Chereads / Lord Fool / Chapter 1 - Chapter 1: Bangsawan Bodoh

Lord Fool

PionAniky
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 11.7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Chapter 1: Bangsawan Bodoh

Didalam cermin terdapat sebuah wajah yang sangat aku kenali. Wajah yang mirip dalam sebuah novel yang aku baca baru-baru ini.

Summons of hero adalah novel tentang sebuah Kerajaan Rorfeld yang hampir hancur memanggil pahlawan untuk membantu melawan invansi Kekaisaran Andaledo.

Tujuan Kekaisaran melakukan invansi sangatlah klise. Dengan negara dan kekuatan militer besar, mereka menginginkan menyatukan seluruh negara dibawah kekuasaannya.

Menyerang negara-negara tetangga kearah barat daya hingga akhirnya menyerang Kerajaan Rorfeld.

Kerajaan Rorfeld merupakan negara besar kedua. Meskipun berada diposisi kedua, Kerajaan ini masihlah tak kuat menahan serangan Kekaisaran hingga hampir seluruh wilayahnya berhasil direbut oleh Kekaisaran.

Dengan kekuatan militer yang melemah serta sumber daya hampir Kerajaan Rorfeld melakukan sebuah ritual terlarang yang diwariskan oleh para leluhur yaitu pemanggilan pahlawan.

Dipimpin oleh pahlawan, Kerajaan Rorfeld melakukan balasan terhadap Kekaisaran. Itu adalah inti dari ceritanya, tetapi banyak hal terjadi pada pahlawan. Seperti pahlawan yang meningkat kekuatan, mencari item-item pusaka, membasmi para pengkhianat, dan masih banyak lagi.

Kebetulan wajah yang didalam cermin adalah salah satu dari penghianat.

Wajah yang tampan dengan postur tubuh atletis membuatnya populer dikalangan wanita. Meskipun begitu, aslinya orang ini memiliki otak kosong dan memiliki kepribadian buruk.

Bermain-main dengan wanita dirumah bordir dan mabuk setiap saat, sesekali membuat kerusuhan dimasyarakat hingga dirinya dianggap Bangsawan bodoh.

Saking bodohnya dia menolak lamaran sang Putri. Tak hanya itu, nasibnya juga sangat mengenaskan dimana keluarganya mengalami keruntuhan oleh dirinya karena pengkhianatan dan dibunuh oleh sang Putri kerajaan.

"Apa yang terjadi?"

Saat aku selesai membaca novel volume ke-lima summons of hero tiba-tiba berhadapan dengan cermin dan dihadapannya bukanlah wajah milikku.

Wajah ini milik si Bangsawan bodoh itu. Claus Grace Garrington, Orang bodoh dari keluarga Garrington.

"Hanya ada satu dugaan yang aku miliki, ini adalah reinkarnasi."

Hal tak masuk akal yang sering keluar dari novel-novel fantasi. Tapi bukankah seharusnya aku bertemu dengan Dewa? Biasanya, dalam novel fantasi reinkarnasi seorang protagonis bertemu dengan Dewa dan Dewa akan tertarik terhadapnya hingga memberikan keistimewaan berupa kekuatan overpower.

Sayangnya, aku tak bertemu dengan Dewa sama sekali. Mungkinkah karena settingan dari novel Summons of Hero tidak menunjukkan Dewa meski ada Agama? Bisa jadi, dalam novel Summons of Hero meskipun ada banyak Agama sang Penulis tidak mendeskripsikan keberadaan Dewa sehingga membuat keraguan akan keberadaan-Nya.

Jika memang ini adalah reinkarnasi berarti tubuhku sebelumnya telah mati. Jiwaku telah berpindah ke tubuh ini. Lalu bagaimana aku bisa ke tubuh ini? Melihat kearah meja, diatasnya terdapat sebuah botol kecil dengan sisa cairan.

"Botol apa ini?"

Mengambil botol itu dan menghirupnya. Tidak ada bau apapun didalamnya. Merasa curiga aku segera menutup botol itu.

Melihat sekeliling aku berada disebuah kamar luas dengan sebuah desain kamar tidur klasik Eropa. Melihat hal ini membuatku kagum, jika di duniaku sebelumnya sangat yakin bahwa hanya putri kerajaan yang dapat memilikinya ataupun orang-orang kaya.

Aku merasa iri terhadap Bangsawan bodoh ini. Bagaimana tidak iri, kamar semewah ini menandakan bahwa dirinya sangatlah kaya. Oh, benar aku lupa. Keluarga bangsawan bodoh ini berada dikelas atas dengan gelar Marquis. Pantas saja orang ini memiliki kamar mewah.

"Aku masih penasaran dengan botol ini. Apa sebenarnya ini?"

Menatap botol kecil di tanganku, aku memperhatikan cairan tak berwarna dan berbau didalamnya. Apakah ini racun? Aku tidak mengetahui lebih rinci tentang racun, tapi firasatku mengatakan bahwa ini racun.

Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah menguji cairan didalamnya. Aku tak mau mengambil risiko apapun. Jika terjadi sesuatu padaku, siapa yang akan bertanggung jawab?

Andaikan saja ada sesuatu untuk mengujinya.

Kurrr.. kur.. kurr

Dari arah balkon kamar terdengar kicauan burung didalam sangkar.

"Aku punya ide."

Berjalan kearah balkon sambil membawa botol kecil, didalam sangkar ada burung merpati putih.

Membuka pintu sangkar. aku mencoba mengambil merpati yang gaduh seolah menolak untuk dipegang.

Butuh beberapa saat untukku mengambil merpati dan sekarang merpati itu tenang karena kaki dan sayapnya aku ikat.

Membuka tutup botol kecil itu. aku menuangkannya kearah paruh merpati yang terbuka dengan sangat hati-hati tanpa mengenai jari dan kulitku.

Setelah selesai menuangkan semua sisa cairan dalam botol kecil itu. Tubuh merpati mengalami kejang-kejang dan dari mulutnya mengeluarkan sebuah cairan hingga kemudian tubuhnya tak bergerak lagi.

Melepaskan ikatan pada tubuhnya, aku menyentuh tubuh merpati dan merpati itu benar-benar tak bergerak.

"Sudah kuduga ini adalah racun."

Menatap botol kecil itu. Aku merasakan hawa dingin menyambar diriku. Untung saja, aku tak mengambil risiko berbahaya yang dapat mengancam hidupku.

Tapi mengapa racun ini berada di meja dengan hanya menyisakan sisa cairan racun?

"Aku mengerti sekarang."

Bangsawan bodoh ini melakukan bunuh diri menggunakan racun, aku memiliki dua dugaan dirinya tak menelan semua cairan racun ini. Pertama, masih ada rasa takut dalam dirinya melakukan bunuh diri. Kedua, dirinya keburu mati hingga tak menelan semuanya.

Pertama. Adanya rasa takut, orang akan mengalami kecemasan berlebih hingga muncullah kegugupan pada diri. Didorong oleh sesuatu untuk melakukan tindakan, jika masih ada kegugupan tindakan tersebut tidak akan berjalan maksimal.

Kedua, racun dalam botol kecil itu sangat mematikan. Butuh beberapa detik merpati itu terbunuh setelah menelan semua sisa cairan botol.

Untuk sekarang aku akan memegang dugaan kedua yang cukup masuk akal, Bangsawan bodoh ini keburu mati sebelum menelan semuanya.

"Masih ada hal yang belum aku mengerti. Kenapa Bangsawan bodoh ini melakukan bunuh diri?"

Dalam novel Summons of Hero seharusnya Bangsawan bodoh ini tidak melakukan bunuh diri. Jelas ini jauh dari cerita novelnya dimana Bangsawan bodoh ini melakukan pengkhianatan terhadap kerajaan.

"Apa yang sebenarnya terjadi?"

Mengingat-ingat kembali seluruh alur cerita tidak ada plot bangsawan bodoh ini melakukan bunuh diri. Lalu, apakah ada alasan dirinya melakukan bunuh diri? Sangat disayangkan bahwa bangsawan bodoh ini tidak terlalu difokuskan oleh Penulis.

Ketika penolakan sang Putri juga, penulis tidak memberitahukan alasannya entah kenapa.

Memikirkan apa yang kemungkinan terjadi. Kepalaku merasakan pusing sebab tak ada satupun alasan ataupun tindakan melakukan bunuh diri.

"Ini benar-benar melenceng dari jalan cerita."

Lagipula sejak awal aku berada ditubuh ini akan melakukan perubahan plot, siapa juga yang mau bernasib mengenaskan? Tetapi, apa yang harus aku lakukan?

Sebelum itu, aku harus mengetahui situasi saat ini.

Benar. Saat aku melihat cermin, wajah bangsawan bodoh ini masihlah tampak muda sekitaran umur 16 tahun. Sedangkan, plot Summons of Hero dimulai ketika pahlawan berumur 18 tahun tetapi 2 tahun sebelumnya Kekaisaran telah melakukan invansi.

"Tidak ada waktu lagi, aku harus segera bersiap."

Pertama-tama, jika tidak salah Kekaisaran saat ini sedang melakukan invansi terhadap Kerajaan tetangganya yaitu Kerajaan Almere.

Dalam dua tahun lagi mereka akan menyerang wilayah keluargaku yang menjaga perbatasan di timur laut. Juga pada usia ini sang Putri akan datang ke rumah ini bersama sang Raja untuk pelamaran.

Baiklah, aku akan menjalani hidup si bangsawan bodoh ini dan mengubah seluruh plot demi nasib hidupku.