BAB SEBELUMNYA
"Kalau mau ketemu, mendingan suruh ke sini aja. Gue juga sibuk ngerjain tugas kuliah." balasnya. Aditya juga sibuk mengerjakan tugas kuliah, setelah bertahun-tahun kuliah dia juga belum mendapatkan sesuatu yang membanggakan dirinya.
"Oke," sedikit helaan nafas kesal dari Vano. Lelaki itu keluar dari ruangan Aditya, daripada makin kesal setiap kali ada pertemuan pasti dia yang datang. Ya walaupun Aditya itu bisa melakukan pekerjaannya dengan baik tapi kalau begitu seenaknya sendiri ya kan. "Gue heran, niat nggak sih dia jadi Bos. Apa-apa gue, setiap pertemuan gue. Gila." umpatnya kesal.
Kalau begini caranya perusahaan lain tidak mengenali Aditya sebagai calon penerus perusahaan. Jika Ayah mengetahui hal ini, maka akan marah besar kepada Aditya untuk apa jadi Bos kalau tidak pernah keluar kantor melakukan pertemuan. Bisnis berjalan karena siapa, tidak berjalan sendiri tapi harus dengan kerja keras bersama team di kantor.
"Halo, gue di kantor. Kenapa?" tanya Aditya.