Dalam kecemasan dan kepanikan. Rafi mengecek satu-persatu karyawan. Dira terus menggosok kan telapak tangannya. Dia merasakan nafas yang sangat sesak secara tiba-tiba dan sangat cepat.
"Heh ... Heh ... Ehheh ...." Rafi segera memastikan keadaan Dira. Dia pun juga merasakan sesak.
"Lebih baik kita keluar. Sampai menunggu huh ... Huh ... Ehheh ... Kedatangan. Polisi dan mas Andra." kata Rafi tersengal-sengal. Melihat Dira yang sudah sulit bernafas. "Maafkan aku ini darurat." Rafi segera membopong Dira.
"Heh ... Heh ... Eh. T_olong ja_angan buat a_ku ... Heh ... kembali jatuh c_inta kepadamu. Karena mencintai_mu, menyakitkan," kata Dira. Rafi menatapnya namun dia tidak perduli. Dia terus melangkah cepat segera membebaskan diri dari ruangan itu. Rafi juga sulit bernafas. Namun dia bersikeras untuk menyelamatkan Dira.
Rafi sangat lega ketika dia sudah melihat pintu. Namun sangat sial, dia merasa pintu itu dikunci ketika dia menendangnya tidak terbuka.