Telah satu minggu kapal penjelajah Nahkoda Malin menyusuri laut tanpa gangguan yang berarti. Mereka hanya sekali terkena badai, namun bisa dilalui dengan selamat. Hanya Cil yang terserang demam selama dua hari karena hujan.
Kini kapal penjelajah itu harus berhenti untuk mengisi perbekalan air tawar. Di sebuah kota pelabuhan yang cukup besar. Syahbandar kota pelabuhan itu adalah seorang keturunan saudagar Pagaruyung dan ke sanalah Nahkoda Malin menunjukkan surat yang diberikan oleh Yang Dipertuan Baginda Putri Jamilan.
Syahbandar memberi hormat kepada Cil, Madi dan Nahkoda Malin yang menjadi pendamping Putra Penguasa Pagaruyung. "Saya merasa sangat tersanjung Tuan singgah ke kota ini! Apa saja keinginan Tuanku silahkan katakan saja, akan segera saya penuhi!"
"Kami hanya ingin mengisi perbekalan air tawar saja, tuan Syahbandar." Jawab Nahkoda Malin
