Pelan-pelan terbawa suasana dalam keromantisan. Tatapan Zain itu membuat Sayyida meneteskan air mata.
Zain segera meletakkan Juz Amma nya. Menaikkan wajah istrinya.
"Kenapa kamu kembali menangis? Apa aku menyakitimu?" tanya Zain juga dengan suara terpecah. Sayyida menggelengkan kepalanya pelan lalu memeluk Zain.
"Subhanallah ... Aku merasa sangat nyaman. Sanking nyamannya aku bahagia berada disampingmu. Terima kasih kamu sudah bersedia dan berada disisiku. Tidak bisa lagi Aku mengatakan hal lain kecuali. Aku juga mencintaimu sepenuh hati. Aku kira aku tidak akan hidup lagi. Aku kira aku akan pergi dengan cepat. Aku tidak apa-apa. Nanti jika berat badanku bertambah dan kamu mencintai gadis lain aku tidak apa-apa."
Mendengar ucapan istrinya Zain menaikkan dagu Sayyida.
"Maksudmu apa? Sekarang ini hanya kamu duniaku. Sekarang ini yang terpenting adalah kamu."