyna panik

"Aku yakin, pohon merah itu menjadi tanda saat aku meninggalkan mereka berdua" ujar Reyhan sembari menunjuk ke arah sebuah pohon berdaun merah.

Leyna melangkahkan kakinya mendekat ke arah pohon itu, tanpak jelas pohon itu berbeda dengan pohon lain yang ada di sekitar. Bukankah nampak mencurigakan.

"Ada apa Ley?" tanya Reyhan telah berada tepat di belakang Leyna.

Leyna memetik satu daun merah itu, tiba-tiba Leyna menghilang entah kemana, bak di telan bumi. Reyhan yang melihatnya tanpak terkejut.

"Apa yang harus aku lakukan, untuk menyelamatkan ke tiga temanku" batinnya.

Seketika fikirannya buntu.

"Sial, kenapa dalam ke adaan seperti ini aku tidak dapat berfikir" ujar Reyhan sembari memukul pohon merah itu karna kesal.

Seketika sebuah daun dari pohon itu gugur dan bersentuhan dengan kulit tangan Reyhan.

🐾🐾🐾

Entah kenapa saat ini Reyhan berada di tempat yang asing, berbeda dari sebelumnya. Sejenak ia berfikir, apa yang baru saja terjadi padanya dan juga semua rekannya.

"Apa mungkin daun merah itu yang membawaku kemari, tapi di mana teman-temanku?" ujar Reyhan sembari melihat ke sekelilingnya.

Langkah demi langkah ia telusuri tempat itu.

"Leyna, apa kau mendengarku" teriak Reyhan.

Seketika nampak seorang berdiri tepat di hadaannya, nampak dari belakang seseorang itu mirip seperti Leyna.

Reyhan memberani kan untuk mendekat ke arah gadis itu, seketika gadis itu menoleh kearahnya, benar saja dia adalah Leyna.

"Ley, ayo kita pergi dari sini dan cari semua teman kita" ujar Reyhan sembari menggandeng Leyna

Leyna melepaskan tangan Reyhan yang menggenggamnya, seketika tangannya menggenggam sebuah cambuk, Leyna mengikat Reyhan dengan cambuknya, kemudian ia melemparnya.

Reyhan kembali bangkit dengan menahan rasa sakit. Leyna terlihat tampak marah, wajahnya yang merah padam membuat suasana menjadi mencekam.

"Ley, apa yang kau lakukan" ujar Reyhan yang mencoba untuk menyadarkan Leyna.

Tanpa menghiraukan perkataan Reyhan, Leyna kembali menyerang. Kali ini serangannya terlihat brutal, namun Reyhan hanya menahsn serangan dari Leyna, karna ia tak mau melukai temannya itu.

"Sadarlah Ley" ujar Reyhan yang menarik kuat cambuk Leyna yang terikat pada pedangnya.

"Pasti ada cara, untuk menyadarkan Leyna" batin Reyhan.

Reyhan yang tak sanggup untuk menahan, seketika ia terhempas jauh oleh serangan Leyna yang cukup kuat. Karna sedikit kesal, Reyhan melayangkan tubuhnya, ia berniat merampas senjata Leyna untuk mengikat tubuh Leyna nantinya Saat penyerangan aksinya di mulai Leyna terus menggerakkan cambuknya untuk kembali menjerat Reyhan, karna tak mau terus terlempar oleh Leyna.

Reyhan mengunakan pedangnya untuk melindungi dirinya, namun naasnya mata Leyna tertusuk oleh pedang itu, saat Rehyan mencoba untuk menebas serangan cambuk milik Leyna. Leyna menjerit kesakitan, sekatika ia menundukan kepala sembari menutupi wajahnya yang mulai berlumaran darah.

"Ley, maafkan aku" ujar Reyhan yang nampak khawatir

"Kau berani menyerangku Rey?" ujar Leyna dengan nada yang penuh emosi.

Reyhan mencoba untuk melangkahkan kakinya, mendekat ke arah Leyna.

"Berhenti di tempat"

Reyhan tak menghiraukan apa yang di perintah oleh Leyna, ia melangkahkan kakinya mendekat kearah Leyna.

"Aku bilang berhenti di tempat" ujar Leyna yang kemudian menyerang Reyhan dengan cambuknya.

Cambuk Leyna mengikat kuat kaki Reyhan kemudian, ia menarik cambuknya hingga membuat Reyhan terjatuh.

"Aku minta maaf Ley, kau bisa membalas serangan yang aku lakukan padamu" ujar Reyhan

"Benarkah" jawab Leyna dengan tatapan yang menyeramkan, karna darah mengalir cukup deras di area mata kanannya.

Setika Reyhan dengan pasrahnya melempar pedangnya pada Leyna.

"Rupanya kau mengingankan hal yang sama seperti apa yang aku rasakan" ujar Leyna yang kemudian mengambil pedang itu.

Reyhan menyerang, namun Reyhan terlihat nampak pasrah. Padang itu Leyna gunakan untuk menusuk mata kiri Reyhan.

"Kau sungguh bodoh, membiarkan orang lain mengambil aura inti milikmu" ujar Leyna yang tampak senang.

"Sial, ternyata dia bukanlah Leyna" ujar Reyhan yang mulai sadar akan tipu muslihat Sang Musuh.

Seketika tubuhnya mulai melemah, menahan rasa sakit akan aura inti yang mulai memudar pada tubuhnya. Karna aura inti miliknya tepat pada mata kirinya, dimana mata itu adalah milik moster yang di ambil oleh Leyna untuk dirinya.

Reyhan kembali menyerang, dengan menggukan kekukatan inti yang masih tersisa pada dirinya, sembari menahan rasa sakit karna aura inti yang mulai memudar.

"Rupanya kau memilih mati, ingat!! jika kekuatan auramu berada di titik nol, maka jiwamu akan meledak"

Kekuatan aura Rehyan saat ini di ibararat sebuah es dan air panas. Pemudaran aura di ibaratkan sebuah es dan penyerangan menggunakan aura di ibratkan air panas. Keduanya saling menyerang satu sama lain, hingga membuat kestabilan tubuhnya tidak seimbang yang dapat membuat sang pemilik tubuh meledak.

"Aku harus membunuhnya sebelum, tubuhku mengalami peledakan" batin Reyhan.

Dengan sisa kekuatan arau yang ia miliki Reyhan terus menyerang, seketika emosinya memuncak karna rasa sakit akibat pemudaran aura. Seketika serangan Reyhan menjadi sangat brutal, membuat Sang Musuh kewalahan menyerang hingga Reyhan berhasil membunuhnya dengan pedangnya.

Seketika tubuh Reyhan terjatuh lemah ke tahan, bagitu juga dengan musuhnya yang telah tewas di hadapan. Reyhan mengambil mata kiri sang Monster dan ia pasangkan mata monster pada bagian matanya yang telah rusak.

Lagi-lagi ia menahan rasa sakit, kali ini tubuhnya merasa terbakar. Reyhan berusaha menahan semua rasa sakit itu, seketika ia berteriak sejadi-jadinya. Mengerang dan menjerit menahan sakit.

🐾🐾🐾

Nama : Reyhan Andika Putra

Tanggal Lahir : 16 Januari

Zodiak : Capricorn

Usia : 16 tahun

Kekuatan : Bara api

Senjata : Pedang

Level : 4

Lambang Aura : Api

🐾🐾

Nama : Leyna Dwi Cahyani

Tanggal Lahir : 30 Agustus

Zodiak : Virgo

Usia : 16 tahun

Kekuatan : Telepati

Senjata : Cambuk

Level : 2

Lambang Aura : Sayap Angel

🐾🐾

Nama : Amelia Putri Lestari

Tanggal Lahir : 20 juli

Zodiak : Cancer

Usia : 15 tahun

Kekuatan : Rambut Bor

Senjata : ~

Level : 3

Lambang Aura : Api hitam

🐾🐾

Nama : Atmo Radinka

Tanggal Lahir. : 23 Maret

Zodiak : Aries

Usia : 18 tahun

Kekuatan : Tanaman

Senjata : ~

Level : 3

Lambang Aura : Daun