WARNING TYPO!
.
Aditya benar-benar mengikis jarak antara mereka sampai Nadira mentok sampai wastafel. Gadis itu menatap, tangan mengusap bibir Aditya yang berdarah. "Sakit kan, makanya jangan gelut-gelut lah." cetusnya, ingin marah tapi melihat keadaan seseorang yang ada dihatinya saat ini. Nadira merasa simpati dan tidak tega jika Aditya terluka.
"Kenapa makin lama, makin maju ih." protesnya, seraya menatap bingung ke arah Aditya. Jarak mereka sekarang sudah sangat dekat, dan tiba-tiba tangan Aditya memeluk pinggulnya. Keduanya pun semakin menempel.
Karena sudah menyukai Aditya dan mereka sudah pernah melakukan itu. Nadira pun hanya dan tetap mengusap bagian sudut bibir Aditya. Gadis itu semakin tidak fokus, karena mata Aditya yang menatapnya begitu sensual.
"Apa sih natap begitu, sudahlah keluar sana. Nanti ada yang liat loh." usirnya, namun Aditya tetap menatap ditambah senyum coolnya yang tengil.