WARNING TYPO!
.
Nadira mengadap ke arah Sinta, "Lo pikir gue cuma modal cari muka? Terus bisa dapetin apa yang Bos mau? Iya, gitu? Mikir Sya ... Selama ini yang sering dapet cacian makian dari Bos, siapa? Gue apa elo?!" umpat Nadira, sedangkan Sinta mundur pelan-pelan karena apa yang Nadira katakan semuanya benar.
"Gue berusaha melakukan yang terbaik buat semuanya, cih. Apa sih, nggak ada yang gue lakuin kok. Lagian percuma juga ngomong sama orang yang otaknya cetek alias dangkal!" Murkanya kesal, kenapa orang-orang selalu menganggap dirinya paling wah dan benar. Sedangkan Nadira sibuk menata diri untuk menjadi lebih baik lagi. Dunia persaingan bukan hanya bisnis tapi juga teman kantor yang nggak ada akhlak.
Sinta tidak berkutik, manusia cepu dan beraninya hanya dibelakang mana bisa melawan Nadira. Ketegasan Nadira patut diacungi jempol, siapa suruh berurusan dengan seorang yang pendiam tapi memiliki totalitas mental.