Eren Aldebaran. Tak salah lagi itu memang dia, tapi untuk apa dia berada disini? Murid baru? Aku masih mematung melihat keberadaan Eren disini.
"Hai Agatha! Hai Semua.. Nama gua Eren Aldebaran. Senang bisa berada disini bersama kalian."
Astagaa.. perkenalan diri macam apa itu Eren. Aku menepuk jidat ku pelan. Meski aku masih bingung dengan kepindahan nya yang mendadak tapi aku akan pastikan kalau dia pindah atas permintaan Tuan Aldebaran, Papa nya Eren.
Eren memilih tempat duduk kosong di sebelah ku. Dia melihat ku dengan wajah yang menurut ku itu menyebalkan. Sejak tadi ia mengeluarkan senyum tengil yang menurutku itu terlihat seperti senyum yang mengerikan. Seperti seseorang yang memiliki rencana busuk.
Aku melempar Eren dengan pulpenku, Aku memberi isyarat dengan arti "untuk apa dia berada disini?". Namun Eren hanya mengangkat bahunya dan menyuruhku untuk memperhatikan pelajaran. Dan Aku lebih baik kembali memperhatikan bu Kesha yang sedari tadi masih menerangkan pelajaran fisika, dari pada nanti harus kena tegur oleh nya.
Eren melempar sepucuk kertas yang berisikan dia mengajakku untuk pergi ke kantin bersama, dengan alasan dia masih murid baru disini dan dia tak tau tata letak sekolah ini. Aku menolak permintaan Eren, karena hari ini aku memiliki janji untuk belajar bersama dengan Ken dan yang lainnya. Eren pun meminta untuk ikut bergabung belajar bersama dengan kami. Tapi aku tetap menolak. Eren Tetap memohon dengan wajah memelas nya. Mau tidak mau pun aku akhirnnya mengiyakan permintaannya.
Bel istirahat telah berbunyi, Aku dan temanku yang lain bersiap untuk pergi ke perpustakaan untuk acara belajar bersama. Eren menarik tangan ku, dan mengisyaratkan untuk mengenalkan dia pada Teman ku yang lain dan meminta izin agar Eren dapat bergabung.
"eumm ken.." aku menghampiri meja Kenzo
"hm" sahut nya.
"eumm kenalin dia-"
"ohh.. Eren? Kan tadi dia udah ngenalin diri jadi gak perlu kenalan lagi." Ketus nya.
"eh..iya sih, eumm tapi ken, dia boleh kan ya ikut gabung sama kita di perpus?" aku mencoba meminta izin Ken.
"loh gapapa thaa.. ini kan kelompok belajar bukan kelompok kencan jadi gak usah izin izin." Richard si tukang tidur menyela lebih dulu.
"gue gak nanya sama lo, gue nanya nya sama Ken" sahut ku
"gapapa tha, bebas. Terserah lo mau bawa siapa juga." Ketus nya lagi, entah apa yang salah dengannya. Tumben sekali dia ketus padaku.
"hmm oke Ken.. thanks" ujar ku
"hm"
Aku membalikkan badan, lalu kembali ketempat duduk ku untuk mengambil beberapa buku yang di butuhkan. Namun samar samar aku mendengar Ken berdecih. Dan kelihatannya Ken kurang menyukai kehadiran Eren disini.
Aku memilih untuk berjalan ke perpus lebih dulu yang diikuti dengan Eren. Sedangkan ayana, richard, dan ken masih berada didalam kelas.
"Tha. Temen lo si ken kok kayanya jutek banget sih. Gak mau kenalan sama gua?" Eren mensejajarkan langkahnya dengan ku.
"biasa nya dia ramah kok, dulu waktu gua baru masuk sini dia ramah banget sama gua.. malah dia yang ngajak gua kenalan duluan" jelas ku.
"tapi kayanya dia kaya gitu Cuma sama lo doang deh tha. Sama gua aja dia kaya gitu. Dasar fakboy" ujar nya
"ya itu mungkin karna emang lo orangnya nyebelin, dari muka lo aja udah keliatan nyebelinnya." Aku melangkah lebih cepat. Meninggalkan Eren dengan wajahnya yang bersungut sungut kesal.
Kami telah sampai di perpustakaan, aku melihat meja yang biasa kami gunakan belajar bersama masih kosong. Belum ada yang datang satu pun, ku kira selena si sekretaris kelas itu akan sampao lebih dulu seperti biasanya. Tapi kemana dia sekarang?
Kami berdua menempatkan tempat itu lebih dulu sebelum ada yang mengambil alih. Aku membuka ponsel ku menggulirkan semua medsos ku. Melihat lihat apa ada postingan yang menarik hari ini.
"tha, lo sekarang jadi lebih rajin belajar ya semenjak disini." Ujar Eren yang sedari tadi menatap ku dari sebelahku.
"ya emang nya kenapa? Gak boleh?" ketus ku
"ya bagus sih, gak kaya dulu waktu disekolah lama. Lo selalu bolos, tapi anehnya selalu mendapat nilai tertinggi setelah gua. Apasih tipsnya?"
"tips nya itu kan contekan dari lo ren. Haha" aku dan eren tertawa kecil.
"udah ah jangan bahas sekolah itu lagi." Lanjutku.
"iya iyaa.."
Aku melanjutkan menggulir isi ponsel ku, dan aku teringat sesuatu. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya membuat Eren tiba tiba pindah kesini. Secara dia anak dari keluarga terpandang. Gak mungkin kan kalau dia pindah hanya karena aku.
"ohya ren, gua penasaran.. lo kenapa tiba tiba pindah kesini?" aku meletakkan ponselku dan beralih ke Eren.
"ohh itu.. ya karena lo lah karena apa lagi kalo bukan karena lo." jawab Eren yang sedang menatap layar ponselnya
"loh gak masuk akal banget masa pindah Cuma gara gara gua?"
"thaa.. lo pasti tau kan bokap gua gimana? kita udah di jodohin, dan dia nyuruh gua jagain lo." Eren meletakkan ponselnya, dan malah beralih menggenggam tanganku.
"tapi ya gak gitu juga kali, gua masih bisa jaga diri. Kenapa juga harus dijagain, bokap lo agak berlebihan ren"
"loh emang nya ke-" ucapan Eren terpotong
"ehemm." Terdengar suara berdehem dari depan ku, yang ternyata Ken dan yang lainnya yang sudah datang.
"kenapa nggak" Eren masih melanjutkan ucapannya dan melepas genggamannya.
Wajah Ken terlihat tak seperti biasanya, wajahnya terlihat lebih dingin. Saat melihat ke arah ku dia melihat dengan tatapan yang tidak ramah. Aku tak terbiasa dengan tatapannya yang sedingin ini.
"tunggu apa lagi? Ayo mulai, apa yang gak bisa? Biar kita bahas bareng." Ujar Ken
"thaa, gua berdua sama lo ya buku nya? Gua belom ada.." ujar Eren
"lo kan bisa ambil dari rak buku sana car-" ucapan ku terhenti, karena Ken tiba tiba memeberikan buku nya ke Eren.
"nih gua pinjemin, nanti gua bisa ambil lagi di belakang" ujar Ken yang langsung berdiri mengambil buku.
***
Acara belajar bersama kami telah usai, kami lalu pergi ke kantin. Karena hari ini tidak banyak pelajaran yang sulit jadi kami hanya belajar sebentar. Dan memutuskan untuk makan. Kebetulan perut ku juga sudah mulai lapar.
Aku memesan satu mangkuk mie ayam dan es jeruk. Ayana seperti biasanya memesan banyak makanan, richard dan ken hanya memesan minuman. Dan Eren ia hanya membeli roti dan sebuah jus.
"tha gua ke toilet dulu ya.. eh tapi gua gak tau toilet nya yang mana, bisa anterin gak?" pinta Eren
"dih gak, lo kan bisa sendiri cari toiletnya gak usah manja deh.." ujar ku, Ayana, Richard dan Ken menatap aneh ke Eren. Pasalnya dia seperti tak tau malu meminta seorang gadis untuk mengantar dirinya pergi ke toilet.
"ayoo dong thaa. Kebelet nih.." rengeknya.
"dasar mesum, lo gak malu apa minta anterin cewek ke toilet cowok?" Sahut Ayana.
"yaudah Ken anterin Ken.." pinta Eren kepada Kenzo
"gak. ajak Rich aja noh" Sahut Ken
"ogah lo aja kalo gak Agatha sana" ujar Richard
"yaudah, gua aja yang anter. Kesian nanti dia ngompol lagi" ujar ku, yang mulai iba melihat Eren menahan buang air kecil.
Namun saat hendak berdiri, Ken menahanku. Dia berkata biar dia yang akan mengantar Eren ke toilet. Ken berdiri dan segera pergi bersama Eren ke toilet. Eren memang seorang yang manja jika berada di tempat baru. Dia selalu ingin di antar ke tempat tempat atau ruangan ruangan tempat tersebu, dengan alasan dia tak mau tersasar.
"tha.. Eren pacar lo ya? Gila sih pacar lo sampe rela buat pindah sekolah Cuma demi lo.." ujar Richard.
"iya gila dia bucin parah sama lo tha" Sambung Ayana
"ih apasih kagaa" sahut ku
"lah tadi itu di perpus ngapain pegang pegangan tangan segala, terus pas pertama dia masuk kelas juga dia lempar surat buat lo kan?" Ujar Ayana
"nggak apasih Ay.. dia tuh sahabat gua dari kecil, jadi wajar kalo kita seakrab itu." Jelasku
"oh gitu.. berarti Ken salah tanggep dong ya" kata Ayana
"hah? Ken salah tanggep gimana?" aku merasa bingung dengan perkataan Ayana
"iyaa.. lo sadar gak sih? Kalo Ken itu sebenernya suka sama lo dari awal lo disini tha.. coba deh lo perhatiin sikap dia itu beda banget ke lo selama ini. Asal lo tau ya, dia itu selama ini dingin banget ke kita, jangan kan mau belajar bareng kita ngobrol aja gak sudi. Tapi semenjak ada lo, dia mulai mau deket sama kita. Bahkan dia mau kasih lo buat salin tugas dia tha, padahal kalo kita yang minta gak pernah di kasih." Celoteh Ayana
"dih perasaan sama aja deh, itu mah perasaan lo aja kali ay.. buktinya tadi dia bisa tuh bersikap dingin ke gua" ujar ku
"Dia cemburu sama eren tha, lo tau? Dari tadi dia merhatiin lo sama Eren terus tha. Apalagi pas lo di pegang tangannya sama eren, fix banget dia cemburu muka nya merah kaya orang marah gitu. Makanya dia dingin sama lo" jelas nya
"gak mungkin lah ay.."
"dih gak percaya, tanya aja Richard. Ya kan Rich?" richard hanya mengangguk membenarkan perkataan Ayana.
Aku terdiam, sejenak berfikir. Tidak lah mungkin Ken suka pada ku. Tak lama mereka (Eren dan Ken) datang. Mereka memberitahu agar kita bergegas masuk kelas. Karena, guru bahasa Indonesia akan masuk sebentar lagi. Hari ini kami memiliki tugas untuk praktek pidato, jadi kami harus menyiapkan diri dan menghafal agar terlihat lancar saat berada di depan kelas.