WARNING TYPO!
.
BAB SEBELUMNYA
Marfel masih memeluk tubuh kekasihnya, mereka sudah masuk kembali kedalam kamar karena Bella merasa pusing pada kepalanya. Di atas ranjang pesakitan itu, Marfel masih memeluk Bella dengan erat. Seakan-akan jika dia melepaskan, dia akan kehilangan lagi. jadi yang dapat dilakukannya adalah memeluk dan menghindu harum rumah sakit yang melekat pada pakaian Bella. Perempuan itu juga tidak menolak, dia membiarkan bahkan sekarang tengah mengusap kepala bagian belakang Marfel.
Sudah lama dia tidak merasakan kehangatan tubuh bongsor ini, bahkan ranjang yang panjang masih membuat kaki jenjang Marfel menekuk. Dia tertawa tanpa sadar, karena ranjang bagian kepala milik Bella lebih tinggi dia bisa melihat kaki Marfel. Hal itu membuat Marfel yang tengah bersembunyi di leher Bella mendongak, napas panasya berhembus mengenai wajah Bella yang begitu dekat.
"Kenapa ketawa?"
"Lucu, ranjang panjang masih kurang muat buat kamu yang tinggi."Balas Bella pelan.
