Serindit I telah sampai di laut daerah yang dijaga oleh Datuk Ghani. Karena kapal itu sangat besar dan tidak bisa merapat ke dermaga karena lautnya tidak cukup dalam untuk Serindit I.
Madi mengetuk pintu kamar Sultan Mahmud Syah II selama di kapal itu. "Baginda, kita sudah sampai. Waktunya ganti ke perahu untuk pergi ke kotanya."
Pintu ruang kamar terbuka dan sosok Sultan Mahmud Syah II yang sama tinggi dengan Madi, terlihat keluar dengan senyum yang lebar luar biasa.
"Tampaknya Baginda sedang senang."
"Ya. Karena kita akan mengambil keris yang sudah saya pesankan secara khusus untukmu! Ayo kita turun untuk ganti ke perahu." Sultan Mahmud Syah II berjalan di koridor kapal dengan langkah ceria seperti biasanya. "Oh ya, jangan lupa hadiah untuk Datuk Ghani atas kelahiran anaknya!"
Madi juga tersenyum, berjalan mengikuti Sultan Mahmud Syah II dengan bersemangat. "Sudah dipersiapkan, Baginda!"
"Bagus."
