MKC 150
...
Gue sudah minum obat dua kali dalam sehari dan gue kembali merasa mengantuk ketika terdengar seseorang mengetuk pintu. Buru-buru gue berjalan ke ruang tamu dengan mata melotot.
Masih perih sebenarnya, tapi gue enggak mau jadi anak cengeng yang sok cari perhatian seperti orang-orang yang kekuranga kasih sayang orang tua. Gue harus tetap menjadi Anggi yang cuek dan tahan badai seperti biasa.
Meski gue ingin menangis karena kesepian seharian tidak ada orang dan tidak ada siapa pun datang jenguk gue. Bahkan Jono atau Anna. Mereka seakan tidak peduli lagi kepada gue yang terperangkap di rumah sepi dan sendiri!
"Mbak, lagi sakit kok buka pintu sih." Gerutu Santi, seakan kecewa saat gue membukakan pintu.
"Gak mau masuk atau memang sengaja ngetes gue masih waras pendengarannya? Kalau bukan gue yang buka pintu siapa lagi? Elo mau setan buka pintu buat elo?" cebik gue tidak kalah kesal.