Seminggu setelah berita adanya aktifitas mencurigakan dari pasukan kerajaan tetangga, akhirnya konflik di perbatasan wilayah utara kerajaan tak dapat dihindari. Dengan segala keberatan hati, Sultan Mahmud Syah II membiarkan Madi pergi.
Di pavilliun khusus kediaman Madi sejak kecil di dalam kompleks istana, Sultan Mahmud Syah II dan Puan Pong yang tengah hamil lima bulan mendatangi Madi.
"Ada apa Baginda?" tanya Madi begitu Sultan Mahmud Syah II dan Puan Pong masuk ke dalam ruangannya. Di atas meja tempat mereka bertiga duduk terlihat sebuah pedang Jenawi, yang biasanya hanya dimiliki oleh seorang Panglima Perang Angkatan Darat Johor-Riau. Ada juga sebuah terakol atau pistol berwarna hitam dengan ukiran khas Johor berwarna keemasan yang membuatnya tampak elegan.
Sultan Mahmud Syah II memperhatikan ke dua senjata itu sebelum berbicara. "Kamu sudah bersiap berangkat?"
"Benar Baginda. Ada apa? Kenapa tampak seperti keberatan saya pergi?"
