Pagi hari setelah sarapan, makanan untuk bekal makan siang juga sudah dibungkus. Setelah itu barulah rombongan kecil yang terdiri dari seorang pemandu lokal, Dulah yang juga akan mendayung bergantian bersama Nahkoda Malin dan Tan. Sementara itu Cil akan menjadi penumpang spesial. Lalu Madi akan bertugas sebagai pengawal.
Sebelum perahu mulai didayung. Para lumba-lumba air tawar terlihat sibuk seolah anak kecil yang ingin minta ikut.
Dengan suatu bahasa isyarat, Dulah membuat para lumba-lumba mendekat patuh dan tenang. Lima lumba-lumba berkumpul di pinggir perahu, ke limanya menunggu dengan patuh. Dalam beberapa gerakan isyarat lumba-lumba menggelengkan kepala hampir bersamaan.
"Hahhh..." Dulah menghela nafas berat.
"Ada apa" tanya Nahkoda Malin.
Dulah melihat pada Nahkoda Malin dengan wajah memelas. "Mereka tak mau disuruh pulang. Maunya ikut..."
Cil mengusap kepala satu ekor lumba-lumba. "Pak cik mau ajak mereka?"