Chereads / Aku milik pak dosen. / Chapter 25 - Gombalan Kayla

Chapter 25 - Gombalan Kayla

Kalau kadang pacar yang Rasya sebut itu adalah lelaki yang dia jadikan sebagai ojek ketika berada di kos-kosan, dia ini anak konglomerat. Ayahnya seorang pengusaha restoran yang omsetnya sudah sampai triliuanan karena punya cabang se-asia tenggara. Kemudian kakak sulungnya juga direktur salah satu perusahaan besar. Bisa di bayangkan sekaya apa keluarganya, sampai dia bisa tinggal di kos-kosan yang paling komplit dan mewah.

Makannya, Bella yang hanya anak rantau seadanya di minta tinggal satu kosan tanpa perlu mikirin bayar apapun menerima tawaran Rasya untuk tinggal satu kosan. Lumayan untuk mengurangi pengeluaran, lagi pula Rasya bilang kalau kosan itu punya kakaknya. Jadi dia tinggal secara gratis dan sudah ijin lebih dulu kalau mau bawa temannya untuk tingal bersamanya.

Hal itu di sambut baik karena ada yang mau temenan dengan Rasya yang introvert ini, walau gayanya seperti orang easy going. Nyatanya Rasya adalah orang yang sulit bergaul dengan orang baru dan pemilih sekali untuk berteman makannya selama kuliah dia hanya dekat dengan Kayla dan Bella.

Sampai di mana kakak Rasya datang ke kosan untuk melihat teman adikny aini, dia membawakan banyak makanan, cemilan, kemudian beberapa make up dengan brand paling bagus dan terkenal. Benar-benar sultan sekali, sampai Bella melongo dan hanya bisa tersenyum sampai selesai kakak Rasya pergi dari kosan untuk kembali ke perusahaan karena dia datang ketika jam makan siang perusahaan.

Kala itu, author akan ceritakan bagaimana Bella yang sedang menggunakan celana boxer favoritnya dan hoodie untuk menutupi bra yang dia gunakan di dalam tanpa kaos. Membereskan barang di kamar kos sedang Rasya tengah ke super market untuk membeli lakban, kemudian paku juga beberapa keperluan Bella yang sedang memisahkan barang-barangnya.

Bel kamar kos Rasya berbunyi, saking lengkap ini kamar kos yang memang di ijinkan masuk mau itu cowok atau cewek asalkan mereka melapor pada resepsionis di lantai dasar.

Bella yang pikir itu Rasya kesal, kenapa pakai acara pencet bel. Dia yang punya kosan, dia kesal apalagi suara belnya nggak berhenti berbunyi. Dengan langkah jengkel, sebab dia juga sedang mencari buku corat coret miliknya di mana di sana ada tulisan outline novel yang sedang dia garap

Tapi begitu di abuka pintu, berdiri sosok pria berjas yang tampan dengan gaya rambut belah tengah yang rapih, senyum merekahnya yang khas di liat juga dasinya yang sudah longgar membuat daya tariknya menjadi-jadi. Bella stagnan dan terapku dengan lantai, pupil matanya membesar karena melihat wajah bak pahatan sempurna.

"Kamu pasti teman Rasya?"Tanya suara berat itu yang masuk dalam rungunya.

Bella hanya mengangguk sebelum kemudian menutup pintu kamar kos Rasya, dia tidak bisa berdiri di depan lelaki tampan seperti itu. Dia tidak memikirkan apapun selalin jantungnya yang berdetak tidak karuan, hanya itu yang dia pikirkan untuk di selamatkan adalah jantung dan hatinya.

Di luar, Marfel yang tidak bukan adalah kakak sulung Rasya hanya bisa memiringkan kepalanya ke kiri dan bertanya-tanya. Dia tidak memencet bel maupun mengetuk pintu, membiarkan saja pintu itu tertutup di depan wajahnya dan dia mengeluarkan ponsel untuk memanggil adiknya. Nama panjang kakak sulung Rasya itu Marfelando Prasetyo dan nama panjang adiknya Rasya Prasetyo, ayah mereka tidak suka anaknya memiliki nama tiga kata.

Itulah kenapa hanya ada dua kata nama mereka sedangkan ibunya hanya bisa menyetujui, lagipula kala itu dia tidak bisa memberikan nama pada anak-anaknya karena ayah mereka tidka akan setuju atas saran nama yang di berikan oleh keluarga mereka apalagi istrinya sendiri.

Dan begitulah kejadian memalukan itu terjadi, Bella sampai malu tiap kali bertemu dengan Marfel. Kembali di mana Bella bertanya pada sahabatnya ini.

"Itu... ojek gue sih, dia sebulan lalu ngungkapin cinta terus gue terima."Kata Rasya jujur.

Bella sudah menebak kebiasaan Rasya, ini sebenarnya di lakukannya untuk membuat kekasihnya yang juga seorang direktur seperti kakak sulungnya itu cemburu. Sikap tsunderenya itu membuat Rasya jengkel, Kayla dan Bella tahu hubungan mereka. Tapi tidak lebih dari ini, sebab Rasya hanya menjelaskan seperti itu dan ketika di tanya dia tidak menjawab maka mereka tidak akan memaksa.

"Udah gue kira,"

"Ishhh, ini jam kosong sampe mata kuliah terakhir. Kita makan saja yuk, ke kantin atau kemana begitu. Belanja juga gapapa, gue teraktir deh, pakai ATM kakak gue ini."Ujar Rasya mulai jengkel dan menaruh kepalanya di atas meja.

"Kantin saja."Suara Kayla setelah sekian lama hanya diam dengan bosan memerhatikan kedua sahabatnya.

"Oke, gue traktir."Jawab Rasya.

"Yeyyyy, makan enak lagi kalau begitu."Timpal Bella yang langsung berdiri dengan riang gembira.

Mendengar hal itu Rasya langsung memicingkan matanya kearah Bella."Emang kapan lu makan nggak enak sejak ngekos bareng gue?"

"Hehehehe..."Bella memukul dengan gerakan meleyot, memukul tangan Rasya.

Hal itu sontak membuat Rasya langsung girang, dia berbicara dengan nada julid kearah Kayla.

"Lu tau nggak? Kalau dia ini di manjaain ama kakak gue?!! Parah sih, dateng ke kosan bukan buat nengokin gue adiknya tapi—"

Bella tutup mulut Rasya dengan gerakan serampangan dan menaruh jari telunjuknya yang lain ke mulutnya sendiri sambil bilang."Ssshttt!! nggak boleh, ini rahasia ilahi."

"Tai!"

"Eh! Eh! Rasya nggak boleh ngomong kasar, itu nggak cocok sama sifat lembut kamu!"

.....

Di kantin ketiganya duduk di kanting, tepat di depan warung minuman yang di pegang oleh Tono. Dia seumuran dengan Kayla, walau begitu dia sangat dekat dengan para mahasiswa tertutama dengan Rasya, tentu karena yang membantu memberikan dia pekerjaan dan dana untuk membuka warung di kantin kampus trmpat suaminya bekerja adalah Rasya.

Dia adalah lelaki yang di temukan di dekat kosannya, dia emmang kenal tapi hany asekedar kenal. Sampai di mana dia melihat Tono bawa tas ransel dan duduk di pinggir jalan, sampai besok dan besoknya lagi.

Ternyata dia di usir dari kontrakannya, terus nggak punya uang untuk balik. Ponsel dan atmnya di maling, dia hany apunya pakaian untuk ganti dan ijasah SMP yang jarang ada yang mau terima. Singkatnya seperti itu kisahnya.

"Mau pesen minuman apa Rasya?"

"Aku mau pesan es kopi latte, pake cincau nggak usah di tambah gula!"

Saat itu, bersamaan dengan pesanan yang sedang di cata oleh Tono beberapa kelompok dosen datang yang salah satunya adalah Yasa. Dia melihat sosok istrinya segera, tubuh gemuk dan pakaiannya. Lagipula dia tidak akan mungkin melupakan punggung sang istri yang selalu dia ciumi tiap malamnya, memikirkan itu dia menggeleng dan tersenyum tanpa sadar memalingkan wajah.

"Eh, mau kulit ayam saus pedas manis ya."Ujar Bella lagi melihat menu.

"Gue mau bakso, kuah bakso selalu jadi senjata kalau ngantuk. Kayaknya enak nih, seger!"Tambah Rasya.

Kayla belum memesan, tepat dengan itu Yasa yang ikut bersama tiga dosen senior itu memilih tempat duduk di dekat meja sang istri. Hanya berjarak satu meja kosong, dia bisa mendengar suara teman-temannya dan juga posisi duduknya yang mendahadap punggung Kayla.

"Yasa, kamu mau pesan apa?"Tanya suara halus itu di sisinya.

Dia adalah Laila, wanita yang seumuran dengannya dan juga salah satu dosen fakultas pendidikan.

"Aku pesan soto ayam sama es teh manis."Jawabnya memalingkan wajah sebentar.

Di meja Kayla bersuara."Kalau gue mesen es capucino cincau, jangan lupa gulanya nggak usah di tambahin."

"Oke, apalagi?"Ujar Tono mencatat pesanan.

Sebab dia di kantin hanya sendirian tanpa asisten, belum bisa menggaji untuk satu orang selain dirinya sendiri.

"Terus sama abangnya setengah deh."Ujarnya dengan kekehan gombal.