Jam pelajaran hari ini telah selesai, hari ini aku sepertinya akan pulang naik kendaraan umum. Ya di karenakan hari ini aku sudah meminta agar tak diantar jemput lagi dengan pak Karjo. Aku berniat untuk pergi sendiri agar bebas ingin pergi kemanapun sendiri.
Namun, saat aku hendak keluar kelas seseorang merangkul pundakku dari belakang. Tak lain lagi dia adalah Eren, seorang Eren gak akan melepaskan ku begitu saja. Apalagi setelah mendapat mandat untuk menjaga ku.
"Lo balik di jemput pak Karjo tha?" tanya Eren yang berjalan berdampingan denganku. Dengan tangan yang masih merangkul pundakku. Hampir satu sekolah melihat ku dengan tatapan yang menusuk.
"gua mau naik kendaraan umum." Ketus ku sambil melepaskan rangkulan Eren.
"loh kok di lepas?" tanya Eren
"lo liat situasi dong, orang orang pada liatin kita."
"loh gapapa dong.. berarti kita serasi, lagian kaya gak biasanya aja lo. dulu lo sering begini sama gua gapapa, kok sekarang jadi malu sih? Udah gakusah pikirin mereka, itu mereka iri karna gak pernah dirangkul cowok keren kaya gua" celoteh nya.
"dih pede banget lo" aku mempercepat langkah ku.
"thaa tunggu dong.." seru nya.
Aku terhenti di depan gerbang sekolah, aku melihat sebuah mobil yang tak asing lagi. Kaca mobil itu terbuka dan saat ku lihat kedalamnya, tak salah lagi itu mobil Leviandra.
Entah apa yang sedang dia lakukan disini. Tapi yang ku tau dia sekarang telah saudaraan dengan Eren, jadi pastilah dia menjemput Eren sebagai Abang yang baik.
"Tha.. lo bareng gua yuk.. Andra sekarang udah jadi supir pribadi gua. Haha, asal lo tau ya semenjak kita jadi saudara dia disuruh buat berangkat-pulang bareng. Dan kalo lo mau tau, dia itu di sekolah lama kalo bareng sama gua selalu muka nya ditekuk mulu. Tapi gak tau kenapa dia malah lebih bersemangat berangkat-pulang bareng gua semenjak gua dipindah kesini." Jelas Eren yang tiba-tiba ada disampingku.
Aku sangat mengenal Andra, aku tau kalau ada hal yang dia gak suka dia pasti akan selalu menekuk wajahnya. Tapi hal itu adalah moment lucu dari dia. Aku selalu suka melihat wajahnya yang seperti itu, karna menurut ku dia terlihat lebih cute. Sejujurnya aku sangat merindukan moment itu dari dia.
Tanpa sadar aku tersenyum mendengar semua ocehan Eren soal Andra. Tingkah mereka berdua memang sangat berbeda. Yang satu konyol dan nyebelin, yang satu dingin dan lebih terlihat seperti anak-anak brengsek.
"thaa.. udah lama gua gak pernah liat senyum lo kaya gini.." deg deg! Andra tiba-tiba saja telah berada di hadapanku dengan tatapan hangat. Dan Eren yang tak suka melihat Andra menatapku, Eren meraih tanganku dan menggenggam ku erat. Aku agak terkejut dan membuang wajah ku kesembarang arah. Dan tak sengaja aku melihat Ken disebrang kanan ku menaiki motornya menatap ke arah kami bertiga.
"yaelah, gausah di pegangin gitu juga kali. Gua gak bakal ambil Aga dari lo ren.. santai aja" ujar Andra.
"gua gak suka aja liat lu natap Aga kaya tadi." Ujar Eren dengan ke kanak-kanakannya.
"tha.. pulang bareng aja yuk.." ajak Andra.
Aku masih melihat kearah Ken, Ken mulai melaju mendekati kami bertiga. Aku masih memperhatikan nya, Ku kira Ken hanya akan melewati kami bertiga. Namun, motor nya terhenti tepat di depanku.
"nih" Ken memberikan helm kepadaku.
"dih apa-apaan nih? Agatha balik sama gua Ken" Gas Eren
"oh.. sorry, tapi gua udah janji sama Agatha buat nganterin dia balik." Ujar Ken dengan wajah dinginnya.
Aku melihat kearah Leviandra, tatapan hangat yang tadi kini berubah kembali menjadi dingin menatap Ken. Terlihat jelas di wajah nya kalau Andra tak menyukai Ken. Tuhan, situasi apa yang sedang kuhadapi ini? Dua orang dengan sikap dingin berada di hadapanku di tempat dan waktu yang sama. Tatapan mereka berdua membuat udara di sekitarku menjadi terasa lebih dingin dari biasanya.
Aku lebih baik memilih pulang bersama Ken, aku tau aku tadi emang berangkat bareng dia dan pulang pun tentunya harus dengan dia. Itu lah hukumnya saat pergi bareng sama seorang cowok bukan?
"ehmm.. Ren gua balik bareng Ken aja ya.. gua kayanya masih belum terbiasa ketemu Andra lagi.." ujar ku, melepaskan genggaman Eren dari ku.
"yahh Agaaaaa..., lu sih Ndra ngeselin banget orangnya. Kan Aga jadi gak mau balik bareng gua. Nambah lagi dah saingan gua. Padahal saingan sama lo aja udah ngerepotin, nambah lagi 2." Ujar Eren.
"hah? Dua? Siapa lagi?" Leviandra.
"tuh dia sama si Richard" ujarnya.
Ken yang mendengar pembicaraan Andra dan Eren hanya melempar senyum licik, dan memberi klakson. Aku dan Ken meninggalkan mereka berdua.
***
Sepanjang perjalanan Ken dan Aku hanya diam, hening tak ada satu pun dari kami yang membuka percakapan. Rasanya aneh, Ken tetap dingin tak seperti biasanya yang selalu mencoba untuk memulai percakapan ketika disituasi hening seperti ini.
Aku yang merasa semakin tak nyaman dengan situasi seperti ini mencoba untuk mengalihkan perhatian ku melihat ke sembarang arah. Menatap pemandangan kota yang di penuhi kendaraan dengan orang-orang yang sibuk dengan kepentingan mereka masing-masing.
Ada beberapa pasangan yang mengendarai motor mereka berbincang dan tertawa bersama saat lampu merah tiba. Aku teringat masa dimana Aku dengan Andra sesaat waktu dulu. Aku ingat dengan jelas saat Andra pamer mobil baru nya pada ku dan hendak mengajak ku jalan dengan mobil baru nya.
Namun, saat kami ingin pergi ban Mobil Andra bocor. Aku masih ingat bagaimana wajah malu nya saat itu. Hingga akhirnya kami memutuskan untuk menaiki motor yang di pinjam dari ART nya Andra.
Andra memang agak tak tahu diri, pasalnya dia ingin mengajak jalan pacar nya tapi pinjam motor orang. Lebih tepatnya gak tahu malu sih. Ya memang sih dia sudah tak punya pilihan lain lagi karena mobil dirumah nya hanya ada satu, mobil lama nya sedang di bawa ke bengkel. Dan motor yang ia miliki hanya motor CBR, Andra sangat paham kalau aku tak pernah nyaman dengan motor besar itu. Jadi, ia memutuskan pinjam motor matic milik ART nya itu.
"Seneng banget kayanya di rangkul Eren, sampe di bayangin terus.." Kenzo membuyarkan semua lamunan ku.
"Ehh, nggak kok siapa juga yang bayangin Eren" Ujar ku.
"Lah terus dari tadi lo senyum-senyum sendiri kenapa?" Tanya Ken, Aku tak sadar selama melamun aku senyum-senyum sendiri.
"Ih ng-ng-nggak, siapa juga yang senyum senyum. Emang nya lo liat dari mana kalo gua senyum" Ngeles ku.
"Haha tuh, gak sadar ya kalo dari tadi spion gua ke arah lo?"
Aku melihat ke spion dan aku baru sadar kalau sejak tadi Ken memperhatikan ku dari sana. -arghh aku malu, demi apa dia nekat banget ngarahin spion ke arah ku. Untuk apa?. Untung saja aku tadi hanya senyum, bukan melakukan hal-hal aneh semacam ngupil sembarangan gitu.
Entahlah, masih sangat jadi misteri kenapa cowok selalu mengarahkan spionnya ke arah wajah ceweknya. Padahal kan si cewek bakal tetap di belakangnya gak akan hilang dalam seketika atau wajahnya berubah jadi nenek-nenek dalam seketika.
"Kenapa? Gak nyaman yaa?" Tanya Ken.
"Eh bukan gitu kok, cuma malu aja.. Karna ketauan senyum" Ujar ku.
"Loh kenapa malu? Lo cantik kalo senyum, gua suka senyum lo yang tadi. Walaupun senyum lo bukan karna gua"
"Hah? Gimana?"
"Nggak.." Elak Ken.
Ken tiba-tiba menaikkan kecepatan motornya, Aku yang terkejut reflek memeluk pinggangnya dengan erat. Aku merasa Ken tersenyum di depan sana. Peduli setan dengan apa yang sedang di pikirkan Kenzo. Yang jelas dia sama saja dengan Andra, sama sama membuatku pusing saat mencoba mencari tau jalan pikirannya.
Perjalanan kali ini terasa sangat lama, karena Ken yang tiba-tiba bicara seperti itu. Dan juga karena malu wajahku selalu di tatap olehnya dari spion. Aku jadi merasa gugup, dan ingin segera sampai di rumah ku. Andaikan bisa menghilang aku ingin segera menghilang dari sini. Namun, Ken tiba-tiba mengurangi kecepatan laju motornya, dan berhenti di suatu tempat.
"Loh kok berhenti Ken?" Tanya ku.
"Ya kita udah sampe" Jawabnya.
"Eh tapi ini bukan rumah gua loh Ken." Ujar ku sedikit panik. Pasalnya kami berhenti di sebuah rumah yang jelas ini bukan rumah ku.
"Lah emang bukan rumah lo, ini rumah gua Agatha."
"Hah? Rumah lo?...."