Rey menggedor pintu apartemen Kei dengan sedikit kuat dan tak sabaran.
"Rey, kau bisa membangunkan tetangga jika begitu" tegur Rara heran melihat Rey yang tak sabaran Sang Empunya rumah membukakan pintu.
"Biar saja" balas Rey cuek
Karena tak kunjung ada jawaban, Rey menggedor lagi dengan lebih kuat kali ini.
Ceklek. Kei muncul dengan wajah menahan amarah.
"Kau tau tidak arti sabar?" tanya Kei dengan jengkelnya.
"Tidak" balas Rey telak lalu mendorong Kei dengan tangannya yang bebas lalu menarik Rara masuk. Sedangkan Rara hanya tersenyum canggung karena tak enak hati, Rey sudah berbuat semaunya.
Kei membalas senyuman Rara dengan senyuman terpaksa sambil mengangkat bahunya. 'Sudah biasa' kira-kira begitulah yang ditangkap Rara.
Kei menutup kembali pintu apartemennya dan mengikuti Rey dan juga Rara ke ruang tamu. Tadi itu Kei selesai membersihkan darah Zoya yang menetes di lantai apartemennya. Oleh karena itu dia lama membukakan pintu saat Rey datang. Justru Rey pula tak sabaran.