"Anggap saja itu sebagai bukti cinta ku"
Kalimat Beno itu meruntuhkan dinding pertahanannya.
Lola tak dapat lagi menahan gejolak perasaan cintanya. Perasaan yang setiap hari terus bertambah besar, dan kian dalam.
Lola masih menangis, antara terharu dan senang. Mungkin Lola menangis untuk kedua hal tersebut.
Beno masih menatapnya, lembut dan penuh perhatian. Tatapan matanya yang juga menunjukkan kepada dirinya bahwa Ia akan melindungi Lola dengan seluruh jiwa dan raganya.
Tangan Lola masih berada dalam genggaman hangat tangan Beno, sekali-kali Beno mengusap lembut punggung tangan Lola. Memberikan kenyamanan pada wanita itu.
Beno kemudian melepaskan genggamannya dan mengarahkan jari telunjuk ke dagu Lola, mengangkat wajahnya.
Agar Beno bisa melihat wanita di depannya ini. Yang Beno tak ingin kehilangan dirinya. Yang dicintainya dengan segenap perasaannya. Yang di dalam dirinya Beno temukan tempat untuk pulang dan beristirahat.
