Ah. Lola ingin mati saja tadi itu. Sarapan yang menegangkan, mencekam dan bikin deg-deg an.
Apa ada orang yang sarapan seperti tadi itu? Kenapa suasananya tidak hangat. Yang ada bikin trauma ingin sarapan bareng.
"Kenapa kau menghela napas? Menyesal karena telah ikut sarapan tadi?" sindir Beno pedas.
Duh kenapa Beno harus bicara seperti itu sih.
Memang waktu mereka sarapan tadi itu adalah momen yang tak ingin Lola ulangi lagi.
Ayahnya yang begitu kaku dan terus mengintimidasi Lola. Willy yang masih menatap penuh permusuhan pada Beno.
Sangat tidak nyaman.
"Kenapa aku harus menyesalinya?" kata Lola balas bertanya.
Benar walaupun dia memang tak menyukai sarapan tadi. Tapi juga tak menyesalinya.
Untuk apa, yang penting dia bisa melihat bagaimana wajah ibunya Beno yang tersenyum ceria.
Itu lebih membuatnya bahagia.
"Terserah kau sajalah" ujar Beno malas.