Kei langsung pulang ke apartemen begitu tau Alice pergi dengan atasannya itu. Seketika darah Kei mendidih marah.
Bisa-bisanya Alice benar-benar pergi dengan atasannya itu. Kei meninju keras-keras bantal guling itu. Ya, tangannya tetap tidak sakit walaupun meninju bantal guling itu dengan sekuat tenaganya.
Kei mengerang keras. Lihat saja Alice ketika dirinya pulang nanti.
"Sialan" umpatnya keras-keras.
Wajahnya merah karena marah darahnya berdesir hebat, pembuluh darahnya seakan-akan ingin pecah karena tak sanggup lagi menahan gejolak amarah dalam dirinya.
Kei tau, atasannya itu yang Kei juga kenal, pasti dirinya menyukai Alice.
Itu terlihat sangat jelas dari saat dirinya memandang Alice.
Tatapan kagum dan suka terpancar jelas dari matanya. Tapi sayang saja, Alice tak bisa melihat hal itu.
Alice malah dengan bodohnya menerima ajakan atasannya itu, bahkan dengan polos meminta Kei juga ikut bersama.
"Sialan. Sialan. Sialan" pekik Kei di kamarnya.
