Chereads / Sembunyi / Chapter 6 - BAB 6 : Ducati Merah

Chapter 6 - BAB 6 : Ducati Merah

"pagi bu siti.." sapa ku dari meja makan pada bu siti yang sudah sibuk di dapur sepagi ini.

"eh pagi non, tumben sepagi ini udah rapih non?" tanya bu siti.

"hehe iya bu" ujar ku. Hari ini aku berniat untuk datang kesekolah sepagi mungkin, karena hari ini adalah jadwal piket ku di kelas.

"ohiya non.. tadi Tuan dan Nyonya..."

"ahiya, mama sama papa udah berangkat sejak tadi kan? Dan gak sempat berpamitan? Udah biasa itu mah bu.. dari dulu emang mereka selalu begitu kan.." Ujar ku

Aku mengambil sepotong roti dan mengolesi nya dengan sedikit selai coklat. Aku memakan nya dengan cepat, dan meminum susu yang telah bu siti buatkan untuk ku tadi. Mulai hari ini aku juga berniat untuk tidak diantar jemput oleh pak Karjo. Aku berniat untuk berangkat bersama dengan Kenzo, ya karena hari ini aku piket bersama dia. Dan ditambah lagi hari ini ada PR yang belum ku kerjakan, jadi aku berniat untuk minta bantuan Kenzo. Dan untung nya Ken mau membantu ku.

Dan terlebih lagi kita memang sudah lumayan dekat selama 2 minggu ini, dia termasuk orang yang baik dengan tampang kurang cuek nya. -Ya sebenarnya dia gak cuek cuek amat sih dari awal ketemu pun dia sebenarnya ramah hanya saja memang wajah nya yang terlihat cuek. Dia selalu mau membantu ku, Ayana, dan Richard ketika ada pelajaran yang tidak kami pahami.

"bu aku berangkat dulu ya.." aku berpamitan pada bu Siti yang masih sibuk membersihkan peralatan masak di dapur.

"ehiya non, tapi pak Karjo sedang ke kamar mandi non" ujar bu Siti

"gak usah bu, hari ini aku mau berangkat bareng teman sekelas ku.." sahut ku yang sudah sampai di ambang pintu rumah.

Dari balik pagar rumah ku terlihat satu orang anak laki laki duduk di sebuah motor Ducati merah, dengan seragam SMA yang sama seperti ku. Ya orang itu adalah Kenzo yang sudah ada disana sejak 5 menit yang lalu. Aku kira dia akan membawa motor matic, seperti yang biasa ia bawa. Tapi kenapa yang ia bawa hari ini sebuah motor sport ducati pinagle v2 berwarna merah seperti ini. Ini kan lumayan mahal untuk kalangan.. -Eh tunggu, berarti dia selama ini juga berasal dari kalangan kelas atas? Ah sudah lah itu bukan urusan ku, dan memang tidak baik melihat seseorang dari sisi luarnya saja.

Aku menghampiri Ken yang sudah setengah menjamur, dan bisa dibilang hampir bete karena harus menunggu agak lama.

"Pagi Ken.." sapa ku lebih dulu

"hai, pagi tha" balas nya. Dan Ken memberikanku sebuah helm.

"eumm.. Ken kok motor lo ganti? Bukannya harusnya motor lo matic ya?" tanya ku

"iya, yang matic emang udah waktunya service tha. Biasanya sih kalo motor itu di service gua naik Transjakarta. Ya ini karena gua udah janji buat bareng sama lo jadi mau gak mau gua bawa motor ini kesekolah buat pertama kalinya." Jelasnya. Aku yang mendengar itu hanya mengangguk angguk paham.

"emang kenapa tha? Gak cocok ya gua bawa ini?" lanjutnya

"eh nggak, bukan gitu ken. Tapi gua emang kurang nyaman kalau naik motor ini. Soalnya ketinggian, pegel duduknya hehe" ujarku.

"oh.. gitu, kalo gitu selanjutnya gua jemput lo pake motor yang lebih nyaman deh"

"hm? Gimana?" kata ku

"eh nggak, maksudnya lain waktu kalo kita mau bareng lagi gitu" aku hanya mengangguk pelan.

Kami berangkat bersama pagi itu dengan ducati merahnya, sepanjang perjalanan aku hanya menahan rasa pegal di pinggang dan memilih lebih banyak diam. Ken yang tahu aku merasa nyaman sama sekali dibonceng oleh nya, ia pun menyuruhku untuk bersikap biasa saja dan menaruh tas ku ditengah agar aku merasa lebih nyaman saat berpegangan.

"gua tau lu gak nyaman tha. Gua gak akan mikir macam macam kok kalo lo mau pegangan pinggang gua, tapi jangan pegang pundak gua plis gua gelian soalnya kalo di pegang pundaknya. Taruh aja tas lo ditengah biar lebih ngerasa nyaman." Ujar nya dari depan sana.

"eh nggak gitu kok ken.." aku tau kalau dia bukan orang yang seperti itu, tapi aku memang merasa tidak nyaman. Akan tetapi aku akan mengikuti perkataannya untuk menaruh tas ku di tengah dan berpegangan pada pinggangnya.

Motor yang dikendarai Kenzo melaju sangat cepat, kami mengejar waktu ke sekolah. Karena Ken berniat datang selagi sekolah masih sepi dan bisa diam diam memarkirkan motornya di tempat parkir belakang sekolah agar tidak terlihat oleh guru guru. Di karenakan sekolah ku ini memiliki banyak peraturan yang salah satunya adalah "MURID DILARANG MEMBAWA MOTOR BESAR/SPORT". Entah apa alasannya, tapi murid disini tetap ada yang diam diam membawa motor besar ditempat parkir belakang sekolah.

Kami sampai ditempat parkir belakang sekolah tepat pukul 06.00. Dapat dipastikan kami datang tepat waktu sebelum sekolah ini ramai dengan guru dan murid. Jika lewat 5 menit saja kita akan ketahuan, karena 5 menit lagi tempat ini akan ramai dengan banyak murid dan guru yang berdatangan untuk parkir seperti biasanya.

Sebelum kita pergi ke kelas, ken mengganti jaket nya dengan almamater Osis nya. Lalu kami bergegas meninggalkan tempat itu. Dikarenakan hari ini kami memiliki jadwal piket, dan PR ku yang belum di kerjakan jadi kami harus menyelesaikan piket dengan cepat.

"Ken, emang hari ini lo juga ada jadwal piket Osis?" tanya ku sambil membersihkan papan tulis.

"nggak, kenapa emang?" sahutnya yang sedang sibuk menyapu lantai.

"oh nggak, gua kira lo juga ada jadwal piket Osis"

***

Kami telah selesai membersihkan kelas. Kelas kini telah ramai dengan murid lainnya. Termasuk Richard dan Ayana yang sepagi ini sudah asik bertengkar saling ejek satu sama lain. Dan kami masih memiliki waktu sekitar 10 menit sebelum bel sekolah.

Seharusnya kenzo hanya mengajarkan dan membantuku mengerjakan PR fisika ku tapi dikeranakan waktu kami yang mepet dengan bel sekolah, jadi Kenzo membiarkanku menyalin PR nya untuk sekali ini saja.

Dan aku asik menyalin PR Ken dengan cepat. Kapan lagi aku bisa mendapat kesempatan mencontek tugas orang lain disini. Hal yang wajar aku lakukan disekolah lama ku, kini menjadi hal yang langka disekolah ini. Setiap harinya aku selalu minta di ajarkan oleh Kenzo atau Ayana. Karena disini sangat jarang mendapat kesempatan untuk mengandalkan tugas temannya, dan jika ada murid yang tak paham maka kami akan mengadakan kegiatan belajar bersama di perpustakaan.

Bel sekolah sudah berbunyi, dan aku menyelesaikan tugas ku tepat waktu sebelum guru memasuki ruangan. Hari ini aku sangat berterima kasih sama Ken, karena telah banyak membantuku.

"hei, Agatha.. lo udah selesai PR Fisika nya?" Ayana berbisik dari depan ku. Aku hanya mengacungkan jempolku kedepan, mengartikan kalau semua sudah beres.

Ibu Kesha memasuki ruang kelas. Ia selain menjadi wali kelas ku, bu Kesha juga yang mengajar fisika pada kami. Aku masih sibuk mengeluarkan buku tugas dan buku pelajaran fisika ku.

"Perhatian anak-anak!" bu Kesha memasuki ruang kelas yang di ikuti satu orang anak laki laki.

Aku yang tersentak mengahadap kedepan, untuk mendengarkan apa yang akan dibicarakan bu Kesha hari ini. Biasa nya jika dia sudah meminta perhatian kami itu berarti dia memiliki pengumuman. –tapi tunggu dulu, heyy apa aku tak salah liat? Untuk apa dia ada disini?

"anak anak kalian hari ini memiliki teman baru lagi, dia berasal dari sekolah yang sama dengan Agatha.. Mungkin Agatha mengenalnya? Ayo Eren perkenalkan dirimu pada teman teman barumu.." Bu Kesha.