"Kamu baik-baik saja?" tanya Ros dalam chatnya.
"Kirain mau nulis puisi untuk menghiburku yang sedang gatal-=gatal. Tahunya hanya satu kalimat tanya." Nevan mengakhiri dengan emotion. Ros ternyum kemudian membalasnya dengan emotion wajah datar.
Ros memutar bola matanya jengah. Aldo selalu berhasil membuatnya marah. "Kamu kira aku penyair? Jangan aneh-aneh." Emotion marah.
"Hahaha, kamu pasti sangat cantik kalau lagi ngambek. Aku sduah mendingan jangan cemas, My Litle Cat." Ros mendelik membaca balasan dari Nevan.
"Aku bukan kucingmu!" Ros voice note hingga dibalas voice note juga oleh Nevan.
"Suruh siapa kamu nggak mau jadi pacarku. Kalau kamu mau nggak akan jadi kucingku." Lama-lama Ros jadi meradang. Dia menonaktifkan ponselnya. Wanita itu melempaer ponselnya karena marah. Untung saja di kasur. Ponsel mahal dengan logo apel separuh seharga lebih dari lima belas juta bisa hancur kalau melempar bukan ke kasur. Setelah beberapa saat, maka Ros tertegun.