Lola menghela napas dan menghempaskan tubuhnya di atas ranjang.
Malam ini dirinya akan tidur sendiri. Tak ada siapapun lagi di rumah ini kecuali dirinya.
Sejujurnya Lola masih merasakan trauma karena apa yang terjadi pada ibunya. Itulah sebabnya Lola tak ingin tidur sendiri, tapi dirinya tak ada pilihan lain.
Pikiran Lola kembali melayang saat dirinya tadi menyuntikkan api pada hubungannya dengan Beno.
Sesuatu yang Lola tak harusnya membahasnya. Dan akhirnya mengenai titik tempat paling rawan di diri Beno.
Lola hanya ingin Beno kembali menerima keluarganya.
Terutama ibunya. Memang bukan ibu kandung tapi tetap saja itu adalah ibu yang membesarkannya dan merawatnya sedari bayi, dan dia sama sekali tak pernah membandingkan Beno dengan Willy. Baginya Beno tetaplah anaknya.
Lola kembali menghela napasnya. Rasanya tadi Lola sudah sangat keterlaluan bicara seperti itu pada Beno.
Lola mengambil ponselnya, dirinya ingin sekali berbicara pada Rara saat ini.