"Ah, baiklah. Obati lukamu, Pak. Ada kotak obat di ruangan saya." Griffin mengajak Sasha untuk ke ruangannya. Sebelumnya dia memesan makan siang, memang waktunya makan siang bahkan sudah lewat, karena sekarang sudah setengah dua.
Tidak berapa lam Nevan tersadar. Lelaki muda itu memang fobia gelap. Jika ruangan itu sangat gelap dan jangkauan indra matanya sama sekali tidak dapat mentoleransi, maka kepalanya akan pusing, akhirnya pingsan. Seperti hari ini. Sasha memandang tubuh yang tergolek lemah itu. Dia langsung menurunkan standar kekagumannya kepada lelaki yang dia juluki Singa Rimba itu. Lelaki tampan, dengan rambut halus yang mulai tumbuh sehingga mempertegas rahangnya, sebelumnya mendapatkan level sempurna di hati Sasha selepas dengan aura juteknya yang terkesan horor dan magis. Lebih menakutkan dan menyebalkan dengan nggak punya duit karena gaji tertunda. Ah, kini turun satu level menjadi hanya sembilan saja.
