Chereads / Kisah Kehidupan Wawan / Chapter 3 - Hilang Barang

Chapter 3 - Hilang Barang

Setelah acara pentas MOS berakhir, aku langsung mencari kakak pembinaku. Dilihat dari nametag, nama kakak pembinaku adalah Aliyya Safira Nahda. Dengan susah payah, aku mencari Kak Aliyya dari gugus Harimau ke gugus Gajah. Namun hasilnya nihil. Kemudian, tibalah aku di gugus Rubah. Satu per satu, aku mencari Kak Aliya di gugus Rubah layaknya mencari jarum yang jatuh ke tumpukan jerami. Akhirnya, kutemukan juga Kak Aliyya yang berada di gugus Rubah.

Setelah menemukan Kak Aliyya dengan susah payah, Kak Aliyya langsung memberitahu kepada murid baru, untuk mengikuti arahan darinya untuk menuju ke kelas.

"Ayo, adik-adik semuanya. Waktunya, kita masuk ke dalam kelas. Ikutin kakak, ya," ucap Kak Aliyya.

"Baik, Kak!!" sahut murid baru, yang berada di gugus Rubah.

Akhirnya, para murid baru yang berada di gugus Rubah, kini mengikuti Kak Aliyya menuju ke dalam kelas.

Sesampainya di dalam kelas, kami langsung disuruh duduk oleh Kak Aliyya. Sementara, Kak Aliyya akan menjelaskan kegiatan selanjutnya.

"Oke, adik-adik sekalian... kegiatan selanjutnya adalah memecahkan kode makanan yang kalian bawa. Keluarkan makanannya setelah kakak sebutkan kode makanannya ya, adik-adik," ucap Kak Aliyya.

"Baik, Kak!!" sahut gugus Rubah.

Kak Aliyya mengeluarkan selembaran kertas dari dalam sakunya. Entah kertas apa yang dikeluarkan oleh Kak Aliyya. Setelah mengeluarkan kertas tersebut, Kak Aliyya tersenyum senang dan bersiap-siap untuk membacakan sesuatu dari kertas yang dipegang oleh Kak Aliyya. Ternyata, kertas yang dipegangnya adalah daftar kode makanan.

"Oke, sekarang kakak bacain ya kode-kode makanannya," ucap Kak Aliyya.

"Baik, Kak!!!" sahut gugus Rubah.

"Oke. Kode makanan pertama, Bahasa Inggris-nya makanan batang, itu Foodbar. Ada gak yang salah membawa makanannya?" ucap Kak Aliyya sembari menanyakan pembawaan makanan.

"Gak ada, Kak," jawab gugus Rubah.

"Oke. Untuk kode makanan kedua, 'dua minuman wilayahku'. Itu artinya, dua buah minuman Mizona. Ada gak, yang salah bawa minumannya?" ucap Kak Aliyya sembari menanyakan lagi, pembawaan makanan.

"Gak ada, Kak." sahut gugus Rubah.

"Oke, bagus. Kemudian, 'Telur tentara di atas nasi mata kuning yang diselimuti sayur kakek-kakek', itu telur puyuh yang berada di atas nasi telur ceplok dan sayur kangkung. Ada yang gak bawa?"

"Gak ada, Kak." Sahut lagi gugus Rubah.

"Untuk kode makanan keempat, 'Tiga Bantal Sobek isinya Tanah liat'. Itu artinya, tiga buah roti sobek isi coklat. Ada yang gak bawa?"

"Gak ada, Kak."

"Untuk kode makanan kelima, 'dua buah Air Desa'. Itu artinya, dua buah air mineral. Ada yang gak bawa?"

"Gak ada, Kak."

"Terakhir. Untuk kode makanan 'Minuman lembut' itu minuman softdrink, ada yang gak bawa softdrink?"

Pada saat aku sedang mencari softdrink di dalam tas. Aku merasakan ada yang aneh di dalam tasku. Kuraba-raba seluruh isi tasku, untuk mencari softdrink-ku. Setelah kuraba-raba, ternyata tidak ada softdrink-ku di dalam tas. Sontak aku langsung panik gak karuan. Lalu aku pun berpikir keras, supaya nantinya gak dihukum oleh Kak Aliyya.

Dengan susah payah aku mencari cara untuk menghindar dari hukuman. Akhirnya, aku dapat ide cemerlang. Pertama, aku akan bilang, kalau aku mau pergi ke kamar mandi. Dengan begitu, aku dibiarkan sendirian di kamar mandi. Karena, kakak pembina yang berada di kelas cuman dia seorang. Jadinya, ini adalah kesempatan emas. Selanjutnya, setelah aku keluar dari kelas. Aku akan mencari softdrink di kantin, atau gak yang paling terburuk ialah mencari botol bekas softdrink yang berada di tong sampah. Dengan cara itu aku bisa selamat.

"Gak ada, Kak." Sahut gugus Rubah menjawab pertanyaan Kak Aliyya.

Setelah siswa-siswi yang berada di gugus Rubah menjawab pertanyaan Kak Aliyya. Aku pun mengangkat tanganku dan berpura-pura untuk pergi ke kamar mandi.

"Kak Aliyya!"

"Iya, kenapa, Dik??" ucap Kak Aliyya secara spontan.

Aku berucap seraya berpura-pura menahan kencing. "Boleh gak, saya pergi ke kamar mandi sebentar? Soalnya, saya sudah gak tahan lagi."

"Boleh aja, Dik," balas Kak Aliyya memperizinkanku.

"Mau dianterin, atau gimana??"

Mendengar ucapan dari Kak Aliyya, sontak aku pun terkejut. Waduhhhhh, dikasih opsi ginian pula. Aku gatau kalau dikasih opsi ginian.

Dengan rasa takut, kalau ketahuan bohong. Aku langsung menjawab pertanyaan dari Kak Aliyya. Yah... meskipun, mimik wajahku bisa nahan rasa takut.

"Gak usah Kak. Nanti saya tanyakan arah toilet ke kakak pembina lainnya, Kak."

"Hem... baiklah. Silahkan pergi ke kamar mandi," ucap Kak Aliyya.

"Baik, Kak, terima kasih banyak."

Setelah diizinkan keluar kelas oleh Kak Aliyya. Aku langsung bergegas pergi menuju ke pintu kelas. Saat aku mau membuka pintu kelas. Tiba-tiba Kak Aliyya menghentikanku dengan pertanyaan ketusnya seraya menutup pintu dengan keras di belakangku.

"Kamu mau ke kamar mandi, atau mau cari softdrink?" tanya Kak Aliyya dengan ketus.

Aku pun langsung kaget bercampur panik setelah mendengar pertanyaan dari Kak Aliyya. Wanjirrr!!!! Bagaimana dia bisa tauuuuu.... masa dia bisa baca pikiran aku atau gimaanaaaaaa!?

Aku berucap dengan mimik menahan rasa takut. "M-mau ke kamar mandi, Kak."

Mendengar perkataanku, Kak Aliyya langsung memasang tatapan mencurigakan.

"Oh... ya kah??"

"Feeling-ku mengatakan bahwa kamu gak akan ke kamar mandi. Malahan, kamu mau ke kantin atau nyari tong sampah buat cari yang namanya softdrink."

Karena aku sudah gak tahan dengan tatapan mencurigakan dari Kak Aliyya. Aku pun langsung memasang tatapan meyakinkan ke dia. "Enggak, Kak, saya mau ke kamar mandi aja, Kak. Bukan bermaksud gituan, Kak."

Melihat tatapanku yang cukup meyakinkan. Akhirnya, Kak Aliyya pun sedikit menyerah dan langsung memberitahuku masalah kantin dan tong sampah.

"Yah... kalau kamu mau cari softdrink di kantin, mereka gak jualan. Soalnya, pada tutup semua. Dan juga, kalau kamu mau cari bekas softdrink di tong sampah... kamu gak bakalan nemu. Soalnya tong sampah semua udah dibersihkan sama para anggota OSIS."

Aku lagi-lagi terkejut untuk kesekian kalinya saat mendengar perkataan dari Kak Aliyya mengenai kantin dan tong sampah. Aku langsung sedih, dan berpikir sepertinya usahaku untuk mencari di kantin dan di tong sampah akan sia-sia. Melihat keadaanku yang terlihat sudah menyerah. Kak Aliyya langsung bergegas mengambil softdrink miliknya dari tasnya, untuk memberikannya kepadaku sembari memberitahu mengenai hukuman karena tidak membawa softdrink.

"Udah... mendingan kamu duduk di bangku aja, aku gak menghukummu karena gak bawa softdrink," ucap Kak Aliyya sambil mencari di dalam tasnya dan melemparkan minuman softdrink miliknya ke arahku.

"Lagian juga ini cuman formalitas doang, jadinya santai aja."

Mendengar perkataan Kak Aliyya, aku terkejut saat dia memberikan softdrink miliknya kepadaku.

"Ee... ini softdrink??"

"Iya, aku beli dua. Soalnya, aku udah tau kalau ada satu murid yang gak bawa softdrink."

Terkejut dengan tindakan Kak Aliyya, karena dia memberikan softdrink-nya kepadaku. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengucapkan terima kasih.

"Wah... makasih banyak, Kak Aliyya."

"Iya, sama-sama," ucap Kak Aliyya seraya tersenyum.

Setelah berterima kasih, atas pemberian softdrink miliknya. Kak Aliyya langsung menyuruhku untuk kembali duduk di bangku.