Chereads / Chibi Tenshi / Chapter 12 - Pertemuan Kembali

Chapter 12 - Pertemuan Kembali

....

Setelah istirahat sebentar, kami melanjutkan kegiatan kami.

"A-ano, bolehkah aku membantumu?" Celetukku menawarkan diri.

"A-ah, boleh saja kok." Jawabnya dengan santai.

"Yosh!" Dia tampak bersemangat saat melanjutkannya kembali.

Entah kenapa rasanya ketika aku yang dekat dengan Hajime yang bersemangat ini rasanya seperti getaran cinta. Apakah aku sedang jatuh cinta padanya? Karena sejauh ini aku belum melihat Hajime dengan ekspresi yang penuh semangat.

Saat dia tersenyum ceria ... ekspresinya seperti orang yang sangat menginspirasi, itulah Hajime yang aku suka.

Ta-tapi ....

Seseorang yang tampan bak peri yang turun dari negeri kayangan, tadinya itu siapa ya? Dia menyebutku Miki, Mikio ... dan dia tampak bersikeras bertemu denganku lagi.

Sungguh pertemuan tak biasa ....

Dengan sosok makhluk seperti manusia yang auranya berbeda denganku ....

****

....

Aku masuk ke standnya Hajime.

Eh! Tak kusangka bakalan sesibuk ini ya ....

Aku berbisik pada kakaknya Hajime.

"Anu ..., berapa eksemplar yang Anda terbitkan?" tanyaku penasaran, kok sedari tadi tampaknya sibuk mulu.

"Oh, semuanya ada seribu." Jawabnya dengan santai dengan riasan yang tampak kantong matanya warna hitam. Dia terlihat lelah dan terlalu banyak begadang.

"Oh~ banyak ya," aku berusaha meresponsnya dengan wajah dan ekspresi biasa.

Padahal aku ingin bilang begini, "AAAAAAAPA!? Banyak banget!!"

Perasaan mereka bawa 2 koper, mana cukup? Hmm, pasti di titipkan ke mobilnya Megumi, pikirku.

....

"Bagaimana Shana-chan?" Tiba-tiba sorang pria berjenggot dengan baju pantai datang menghampiri stand kami dari belakangku.

"Shana-chan?" gumamku, kemudian menengok kakaknya Hajime.

"Ah, apa kau sudah membawanya Taki-kun? Taruh situ aja ya." Kata kakaknya Hajime yang memerintahnya.

Kemudian pria itu meletakkan koper besar di belakangku.

"Eh, massaka ...." Aku pikir dia adalah pacarnya.

"Sudah cukup Haruka-chan, terima kasih sudah membantu. Kamu bisa kembali bergabung dengan teman-temanmu." Kata kakaknya Hajime yang begitu ramah padaku.

"A-ah, iya tidak apa-apa." Padahal aku tidak begitu keberatan sama sekali, yah~ namanya orang berniat membantu juga tapi, aku di sini kan tujuannya cosplay, sih.

"Yosh, kali ini Taki akan membantuku." Kata kakaknya Hajime dengan semangat membaranya.

"Eh, itu siapanya Anda?" aku memastikannya agar tidak salah paham.

"Oh, dia ... hmm, bisa dibilang pacarku." Jawabnya dengan santai sambil mengedipkan salah satu matanya tanda OK atau setuju.

"Wah." Aku terkesan begitu melihatnya.

"Hehe." Dia tertawa kecil.

"Baiklah, aku pergi dulu." Pamitku untuk segera ke teman-temanku.

Aku tidak bisa mengganggu pertemuan mereka.

Tapi, aku lupa bilang ....

Aku ingin membeli komiknya 1 saja, yah terlambat. Mau beli sekarang, antriannya terlalu panjang. Hmm, lain kali saja deh aku bilang pada Hajime. Walaupun sekarang aku bilang padanya lewat chat pasti dia sibuk tidak akan membuka ponselnya.

Tapi, coba aja deh, kali aja dijawab "Hajime, aku mau beli komiknya 1 aja."

Beberapa menit kemudian ... tak lama setelah aku mengirim pesan itu, Hajime membalasnya >>> chat masuk [Hajime]

"OK!"

Loh, ternyata dijawab juga ('-' ) Hajime respect sekali pada temannya sendiri, ya.

****

Kemudian, kami mengakhiri acara komiket musim panas ini, kami foto bersama. Foto itu menjadi kenang-kenangan terbaikku dan semua orang, berharap tahun depan bisa menikmati momen seperti ini lagi.

Seusai acara, Hajime membagikan komiknya pada teman-teman karena kerja sama yang terjalin selama ini. Loh~ aku dikasih gratis juga padahal aku kan sudah bilang mau beli.

Ternyata Taki adalah kakak Megumi, mereka pulang bersama. Jadi tadi yang menyetir mobil yang ditumpangi Megumi adalah kakaknya. Tuh, kan dugaanku benar, pasti tadi komiknya di taruh di mobil Megumi.

Sekarang, bisa dibilang proyeknya sukses besar dan berharap bisa debut di tahun depan. Hajime berharap di acara komiket berikutnya, dia bisa ikut lagi. Dia bertekad membuat yang lebih seru lagi.

Aku pun berharap seperti itu.

Jadi wibu ternyata menyenangkan juga, namun juga melelahkan saat melakukan kegiatan di event-event tertentu tapi, membuatku semakin bersemangat. Kenal banyak orang dan banyak yang mengajak foto dengan karakter anime yang aku perankan.

Kami sekarang, pulang dengan membawa senyum ceria, bukan senyum pahit lagi yang telah diukir di wajah kami tahun lalu.

Refleksi proyek di tahun sekarang ....

Membuahkan hasil yang membanggakan.

****

Beberapa hari berikutnya setelah itu ....

Hari-hariku kembali bekerja di kedai kopi Tada seperti biasa.

Terkadang jika ada waktu luang di rumah, aku meluangkan untuk membaca komik milik Hajime ini.

"Wah tak kusangka, komiknya keren parah!!! Dia pasti bakalan debut lagi di musim dingin." Penggambaran isi cerita, desain karakter, background, layoutnya rapi dan bahasanya bagus!! Kenapa aku jadi mengaguminya, padahal ini adalah komik dari komiket bukan komik anime pada umumnya.

*Yang lebih Haruka takutkan yaitu ketularan menjadi wibu.

[Pokoknya ngena semua, deh]

Hajime benar-benar hebat, aku mengaguminya (>////<)

Ketika aku mulai memikirkan, jika dia sukses nanti ... andaikan aku bisa bercinta dengan Hajime ... et, dah, mengapa aku malah kepikiran dengan orang aneh waktu itu?

Akhir-akhir ini, aku tak pernah bertemu dengannya lagi meskipun dia bilang sampai berjumpa lagi. Mungkin, orang itu hanya pengganggu saja.

....

Hari mulai malam.

Aku segera menutup jendela rumahku.

Aku akan segera mengunci pintu rumahku.

Tapi, beberapa menit kemudian.

'TOK! TOK! TOK!'

terdengar suara seseorang mengetuk pintu.

"Siapa?"

Malam-malam begini ....

Apa mungkin Hajime? Hm, memang kita baru saja chat sih. Mungkin Hajime mau memberikan sesuatu, yah~ pasti makanan pencuci mulut.

Aku membuka pintu dan ....

"KAU!" betapa terkejutnya aku melihat seseorang yang ada di depanku ini.

Dia adalah ... orang asing yang ada di komiket waktu itu.

....

Saat melihatnya kembali ....

Hatiku berdegup kencang, apakah ini karena aku gugup melihat wajah tampannya atau karena hal lain yang bisa tidak biasa kurasakan di hatiku ini?

Seolah-olah aku dan dirinya saling pandang dan ingin berkata, "Tak ada yang bisa mengganggu pertemuan ini"

....

"KAU!"

Melihatmu, membuatku tegang dan terdiam.

"Izinkan aku bermalam di sini." Katanya memohon dengan raut wajah kesedihan.

"Onegai (kumohon)." Tambahnya dengan penuh nada penekanan.

Apa aku harus mempersilahkannya masuk? Atau, aku membiarkannya di luar rumah dengan udara dinginnya musim panas ini?

Setidaknya, aku bisa menerimanya satu malam saja.

"Ba-baiklah."

....

Dia kan laki-laki.

Ini bukan drama komedi romantis kan?

....

"Silakan duduk dulu, maaf aku harus beres-beres rumahku berantakan." Kataku dengan canggung tidak menyambutnya. Aku hanya mempersilahkannya untuk duduk di shofa dan menyuguhkan sejumlah minuman, tapi niatku ini-

Dia memegang tanganku .... "Tetaplah di sini, aku tahu rumahmu berantakan. Aku hanya ingin bicara denganmu."

"Eh?" aku menoleh keheranan.

"Ya, ... Haruka."

Dia menyebut namaku.

Setelah itu wajahnya memerah dengan tatapan sedikit sedih, bibirnya seperti dipaksakan untuk tersenyum.

"Anu ..., kamu ...."

"Hm, aku mengenalmu."

"Bu-bukan itu maksudku, tapi lepaskan dulu tanganku." Aku tak berniat mengelakknya dengan ekspresinya yang seperti itu.

"O-oh, maaf." Seketika wajahnya yang merah itu menampakkan sikap canggung.

"...."

Kami saling memandang, dia cukup tampan untuk seukuran pria, dia selalu mengenakan baju bewarna putih, bahkan celananya.

"Kamu siapa?" Aku memberanikan diri untuk menanyakannya meski dari raut mukanya terlihat seperti dia tidak ingin menceritakannya.

"...."

Aku duduk di depannya, kami terdiam cukup lama.

Pria tampan di depanku ini menghela napas dengan wajah lelahnya.

"Mau minum?"

"Tidak, aku hanya ingin bicara denganmu." Dia mengatakan itu dengan serius.

"Eh?"

Tapi ..., dari tadi dia tidak bilang apa pun.

"Hmm ... aku mulai dari mana ya?" gumamnya. "Sebenarnya ... aku bukan berasal dari dunia ini." Dia hanya mengucapkan kalimat yang kupikir aneh. Bukannya dia juga manusia? Jangan-jangan waktu itu trik sulap atau sekarang asal-asalan omongannya saja. Apa dia chunnibyo!? Hmm ....

"Lalu dari mana asalmu?"

________

Apakah dia benar-benar berasal dari kayangan?

To be Continued