Ara mendengar suara mobil berhenti di depan rumahnya dan dia sudah bisa menebak jika itu adalah orang yang dia tunggu. Selama ini dia selalu menebak-nebak pikirannya sekarang dia bisa memastikan kalau dugaannya selama ini adalah benar.
Jantung Ara berdetak sangat cepat dia tidak tahu harus bagaimana menghadapi seorang yang selama ini telah di anggap mati kini berdiri dihadapannya dengan sehat tanpa ada kurang satu pun.
"Kenapa kau terlihat sangat kaku dan tegang! Santai saja!"
Teguran Ezhar menyadarkan Ara, gadis itu melotot kesal pada pemuda yang sedang nonton santai bersama kekasihnya. Tatapan Ara jatuh pada Isabella, gadis itu tidak lagi keras kepala dia melakukan pengobatan sesuai saran dokter dan sekarang perlahan-lahan matanya mulai membaik.
"Kenapa kau yang protes!" balas Ara ketus.
"Ih, kok jadi jutek?"
"Terserah aku!"
