Madi kembali menyarungkan pedang dan kerisnya. Setelah itu Madi mengeluarkan terakol miliknya yang disembunyikan di balik punggung dan terlindungi jubahnya, kemudian dengan santainya menembakan terakolnya ke atas. DORRR!!!
Suara letusan senjata api dari bagian belakang benteng terdengar hingga keluar dan membuat panik orang yang mendengarkan. Madi sengaja melakukan hal itu agar para pedagang bisa segera menyelamatkan diri, karena begitu Buraq meninggalkan pelabuhan, kapal perang kelas I milik Datuk Laksamana, Laksamana Awang dan Tan akan segera menyerang perbentengan Seluyut. Para prajurit pendukung Abdullah yang berada di perbentengan itu seketika bersiaga.
Ketika kepanikan terjadi, Madi dengan santainya berjalan kembali menuju kapal begitu pula dengan Ahmad, Man, Zikri dan Nor. Mereka segera kembali ke kapal karena apa pun yang terjadi, jika Madi telah menembakkan terakolnya sebagai tanda untuk mundur dan penyerangan dari para laksamana akan segera dilakukan.