Senyum manis terukir di sudut bibirnya. Semua foto itu diambil saat Ros tidak menyadarinya alias dia mencurinya. Ros tidak sama dengan pemudi lain yang gemar berswafoto. Dia sama sekali tidak suka berfoto. Katanya, tidak suka jika wajahnya menjadi konsumsi publik.
Aldo terus memandangi foto-foto itu. Ros sangat cantik, demikian hatinya bergejolak. Seandinya wanita yang disukainya tersebut orang lain, mungkin sudah dipacari, bukannya dia sudah memacarinya? Iya memang tapi belum pernah menciumnya.. Ah, Aldo mengusap wajahnya sendiri. Remaja itu masih dalam masa pubertas. Dia masih merasakan gejolak cinta remaja yang membara. Kata orang, cinta monyet. Entah sejak kapan istilah itu muncul. Apa pun namanya gelora asmara yang dimiliki Aldo, semakin hari menebal dan berkarar hanya untuk Ros.
Reaksi Aldo pertama saat Ros muncul, menganga. Padahal Ros hanya berganti kostum saja. Hanya, baju yang dikenakannya kali ini cocok di badan Ros. Emang biasanya nggak cocok? Ada-ada saja.