Fatin sudah mendapatkan yang dia inginkan. Mobil body guardnya penuh dengan barang-barang yang baru dibeli itu. Fatin tidak lagi mengingat kejadian satu jam lalu. Dasar bumil! Emosinya selalu naik turun tidak terdeteksi. Griffin menyetir dengan percaya diri pulang ke rumah. Mereka sampai di rumah. Griffin mendapatkan telepon ketika sampai di rumah.
"Halo, ada apa?" Griffin terlihat serius berbicara kepada seseorang itu. Rupanya ada sedikit masalah dengan perbatasan. Kelompok Griffin sudah bekerja sama dengan pihak kepolisian. Usahanya juga sudah bersih, walau masih saja berhubungan dengan senjata.
"Sayang, Abang pergi dulu, ya?" Satu kecupan mendarat di bibir manis sang istri.
"Papa kapan pulang?" tanya Nevan sambil melipat tangannya. Sebab dia tahu kalau sudah dapat panggilan dari polisi pasti akan lama pulang.