Chereads / Lord Fool / Chapter 4 - Chapter 4 : Jiwa

Chapter 4 - Chapter 4 : Jiwa

Sosok tubuh transparan melayang di hadapanku di ruangan kosong ini, sosok itu merupakan Claus Grace Garrington pemilik tubuh asli yang aku singgahi saat ini. Rambut hitam acak seperti ayahnya, juga mata biru safir dari ibunya. Dia menatap heran ke arahku.

"Aku tak menyangka bahwa tubuhku disinggahi seseorang didalamnya setelah kematian diriku." katanya.

Aku juga tak menyangka hal ini. Reinkarnasi? Aku tak mempercayai hal itu tetapi sekarang aku mempercayai bahwa itu ada.

"Jadi, saat ini kau adalah sesosok jiwa setelah kematian dirimu?"

Dia telah mengakui bahwa dirinya mati, dari prespektifku dia sekarang ini merupakan sesosok jiwa yang telah meninggalkan tubuhnya.

"Benar, lalu siapa kau?"

Dia bertanya kepadaku.

"Aku? Aku adalah orang biasa yang menghabiskan waktu untuk membaca novel fantasi."

Sebelum kejadian reinkarnasi ini, aku adalah penyuka novel fantasi. Sudah banyak novel fantasi yang telah aku baca. Dari kisah populer hingga yang tak populer, sepertinya halnya kisah pemanggilan pahlawan.

"Novel fantasi? Dari sekian banyak novel yang aku baca tak pernah menemukan novel fantasi."

Oh, perkembangan imajinasi di dunia ini tampaknya belum terlalu jauh.

"Itu merupakan cerita khayalan."

Dia terdiam, memikirkan apa yang aku katakan.

"Aku tak mengerti. Tapi apakah menceritakan bahwa sihir itu tidak ada bisa disebut fantasi?"

Sihir itu memang tidak ada. Yah, jika itu pikiranku masihlah pada duniaku sebelumnya. Di dunia ini sihir itu ada menyebutnya tidak ada akan sangat aneh.

"Seperti itulah, novel fantasi tidak terikat dengan kenyataan. Kau bebas berimajinasi sesuai apa yang kau inginkan."

"Begitu."

Aku tak tahu banyak tentang arti dari cerita fantasi, saat masih sekolah guruku menerangkan bahwa cerita fantasi merupakan cerita karangan hasil imajinasi tanpa berdasarkan sejarah dan fakta.

"Lalu, kenapa kita bertemu?"

Aku bertanya padanya.

"Entahlah, aku tidak tahu. Ketika aku sadar, tiba-tiba bertemu denganmu."

Bukankah ini aneh? Seharusnya orang mati tidak memiliki kesadaran sama sekali. Lalu apa yang terjadi padanya sehingga masih memiliki kesadaran? Ini membuatku ragu bahwa dia telah mati.

"Apa kau percaya keberadaan Dewa?"

Oh, apakah ini ada kaitannya dengan Dewa? Tapi maaf saja dalam novel Summons of Hero keberadaan Dewa itu diragukan. Meskipun akan ada perubahan cerita, aku tidak percaya akan keberadaan-Nya.

Aku menggelengkan kepala,"Tidak."

"Aku dulu sangat percaya bahwa loop posts keberadaan Dewa itu ada. Akan tetapi, setelah kematianku ternyata Dewa itu tidak ada."

Ini sama dengan plot Summons of Hero, tidak ada perubahan sama sekali. Tentu saja, karena diragukan pastinya Dia tidak ada.

"Masalah ini sepertinya ada sesuatu yang belum aku selesaikan pada kehidupanku dulu." lanjutnya.

Apakah ini penyesalan setelah kematian? Ada sebuah cerita mengatakan jika seseorang mati dengan penuh penyesalan maka jiwa orang itu tidak akan tenang di alam baka. Ini bisa dijadikan alasan kenapa kita bertemu, yah meskipun aku tak mempercayai itu.

Jujur saja saat ini aku merasakan seperti mimpi meski terlihat sangat nyata.

"Apa masalahmu?"

Tanpa bertanya apa masalahnya aku tidak akan dapat tahu bagaimana memberikan solusi padanya.

"Sebagai keluarga yang menjunjung tinggi darah bangsawan, aku telah melanggarnya dan jatuhnya pada seorang gadis rakyat jelata."

Wajahnya sedih tetapi tidak ada penyesalan didalamnya. Dia melanjutkan perkataannya,"Gadis itu hamil, mengandung anakku."

Aku terkejut, benar-benar terkejut. Aku tidak tahu bahwa dia jatuh cinta pada rakyat jelata. Dalam novel Summons of Hero latar belakang Claus Grace Garrington tidak diceritakan sama sekali, bahkan kehidupannya tidak diceritakan.

Apakah karena inilah dia menolak lamaran sang Putri? Bisa jadi. Seseorang yang benar-benar jatuh cinta tidak akan membagi cintanya. Ini adalah sebuah opini milikku.

Tetapi, sebagai seorang ningrat perasaan cinta seharusnya tidak dimiliki. Bagaimanapun tujuannya hanyalah politik, jangan berharap bahwa seorang ningrat dapat memiliki perasaan cinta. Itu mustahil. Namun, tidak semuanya mustahil itupun ketika dalam pernikahan politik keduanya saling mencintai.

Sebagai seorang bangsawan yang menjunjung tinggi darah bangsawan dia telah menodainya dengan jatuh cinta dan menghamili gadis rakyat jelata.

"Apa keluargamu mengetahui hal ini?"

Jika tidak, maka ini akan baik-baik saja selama mereka tidak mengetahuinya.

"Untungnya,mereka tidak mengetahuinya."

"Bagus, jika begitu hanya ada satu cara untuk membersihkannya. aku akan membunuhnya untukmu."

Tiba-tiba aku mengalami sakit yang begitu parah. Dia, tangan miliknya menembus tubuhku. Pergerakan tangannya tak dapat aku lihat, dia sangat cepat.

"Apa kau tidak mengerti kalau aku mencintainya?"

Dia berbicara begitu dingin, membuat punggungku bergetar. Jika aku tidak menjawabnya kemungkinan saja aku akan mati.

"A-aku mengerti."

Dia melepaskan tangannya dari tubuhku.

Menghela napas lega, aku meraba-raba tubuhku. Tidak ada luka sama sekali, itu tampak seperti biasanya.

Apa yang terjadi? Aku bertanya-tanya pada diriku sendiri.

"Tenang saja, disini kau tidak akan terluka."

Apa kau bercanda? Aku merasakan sakit. Bagaimana mungkin tidak mengalami luka?

"Nah, jika kau mengerti. Maka kau harus menjaga gadis itu, juga kau harus mencintainya."

"Hah?! Mana mungkin aku akan mencintainya!"

Ini diibaratkan kau dipaksa harus mencintai seseorang. Kau tidak mungkin akan mencintainya. Aku sangat yakin itu, dalam cinta tidak ada namanya pemaksaan, malahan itu akan membuatnya menderita.

Kau benar-benar sangat bodoh! Sialan!

Sekali lagi aku merasakan sakit dan posisiku terbalik, dimana dia menginjak wajahku.

Aku melawan tetapi kekuatan miliknya begitu kuat hingga sangat sia-sia aku melawannya.

Mendekatkan wajahnya ke wajahku, tatapannya sangat dingin.

"Aku tak peduli, bagaimanapun kau harus mencintainya."

Keringat dingin menetes di kepalaku.

Jujur saja, aku sangat takut dengan tatapannya itu.

"B-baik."

Spontan aku menyetujui keegoisan dirinya.

"Bagus."

Dia tersenyum dan melepaskan kakinya dari wajahku.

"Segeralah temui dia. Tetapi jangan sampai keluargaku mengetahuinya."

Ketika aku berdiri, Dia tiba-tiba menyuruhku untuk segera menemui gadis yang dicintainya itu.

"Bagaimana aku menemuinya?"

Saat ini aku terjebak disini, Tidak tahu cara keluar dari ruangan putih ini.

"Kau tidak menyadarinya? Lihatlah tubuhmu."

Sesuai perkataannya aku segera melihat tubuhku. Bagian bawah tubuhku telah menghilang dan perlahan naik kebagian atas.

"Aku peringatkan. Jika kau tidak menjaga gadis itu dan mencintainya, jangan harap bahwa kehidupanmu akan damai."

Aku bergidik dengan peringatannya itu. Dia benar-benar mengancamku.

"Tentu saja."

Dia mengangguk ketika aku menyetujuinya.

"Kalau begitu, selamat tinggal."

"Tunggu! Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu."

Saat dia akan pergi, aku menghentikannya.

"Apa itu?"

Dia bertanya.

"Siapa nama gadis itu?"

Dari tadi dia mengatakan gadis itu tetapi aku tidak tahu siapa namanya, bagaimana mungkin aku bisa menemuinya jika tidak tahu namanya.

"Malia."

"Baik."

Aku harus mengingat nama itu. Gadis yang dicintai orang bodoh ini.

"Selamat tinggal."

Dengan ucapannya itu pandanganku berubah dan berada dikamar dimana aku bereinkarnasi.