Lola tersentak bangun, terkejut mendapati dirinya tertidur di apartemen Beno.
'Mengapa Beno tidak membangunkan ku ya?' batinnya bertanya.
Lola melihat ke samping sofa, nampak Beno tertidur. Kakinya yang diselonjorkan, kepalanya yang disandarkan di sofa dengan menengadah. Tangan kirinya yang diletakkan di atas matanya dan tangan kanannya yang dipasang gips tetap setia berada di depan dadanya.
'Pasti lehernya akan sakit saat dia bangun nanti' ujar Lola pelan.
Dengan perlahan Lola bangun, lalu menyeret tubuhnya.
Mengambil ponsel di tasnya, dan melihat jam.
Pukul 6 pagi. Dirinya harus pulang saat ini, karena harus bersiap-siap kerja.
"Kau sudah bangun"
Suara Beno mengangetkan Lola, sontak ponsel yang berada di genggamannya jatuh ke lantai.
Buru-buru Lola mengambil ponsel itu dan melihat apakah ada lecet atau tidak.
"Syukurlah" katanya saat tak ada kerusakan pada ponselnya.
Lalu memutar kepalanya, melihat Beno.