MKC 81
...
Memang kita telah berhasil memenangkan lomba. Sayangnya itu bukanlah akhir. Tapi awal mula. Kunci untuk membuka gerbang tentang siapa sebenarnya sosok Mei.
"Elo kata gue ini hantu? Gue enggak pakai itu duit, dan elo percaya dengan argumentasi khayalan tidak berdasar dari otak elo yang dangkal?" Mei tiba-tiba ngoceh tidak jelas saat gue tanya dimana uang hadiah lomba kemarin.
Uang itu mau gue beli raket. Dan Mei sudah setuju sejak awal kita mau lomba.
"Gue enggak nuduh, Mei. Gue cuma tanya baik-baik." kata gue dengan suara yang disabar-sabarin.
Bagaimana tidak marah, ketika gue sedang enak makan lontong tiba-tiba disembur Mei dengan kata-kata kasar dan tidak bersahabat seperti itu. Hati siapa yang tidak terluka?
"Ada apa sih?" Khansa datang dari pintu depan dengan membawa sekeranjang buah segar.
"Anggi nuduh gue ngilangin duit lomba."
"Enggak begitu, Sa. Gue cuma bertanya baik-baik tapi Mei malah marahin gue."
