Di sebuah rumah yang sederhana namun di penuhi oleh tanaman bunga, kecuali mawar. Azka duduk di pendopo kecil yang berada berdekatan dengan kolam ikan emas. Rumah itu bukan miliknya tapi milik Leander Sharique dokter yang menolongnya selama ini, dokter yang telah dia anggap sebagai kakak sendiri.
Azka membuka sebuah agenda dan melihat foto yang selalu dia selipkan dalam buku tersebut. Setiap kali dia menatap foto itu hatinya selalu tenang dan kembali bersemangat lagi. Azka bersandar di tiang pendopo menatap langit malam berbintang. Angin malam juga berhembus lembut menerpa kulit.
Malam semakin kelam tapi dokter muda itu belum juga kembali. Azka mulai merasa bosan menunggu sendirian. Dan ingin kembali masuk ke dalam rumah dia akan menunggu sambil menonton tv saja. Tapi saat Azka akan berbalik masuk ke dalam rumah dia melihat bayangan seseorang yang sangat dia kenal. Kening Azka berkerut tangannya tanpa sadar mengusap kedua matanya untuk melihat lebih jelas lagi.