Pagi harinya, Ros masih sama mode diam. Mata panda terihat. Rupanya dia sedikit tidur semalam. Mungkin masih kepikiran dengan Aldo. "Sayang, mama punya salahs ama kamu? Kok kamu diemin mama dari semalam?" tanya Fatin sambil meletakkan susu hangat di depan sang putri. Ros yang disapa menatap lurus ke arah sang mama. Dia menggeleng menandakan bukan mamanya yang bertanggung jawab dengan diamnya kali ini.
"Kalau bukan mama terus siapa?" Ros masih tetap dalam diamnya. Fatin mengembuskan napas lelah. Anaknya yang satu itu memang sulit jika ingin diam. Mereka memakan sarapannya dengan diam. Setelah sarapan selesai, Ros meraih tangan kedua orang tuanya dan mengucapkan salam. Dia keluar dari rumah untuk pergi ke sekolah.