Chereads / Coklat Biru / Chapter 6 - Problem

Chapter 6 - Problem

"Terkadang, hal terberat dalam sebuah persahabatan adalah, jatuh cinta terhadap orang yang sama."

Sebulan kemudian...

"congrats ya!"

"Untuk apa Sherly?" tanya Aii.

"SI ZAQI MASANG FOTO LU DI FEED INSTAGRAMNYA! BENER-BENER BIKIN KECEWA YA TERNYATA. ENGGAK NYANGKA SIH, KALAU LU DIEM-DIEM NGEREBUT DIA GITU AJA!"

Dahi Aii mengernyit. "Fo-foto aku?" tanyaku.

Sherly mendekat kearah Aii. "Apa motivasi yang membuat lo akhirnya mau pacaran sama cowok yang gua taksir?" tanya Sherly mendesak.

"Taksir?"

Sherly mendesis pelan. "Jahat ya lo!" ia menatap Aii sinis. "Liat aja nanti, apa yang bakal gua lakuin!"

Tak lama kemudian, Zaqi datang dengan membawa segelas jus jeruk, sebotol air mineral, dan sebungkus gorengan.

"Gua lagi kaya nih, yok di makan!"

Aii mengangguk cepat. Ia mulai menyeruput jus jeruk yang dibeli Zaqi tadi.

Gadis itu terdiam lalu menatap tajam iris Zaqi. "Kamu masang foto aku di feed instagram kamu ya?"

"Hm,yoi!"

Dahi Aii mengerut. "KENAPA?"

"YA, AKU BANGGA!"

"Bangga kenapa?

"Bangga bisa dapetin cewek se-cantik kamu."

Aii terus berupaya tidak salah tingkah. Tatapan matanya kembali serius. "Aku mau, kamu hapus foto aku sekarang!"

"Loh? Kenapa?"

"Y-ya enggak kenapa-napa."

"GAK MAU!"

"IH, HAPUS ZAQI!"

"GAK AH, KAMU CANTIK!"

Aii terdiam.

"Kenapa diam? Salting ya?"

"GAK!"

Rara mendekatkan wajahnya di depan wajah laki-laki yang di curigainya.

"IKUT AKU!" Rara mencekal kasar pergelangan tangan Zaqi.

Sesampainya di koridor kelas, Rara melepas cekalannya.

"Lo siapanya Aii?"

"Pacar."

"Dari kapan?"

"Sebulan yang lalu."

"Jadi, selama ini kalian backstreet?"

"Iya, dia yang mau."

Rara mengangguk. "Pake pelet apa, sampe-sampe dia mau sama lo?"

"Buju buset!" Zaqi sontak terkejut dengan pertanyaan nyeleneh dari Rara.

"Habisnya, heran aja, kenapa cewek gagal move on itu tiba-tiba nerima cowok gitu aja."

Zaqi tersenyum kecil. "Mau tau alasannya?"

Rara mengangguk.

"Aku kan mantannya."

Mata Rara terbelalak. "Gak paham sumpah nggak paham!"

Zaqi membuang napasnya kasar. "MAKANYA, JANGAN BANYAK-BANYAK MAKAN MICIN! JADI BEGO KAN LO"

"Permisi."

Aii dan Rara menyudahi makannya, salah satu dari mereka menjawab sapa laki-laki dengan wajah asing dimata mereka.

"ma-mau nanya, ruang kepala sekolah dimana ya?" tanyanya dengan nada sopan.

"Di sana, kak." Aii menunjuk ke arah barat dari kantin tersebut.

Silas dan Andi melirik ke arah cowok culun yang ada di hadapan Aii. "Ewh, kampung!" ujar Andi yang duduk di meja sebrang.

"Punten, tapi saya teh asal Bandung bukan kampung teh," jawab Laki-laki itu dengan nada sundanya yang kental.

Andi melotot mendapat jawaban polos dari laki-laki itu.

"SERIUS MADE IN BANDUNG? KURANG MENYAKINKAN YA GURLS?" ucap Andi.

Aii jalan menghampiri Andi, tangannya menjambak kasar rambut coklatnya. "KALO PUNYA MULUT TUH DIJAGA!"

Andi tersenyum licik. Tangannya menepis tangan Aii. "MAKANYA KALO PUNYA SAHABAT, JANGAN DI TIKUNG! DASAR GANJEN!"

Dahi Aii mengernyit. "Hah?"

"HAH HEH HAH HEH! MIKIR TUH PAKE OTAK! JANGAN DIEM-DIEM BACKSTREET." jelas Andi.

Aii terdiam sesaat, lalu, ia langsung menarik pergelangan Rara untuk menjauh.