Simbah terpincang-pincang berjalan menuju rumah Ayah. Ia tak bisa lagi menunda kegelisahan dalam benaknya lebih lama lagi. Perkataan dukun kuring waktu itu terngiang-ngian di kepalanya. Dukun Kuring yang berjiwa licik itu ternyata akan tetap licik kepada menantu dari temannya sendiri.
Dukun kuring menginginkan kemampuan baru. Sementara yang berkorban bukanlah dirinya sendiri melainkan adalah kliennya, yaitu ayah. Sementara ayah tidak tahu tentang fakta itu.
"Hahaha…" Tawa menggelegar Dukun Kuring terngiang pada kepala Simbah di sepanjang perjalanan menuju rumah anaknya,Duminah. Simbah bertanya apa yang dukun kuring korbankan. Namun dukun kuring menggeleng. Ia mengatakan sama sekali tak mengorbankan apa pun kecuali tenaganya untuk ritual kelak. Jadi simbah bertanya kembali siapa yang akan berkorban.