Nevan hanya tersenyum saja. Dia duduk kembali ke sofa ruangan itu. "Van,nggak jadi pulang?" Griffin bertanya sambil sesekali mengoreksi pekerjaanya.
"Nunggu Sasha, biar dia jadi sopir." Griffin mengerutkan kening. Untuk apa putranya tersebut menyuruh Sasha jadi supir?
"Kamu memang bener-bener. Kasihan dia kalau kamu begitu, jangan keterlaluan!" Griffin mengehntikan pekerjaannya khusus untuk memberi wejangan pada sang putra. Nevan hanya tersenyum saja. Dia memilih untuk main games mengisi waktu luang. Lelaki dengan tinggi badan seratus delapan puluh lima itu tiduran di sofa kantor sang papa sebelum besok berjuang mulai dengan seluruh kemampuannya.
"Van, mau bareng papa?" Sore sudah menjelang saat seluruh karyawan mulai kemas-kemas dan pulang ke rumah masing-masing. Nevan menjadi sumringah. Dia akan membonceng Sasha kali ini. Dia bangkit dan menggeleng saat papanya mengajak untuk bareng. Dia sedikit berlari menuju ruangan Sasha.
"Ada apa?" Dengan jutek Sasha menyapa Nevan.