Rama terdiam, tak dapat berkata-kata emosinya mulai bercampur aduk. Ia baru saja begitu gembira sepanjang perjalanan pulang, lalu ia mendengar berita duka dan dari duka menjadi amarah. Rama mulai tidak bisa mengontrol emosinya.
"Tenangkan dirimu, Rama! Kita harus menyelidiki kasus ini! Karena Baginda sebelumnya telah memaklumi dan memaafkan Anum. Pasti ada yang memanfaatkan..."
"Di mana Anum di kuburkan?" potong Rama datar.
"Di pemakaman pinggir desa. Tapi tolong jangan bertindak sembarangan Rama! Masalah ini harus diselidiki kebenarannya!"
Rama berdiri cepat dan pergi dalam diam menahan semua gejolak emosinya.
***
Megat Sri Rama telah dibutakan oleh amarah. Rama pulang dari makam sang istri langsung masuk ke dalam kamar dikuti pak cik Tome. Rama membuka lemari kecil di sudut kamar, mengeluarkan sesuatu.
