Sore ini Fatin menggeliat di kamarnya. Demikian juga Ros. Mereka melewatkan makan siangnya. Maka perut mereka sudah menagih dengan membunyikan genderang. Fatin membangunkan Griffin dengan ciuman mesranya. Dia sudah melakukannya hampir lima belas tahun sejak menikah dengan suaminya itu.
"Hai, sudah sore? Apakah kita melewatkan makan siang? Perutku rasanya lapar." Fatin bangkit kemudian mandi terlebih dahulu. Setelah itu keluar kamar bersama. Dia menghampiri kamar Ros untuk mengajaknya makan siang. Ternyata putrinya itu sudah siap dan kini berada di depan kamarnya.
"Ma, lapar!" Dengan manja Ros memeluk sang mama.
"Mama juga, mari kita makan." Mereka menuju ke ruang makan. Para pelayan baru saja menghangatkan makanan karena Fatin memintanya lewat sambungan telepon.
"Apakah cukup?" Griffin mengangguk. Lelaki itu memang tidak menyukai karbo. Dia akan makan dengan porsi karbohidrat yang sedikit.
"Ma, aku mau ngomong." Ros mulai membuka pembicaraan.