Chereads / Chibi Tenshi / Chapter 13 - Falling Angel

Chapter 13 - Falling Angel

Malam hari di musim panas yang hening, yang tersisa hanya suara jangkrik di dekat rumah.

Namun di keheningan malam itu, aku mendapatkan tamu spesial ....

"KAU!"

Melihatmu, membuatku tegang dan terdiam.

"Izinkan aku bermalam di sini." Katanya memohon dengan raut wajah kesedihan.

"Onegai (kumohon)." Tambahnya dengan penuh nada penekanan.

Apa aku harus mempersilahkannya masuk? Atau, aku membiarkannya di luar rumah dengan udara dinginnya musim panas ini?

Setidaknya, aku bisa menerimanya satu malam saja.

"Ba-baiklah."

....

Dia kan laki-laki.

Ini bukan drama komedi romantis kan?

....

"Silakan duduk dulu, maaf aku harus beres-beres rumahku berantakan." Kataku dengan canggung tidak menyambutnya. Aku hanya mempersilahkannya untuk duduk di shofa dan menyuguhkan sejumlah minuman, tapi niatku ini-

Dia memegang tangangku .... "Tetaplah di disini, aku tahu rumahmu berantakan. Aku hanya ingin bicara denganmu."

"Eh?" aku menoleh keheranan.

"Ya, ... Haruka."

Dia menyebut namaku.

Setelah itu wajahnya memerah dengan tatapan sedikit sedih, bibirnya seperti dipaksakan untuk tersenyum.

"Anu ..., kamu ...."

"Hm, aku mengenalmu."

"Bu-bukan itu maksudku, tapi lepaskan dulu tanganku." Aku tak berniat mengelakknya dengan ekspresinya yang seperti itu.

"O-oh, maaf." Seketika wajahnya yang merah itu menampakkan sikap canggung.

"...."

Kami saling memandang, dia cukup tampan untuk seukuran pria, dia selalu mengenakan baju bewarna putih, bahkan celananya.

"Kamu siapa?" Aku memberanikan diri untuk menanyakannya meski dari raut mukanya terlihat seperti dia tidak ingin menceritakannya.

"...."

Aku duduk di depannya, kami terdiam cukup lama.

Pria tampan di depanku ini menghela napas dengan wajah lelahnya.

"Mau minum?"

"Tidak, aku hanya ingin bicara denganmu." Dia mengatakan itu dengan serius.

"Eh?"

Tapi ..., dari tadi dia tidak bilang apa pun.

"Hmm ... aku mulai darimana ya?" gumamnya. "Sebenarnya ... aku bukan berasal dari dunia ini." Dia hanya mengucapkan kalimat yang kupikir aneh. Bukannya dia juga manusia? Jangan-jangan waktu itu trik sulap atau sekarang asal-asalan omongannya saja. Apa dia chunnibyo!? Hmm ....

"Lalu darimana asalmu?"

Jika benar, apa hanya aku seorang yang dapat melihatnya? Atau dia datang hanya untukku?

"Mikio," ucapku lirih sambil memandangnua, "Nee, kamu bilang aku dulu kekasihmu?"

"Hm, iya." Jawabnya singkat sambil membayangkan memori singkat di matanya.

....

Akhirnya pria tampan ini nampak tenang, dan ia mulai bercerita ..., "Dulu aku memiliki seorang kekasih bernama Mikio. Aku dan Mikio sudah saling mengenal sejak kecil, kami sering bermain di hutan. Tapi, ada suatu rintangan besar! Aku tidak boleh menikah, menjadi cinta terlarang karena sistem kasta."

"Kasta?"

"Ya. Mikio berasal dari bagian barat, itu tempat kasta rendah. Sedangkan aku berasal dari timur yang merupakan tempat dengan kasta tertinggi."

"Jadi hanya karena itu?"

"Tidak hanya itu. Itu yang pertama, yang kedua ketika Mikio bertugas di dunia nyata, ia memberikan kekuatannya kepada manusia. Tanpa disadari kekuatan yang Mikio berikan pada orang itu, digunakan untuk membunuh orang lain."

"OMG!!" Aku sangat terkejut.

"Kami para malaikat harus menyelamatkan umat manusia secara adil. Memberikan kekuatannya pada manuisa merupakan tindakan yang dilarang. Terutama kekuatannya itu disalahgunakan. Kemudian Mikio akan di eksekusi di tebing selatan. Lalu ...."

....

"Tu-tunggu dulu! Malaikat kau bilang?"

"Ya, Mikio di masa lalu sama sepertiku. Dia adalah seorang malaikat." Aku terbelalak karena terkejut. Aku sangat tidak percaya, namun kata-katanya terlihat meyakinkan.

....

"Aku adalah salah satu kandidat pemegang gelar Malaikat Agung di sana."

"Berarti kamu dari surga?"

"Ya, sebut saja kami adalah dewa kematian. Aku di usir dari surga karena menanggung hukuman Mikio. Jika dia di eksekusi, maka sang kuasa tidak akan menciptakan Mikio lagi di dunia ini alias tidak dapat di reinkarnasi. Aku sudah ratusan tahun mencintainya dan berharap kami bisa menikah, kini yang tersisa harus menunggu Mikio kembali menjadi malaikat lagi." Terangnya sembari meneteskan setitik air mata.

"Jadi aku ini Mikio di masa lalu?"

....

Aku tidak bisa membayangkan jika aku benar-benar kekasih orang ini di masa lalu, terutama aku adalah malaikat!? Betapa sucinya aku ...!

"Aku meminta keringanan hukuman Mikio pada Sang Kuasa, aku minta pada-Nya untuk tidak mengeksekusi Mikio. Aku bersedia untuk menanggung kesalahan Mikio."

....

"Akhirnya permohonanku selama bertahun-tahun ini di setujui. Sang Kuasa akan menghapus dosa Mikio dan mensucikannya. Tapi, sebagai gantinya Mikio akan dihidupkan kembali sebagai manusia. Dari penjara yang mengurung Mikio di ufuk timur itu, roh Mikio di tiup dan diganti dengan sejengkal tanah liat dari surga. Roh itu dihempaskan di dunia ini."

"Berarti, aku ini benar-benar Reinkarnasinya Mikio?"

"Ya, Haruka adalah Mikio. Aura kalian masih tersisa."

"Hmm ...," aku memalingkan pandangan seakan tidak yakin mendengarnya, "Kau tidak sedang berbohong kan?"

"Adakah orang yang bisa melihatku dalam wujud malaikat? Waktu itu, kau yang kutemukan keluar dari toko ..., kamu merasa dibuntuti oleh seseorang kan? Sedangkan tidak ada orang lain di sekitarmu."

"Hah! Benar juga!" gumamku.

"Ya, kemampuan mata ilahimu masih ada." Dia mengatakan dengan serius.

"Ja-jadi sayap itu asli?" Kukira dulunya ia sedang bercosplay.

"Tentu saja." Jawab pria tampan itu dengan optimis.

Pria tampan itu tiba-tiba berdiri kemudian memunculkan kedua sayapnya dari punggungnya. "Lihatlah!"

"Waaaaaah." Sayapnya seperti terbuat dari bulu putih yang dirangkai dan bersinar terang.

"Kau sudah jamin keasliannya bukan?" Dia melontarkan pertanyaan yang terbilang mustahil manusia akan percaya hal ini. Aku menyentuh dan mengelus sayap yang terbuat dari bulu indahnya itu.

Lembut dan hangat.

Aku keasyikan, sementara aku merasakan ia memelototiku sejak aku terbuai pada kecantikan tubuhnya ini, "Ma-maafkan aku."

"Ya, tidak apa-apa." Kami menjadi sangat canggung.

....

"Mulai sekarang panggil aku Hidan."

"O-oh. Baiklah."

Bagaimana aku mengatasi hal secanggung ini?

"Nee, apa kau datang ke sini hanya untuk menemuiku? Ka-karena kamu bilang ingin bermalam di sini." Aku masih terlihat canggung mengatakan ini, apa sih yang ingin aku katakan. Dia malaikat loh! Haruka baka! Aku malah berpikir macam-macam.

"Hoooo ... itu ... selain menanggung dosa yang diperbuat Mikio, aku harus menggantikan tugas-tugas Mikio. Statusku sebagai penyandang gelar Malaikat Agung juga di lepas, dan aku sekarang menjadi rakyat jelata di sana." Jelasnya dengan muka memelas, "Lalu aku di usir dari surga. Aku bisa kembali setelah tugasku selesai." Tambahnya dengan muka yang memelas dan sangat murung.

"Etto, aku turut kasihan dengan nasibmu." Tak tahu harus berkata apa lagi, aku hanya bisa memasang muka lesu dan sedatar papan.

"Da yo ne (Iya kan)." Dia menghela napas lesu.

"Nee, Hidan. Apa tugasmu sebagai dewa kematian itu sangat berat?"

"Hmm ... bisa dibilang berat. Kami membimbing manusia ke jalan yang benar dan bertempur melawan roh jahat." Hidan mengatakannya dengan penuh semangat.

"Oh."

"Kenapa, kau kagum?"

"Hm ... bagaimana ya ...."

"Oh, maklum sih. Saat ini kan kau seorang manusia ya."

"Ehehehe."

....

Tak kusangka seseorang yang kutemui adalah kekasihku di masa lalu, dia adalah sesosok malaikat terindah yang jatuh ke bumi.